Wednesday, March 21, 2012

Sinopsis: Take Care of Us, Captain episode 1



Han Da jin siswa sekolah penerbangan terbaik mengakhiri masa pendidikannya dengan melakukan tebang solo dengan pesawat cessna ‘RedBaron’ dan mendapatkan ucapan selamat dari rekan-rekannya yang semuanya adalah bule.


Kin Yoon Seong, co-pilot muda, tampan dan berbakat. Dengan percaya diri ia akan melakukan penerbangan mendampingi kapten Han Gyoo pil, Kapten Han sempat memasangkan tanda pangkatnya yang berarti ia telah naik satu tingkat.


Kim Yoon Seong, kata Kapten Han, tiga strip kuning. Kau tahu apa artinya?
Aku telah memenuhi syarat, jawab Kim Yoon Seong sambil tersenyum bahagia. Hubungan mereka nampak sangat dekat antara guru dan murid. Kapten Han tertawa senang sambil menepuk pundak murid kesayangannya itu. Tiga strip kuning berarti sebuah tanggung jawab besar di pundak Yoon Seong.



Choi Ji won, seorang pramugari yang akan melakukan penerbangan pertamanya. Ia adalah kekasih Kim Yoon Seo, selain merasa bahagia karena ini penerbangan pertamanya, ia juga merasa bahagia akan terbang mendampingi kekasihnya ( sayangnya Ji won terlalu atraktif dan sedikit genit ).


Satu persatu penumpang memasuki kabin pesawat, diantaranya adalah Ny.Han yang tengah mengandung dan seorang aktor Jung Gyu woon. Ny. Han hendak mengunjungi wisuda putrinya, Han Da Jin, yang baru saja lulus sekolah penerbangan di San Fransisco, Amerika Serikat.

Kapten Han dengan penuh percaya diri mempercayakan Yoon Seong memimpin penerbangan hari ini.Yoon Seong hampir tidak percaya tetapi Kapten Han memastikan Yoon Seong pasti bisa karena ia adalah murid terbaiknya. 

I have, jawab Yoon Seong dengan bahagia. Ini akan menjadi penerbangan pertamanya.
Di dalam kabin pesawat setelah pesawat lepas landas. Tiba-tiba Ny.Han merasa ingin ke toilet. Ia meminta bantuan Choi Ji won untuk membantunya karena ia merasa sangat lemah. Ji won memenuhi permintaan Ny.Han dengan senang hati. Tiba-tiba aktor tampan itu, Jung Gyu woon memanggilnya. Spontan Ji won meninggalkan Ny.Han dan mendekati sang aktor yag meminta selimut padanya. Terpesona denga ketampanan sang aktor, Ji won justru melupakan Ny.Han yang berjalan tertatih-tatih menuju toilet.

Di dalam ruang pilot, kapten Han meningglkan Yoon Seong untuk ke toilet. Yoon Seong merasa sangat bahagia dengan penerbangannya, ia menikmati perannya sebagai pengganti kapten Han. Tetapi ia menjadi lengah dan gegabah. Tanpa sadar saat hendak mengambil sesuatu lengannya mendorong autopilot sehingga pesawat turun dengan tiba-tiba dan mengalami turbulensi yang luar biasa. Beberapa pramugari sampai terjatuh dan barang-barang terhempas dari bagasi. Termasuk Ny. Han yang tengah berada di dalam toilet, tubuhnya terhempas kemana-mana dan perutnya terbentur sandaran kloset. Akhirnya Ny. Han jatuh terduduk kesakitan sambil memegangi perutnya. 

Akhirnya pesawat dapat dikendalikan dengan bantuan Kapten Han. Yoon Seong terlihat tapi ia berusaha mengendalikan diri. Tidak apa-apa, kata kapten Han menenangkan. Tak akan terjadi apa-apa. Lalu kapten Han menanyakan kondisi penumpang. Pramugari menjawab semua baik-baik saja. Kkim Yoon Seong nampak sedikit lega.

Tiba-tiba Choi Ji won teringat sesuatu, ia berjalan menuju toilet dan mengetuk pintunya. Tak ada jawaban dan ia membuka pintu toilet, tubuh Ny. Han telah roboh karena terhempas kesana-sini. Ji won ketakutan dan memapah Ny.Han ke kursinya.

Apakah Nyonya baik-baik saja? Tanya Ji won dengan cemas. Ny Han menjawab ia baik-baik saja dan meminta selimut pada Ji won. Ji won kembali dengan sebuah selimut dan melihat wajah Ny Han pucat dan berkeringat. Ia juga melihat bercak darah di rok Ny Han tetapi ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa panik dan setelah memasangkan selimut ia meninggalkan Ny Han. Ji won sangat ketakutan dan ia kembali untuk memastikan kondisi Ny Han. 

Ternyata Ny Han sudah tidak sadarkan diri karena ia mengalami pendarahan hebat. Ji won berteriak memanggil seniornya. Keadaan di kabin menjadi panik saat mengetahui keadaan Ny Han. Para kru berusaha memberikan pertolongan dan berusaha mencari dokter maupun paramedis. Namun tak satupun penumpang yang berprofesi sebagai dokter atau paramedis. Akhirnya menejer kru kabin memutuskan untuk menangani persalinan Ny Han sebab kalau tidak akan membahayakan nyawa ibu dan bayinya.

Kapten Han mendapat laporan dari kru kabin tentang kondisi penumpang, mereka memutuskan mendarat darurat tetapi keadaan tidak memungkinkan. Yoon Seong yang merasa bersalah berusaha memberikan alternatif lain untuk pendaratan namun Kapten Han menolak karena kondisinya terlalu berbahaya. Ada 300 nyawa yang menjadi tangung jawab kita, kata kapten Han. Yoon Seong berusaha keras membujuk Kapten Han. Bagaimana dengan keluarganya? Tanya Yoon Seong, penumpang itu memiliki keluarga yang menunggunya.

Ke-300 penumpang yang lain juga memiliki keluarga yag juga tengah menunggunya, jawab Kapten Han dengan tenang. Betapa terkejut Yoon Seong saat Kapten Han mengatakan: Penumpang itu adalah istriku, meskipun ia istriku aku tidak bisa membiarkan 300 penumpang yang lain dalam bahaya. Yoon Seong menatap Kapten Han lemas.

Di dalam kabin, kru kabin berusaha keras membantu proses persalinan Ny Han yang semakin kepayahan akibat pendarahan hebat. Ji won memegang selimut yang besimbah darah dengan gemetar. Seniornya memintanya untuk mengambil gunting dan peralatan yang lain. Ji won menurut dan dengan panik ia mengambil beberapa perlatan. Karena panik ia terjatuh dan semua alat jatuh berhamburan di lantai kabin. Dengan tergesa-gesa ia mengumpulkan semua peralatan itu ke tempatnya. 

Bayi Ny Han berhasil dikeluarkan dengan selamat, pramugari senior meminta gunting untuk memotong plasenta bayi. Kau sudah mensterilkan gunting ini bukan? Tanya seniornya. Choi Ji won terkejut dan tidak berani menjawab apa-apa. Seniornya menerima gunting dari Ji won dan memotong plasentanya. Selesai, katanya dengan lega. Namun detik berikutnya ia terkejut karena pendarahan Ny Han tidak berhenti. 

Han Da Jin menerima penghargaan sebagai siswa terbaik. Mereka merayakannya dengan menceburkan tubuh Han Da Jin ke dalam kolam. Gadis itu tertawa bahagia. Di tengah kebahagiaannya tiba-tiba ponselnya berdering, telepon dari ayahnya.

Ayah, mengapa kau belum juga tiba disini? Tanyanya. Tiba-tiba wajahnya berubah. Ayah jangan bercanda, katanya...ayah jangan bercanda....ia menatap langit dengan tatapan kosong melihat balon berwarna-warni yang terbang semakin tinggi.

Han Da Jin berlari di koridor rumah sakit, melihat ayahnya duduk dengan kepala menunduk tak berdaya. Ibunya tak dapat diselamatkan. Han Da Jin roboh dan menangis sejadi-jadinya.
Kim Yoon Seong dan Choi Ji won merasa sangat bersalah telah menyebabkan kematian Ny Han. Terutama Yoon Seong yang sangat terpukul, ia merasa ini semua karena kecerobohannya yang membuat pesawat mengalami turbulensi.

Di hari pemakaman Ny Han, Han Da Jin meletakkan abu ibunya ke dalam persemayaman terakhirnya. Kim Yoon Seong hanya dapat menatap dari jauh sambil menangis penuh penyesalan. Choi Ji won juga datang, ia menangis namun Han Da Jin menyambutnya dengan tatapan penuh kemarahan. Ia mendekati Ji won dengan kemarahan yang luar biasa namun dicegah oleh ayahnya.

Yoon Seong melihat semua pemandangan itu dari jauh. Malamn itu ia mabuk-mabukan dan dalam kondisi mabuk berat mendatangi Kapten Han untuk meminta maaf. Ia berlutut di hadapan Kapten Han. Maafkan aku...maafkan aku...maafkan aku...katanya berulang-ulang. Ia menyalahkan diri sendiri dan menyalahkan keputusan Kapten Han yang menolak pendaratan darurat demi menyelamatkan istrinya.

Kapten Han memegang pundak Yoon Seong, seorang kapten dengan empat strip, kau tahu apa artinya? Tanggung Jawab. Kata Kapten Han pada Yoon Seong. Mengenakan tanda empat strip ini aku telah meyelamatkan nyawa 300 penumpang tetapi membunuh istriku sendiri. Itulah pekerjaan seorang kru kokpit, saat kau menjadi seorang kapten, kau akan mengerti.

Tetapi Yoon Seong begitu putus asa, ia tidak bisa mengerti apa yang dikatakan kapten Han. Bahkan ia memutuskan untuk berhenti, berhenti mendampingi kapten.

Meski nampak tegar di hadapan Yoon Seong tetapi Kapten Han sebenarnya sangat terpukul atas apa yang telah menimpa istri dan bayinya. Han Da Jin juga sangat terpukul karena kehilangan ibunya. Ayah, katanya. Beginikah seorang pilot? Keselamatan penumpang sangat penting, benarkah? Tanya Da Jin. Ibuku juga seorang penumpang, apakah ayah menganggap bahwa ibu hanyalah seorang penumpang? Kapten Han tidak mampu berkata apapun.

Bayi itu selamat, tetapi ia mengalami Neonatal Septicemia ( infeksi pada sistem peredaran darah ). Bakteri telah menginfeksi ke dalam pembuluh darahnya. Ini sangat serius bagi keadaan bayi tersebut.
Hari itu Kapten Han mengunjungi makam istrinya, Maafkan aku istriku, katanya. Bagiku kau adalah nomor satu, nomor dua, nomor tiga.....

Ia kembali dengan menyetir mobil. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, pesan dari Da Jin. Ia menepikan mobilnya hendak membalas pesan dari putrinya. Namun malang sebuah truk menabrak mobil yang dikendarai Kapten Han dan pria itu menemui ajalnya. Sekali lagi Han Da Jin kehilangan orang yang sangat dicintainya. Upacara pemakaman dilaksanakan dengan khidmat. Sesuai pesan ayahnya, Da Jin membawa abu ayahnya ke dalam pesawat terbang dan membawanya terbang. Di hari yang sama, Kim Yoon Seong meninggalkan Korea menuju Australia. Ia berhenti dari pekerjaannya dan meninggalkan Korea tanpa mengetahui apapun tentang kematian Kapten Han. Sementara itu di depan abu ayahnya, Han Da Jin berjanji bahwa dirinya akan menjadi seorang pilot seperti ayahnya.

Tujuh tahun kemudian

Han Da Jin berada di Australia. Ia berlari-lari mendatangi sebuah taman hiburan keluarga tetapi tempat itu sudah tutup. Ia memohon pada badut penunggu pintu untuk mengambil beberapa foto. Aku telah berjanji pada adik perempuanku kelak jika ia sudah sehat aku akan membawanya ke tempat ini, pinta Da Jin. Akhirnya mereka mengijinkan Da Jin. Setelah puas menikmati beberapa permainan dan mengambil gambarnya Da Jin berjalan keluar. Di sebuah loket penjualan tiket ia mendapatkan sebuah tiket yang bertuliskan ‘Climb Your Life ‘ dan sebuah bola yang bersinar. Da in berulangkali membaca kata-kata itu ‘ Climb Your Life ‘ dan ia tersenyum senang seperti mendapat sebuah pencerahan. Tiba-tiba bola yang dipegangnya jatuh menggelinding, Da Jin berusaha meraihnya tetapi ia justru terjatuh.


Seorang pria kebetulan melintas tak jauh dari bola itu dan mengambilnya. Da Jin meminta bolanya dan pria itu mengembalikan bola Da Jin tetapi sama sekali tidak menolong Da Jin yang terjatuh. Da Jin mengeluh: Mungkin ia bukan orang Korea, hiburnya pada diri sendiri. Tetapi ia adalah Kim Yoon Seong.
Pemandangan berpindah ke Opera House dan jembatannya yang terkenal itu. Terinspirasi dari kalimat yang tertulis pada tiket Da Jin pun mendaki jembatan itu dengan penuh semangat. Tak jauh dari situ Kim Yoon Seong juga tengah menikmati keindahan Australia dan mengambil beberapa gambar dengan kameranya. Tanpa sengaja ia mengambil gambar Da Jin yang berada di atas jembatan sambil berteriak-teriak menyemangati dirinya sendiri. Saat memandang foto Da Jin, Yoon Seong ingat gadis dalam foto itu adalah gadis yang ditemuinya semalam di taman hiburan.

Di kantor perusahaan penerbangan Wing’s Air, Han Da Jin siap melakukan penerbangan ke Korea. Para pramugari juga telah bersiap menunggu kapten mereka. Penerbangan hari ini dipimpin Kapten Kim Yoon Seong, kata salah seorang dari mereka. Kim Yoon Seong dari TY Airline? Tanya Da Jin. Kudengar ia bertarung dengan badai dan menyelamatkan 300 penumpang Australia.
Ia juga mendapatkan penghargaan dari pemerintah Australia, Kapten Han Da Jin beruntung bisa bertemu dengannya.


Da Jin begitu bersemangat, tiba-tiba pintu terbuka dan semua memberi salam. Kapten Kim Yoon Seong memasuki ruangan. Saat melihat pria yang disebut Kapten Kim Yoon Seong, Da Jin terkejut melihat siapa sosok Kim Yoon Seong. Ternyata dialah pria yang mengambilkan bolanya dan tidak membantunya berdiri. Yoon Seong memperkenalkan diri dan Da Jin memberi hormat.

Mereka melakukan briffing dengan para kru pesawat. Menejer melaporkan ada salah seorang penumpang yang harus menjalani operasi jantung. Yoon Seong meminta para kru untuk memperlakukannya dengan sebaik-baiknya. Di dalam kokpit Da Jin berusaha bersikap ramah pada Yoon Seong tetapi pria itu cuek saja. Ia sama sekali tidak peduli dengan sikap hangat yang ditunjukkan Da jin.

Da Jin berusaha fokus dengan pekerjaannya tetapi ia justru melakukan kesalahan dan mengakibatkan kepanikan di dalam kabin. Apa yang sudah kau lakukan? Tegur Yoon Seong keras. Akhirnya keadaan berhasil dikendalikan.
Keluar! Kata Yoon Seong tiba-tiba
Apa? Da Jin terkejut

Amatiran seperti dirimu tidak boleh terbang, keluar! Katanya menegaskan. Da Jin menolak mereka tidak boleh membuang waktu karena ada pasien yang tengah engejar waktu untuk melakukan operasi. Aku akan menanganinya sendiri, kata Yoon Seong.
Dari dalam kabin, kru pesawat melaporkan semua sudah siap dan mereka tidak boleh membuang waktu lagi demi pasien itu. Akhirnya Kapten menyerah dan tidak meneruskan niatnya mengusir Da Jin dari kokpit. Tetapi Da Jin ternyata seorang pilot yang luar biasa, ia lulusan terbaik di sekolahnya. Sesaat Yoon Seong terkejut melihat kepiawaiannya.



Hong Mi joo, wanita cantik dan anggun merupakan salah satu pimpinan di Wings Air. Ia bersama ayahnya, Tn Hong tengah berada di acara promosi perusahaan penerbangan mereka. CEO Wings Air memuji kecerdasan Hong Mi joo. Dalam acara tersebut juga diperkenalkan pilot baru Wings Air, Kim Yoon Seong yang sangat terkenal dan memiliki reputasi yang sangat baik. Tiba-tiba wajah Tn Hong berubah mendengar nama Kim Yoon Seong. 


Bandara Incheon, Menara pengawas

Kang Dong soo adalah ketua tim di tempat itu. Dengan jengkel ia menegur anak buahnya yang membawa segelas kopi ke dalam ruangan. Sudah kubilang jangan membawa kopi ke dalam ruangan ini! Katanya dengan marah. Ia khawatir jika kopi tumpah akan merusak peralatan disana.


Saat itu pesawat Wings Air 602 yang dipiloti Yoon Seong dan Da Jin hendak mendarat tetapi ada sedikit gangguan di landasan. Sebuah pesawat, WA 601 mengalami kerusakan sehingga tidak dapat meninggalkan landasan. Dong soo segera memberitahukan keadaan darurat itu pada kapten. Ia meminta pesawat menunda pendaratan. Da Jin dan Yoon Seon melaksanakan instruksi dari menara pengawas. Beberapa waktu kemudian pesawat yang mengalami kerusakan dapat ditangani. Dong soo menginstruksikan Wings Air 602 mendarat. Tetapi tak berapa lama kemudian ia mendapatkan informasi pesawat WA 601 kembali mengalami gangguan. Ia kembali menghubungi Wings 602 tetapi radio penghubung mati. Dong soo panik, ternyata kerusakan radio disebabkan tumpahan kopi. Ia sangat marah dan segera melakukan tindakan darurat dengan menggunakan lampu sorot untuk memberikan kode pembatalan pendaratan.

Da Jin marah karena merasa dipermainkan. Ia meminta kapten untuk melakukan pendaratan di tempat lain mengingat kondisi salah seorang penumpang mereka yang harus mengejar waktu untuk melakukan operasi jantung. Yoon Seong menolak dan terjadi perdebatan kecil diantara keduanya.
Akhirnya keadaan normal kembali dan Dong soo memberikan tanda pada pesawat untuk mendarat. Pesawat mendarat dengan sukses.

Da Jin yang maih berang mencari pengawas menara dan bertemu Dong soo. Tanpa basa-basi ia langsung mencengkeram baju Dong soo dan hendak memukulnya. Keduanya saling menyalahkan dan tidak mau disalahkan. Tanpa sadar mereka bertengkar didepan para penumpang dan Kapten melihat mereka.

Lepaskan Dia! Perintah Kapten. Da Jin baru sadar dirinya melakukan kecerobohan di tempat umum. Beberapa orang  bahkan sempat momfoto kejadian itu. Da Jin mendapat teguran keras dari menejer. Ia meminta maaf tetapi tetap tidak bisa menerima tindakan dari pengawas menara. Tiba-tiba Hong Mi joo datang dan membawa print out dari internet yang memuat insiden tersebut. Karena ini mengancam reputasi Wings Air akhirnya Da Jin meminta maaf.


Di depan Kim Yoon Seong, Mi joo berlagak manis dan menyambutnya dengan hangat. Tetapi Yoon Seong hanya membalas dengan sikap formal. Tetapi ia mencela sikap Da jin habis-habisan dan meminta untuk melakukan tes ulang bagi Han Da Jin yang dianggap amatiran. Da Jin tersinggung tetapi ia berusaha bersikap sopan dengan sekali lagi meminta maaf atas kelakuannya yang terlalu emosional.

Da Jin meninggalkan mereka, tiba-tiba ia berbalik dan berkata. Kapten...apakah anda tidak berfikir kalau anda terlalu berlebihan? Tanyanya berang. Ini semua kesalahan pegawai itu. Ia hampir membunuh kita semua.
Yoon Seong sangat marah dan mengatakan bahwa Da Jin adalah pilot terpayah yang pernah ia temui. Kau adalah yang terburuk dari yang terburuk, katanya. Ia juga secara detail menyebutkan semua kesalahan Da Jin selama terbang dengannya.

Da Jin sangat marah, ia hanya berusaha menyelamatkan pasien dan bertindak yang terbaik. Kapten menghinanya. Inikah hal terbaik yang dapat kaulakukan? Tanyanya sambil menarik seragam Da Jin dan melepas dengan kasar tanda pengkat di bahunya. Lepaskan seragammu! Perintah Yoon Seong. Da Jin yang sudah dipenuhi kemarahan hanya menatap Yoon Seong dengan marah.
Apakah aku salah? Tanyanya dengan menahan marah.

Yoon Seong tersenyum mengejek. Tiba-tiba ia menendang kaki Da Jin dengan keras. Gadis itu kesakitan lalu memandang tajam pada Yoon Seong seperti hendak menerkamnya.. ..
( ada yang unik dalam drama ini... selisis umur mereka lumayan jauh yaitu 41 tahun dengan 27 tahun... hahaah lucu kan ,, Ji Jin Hee itu pemeran raja Sukjong : Dong Yi)


No comments:

Post a Comment