Wednesday, March 21, 2012

Sinopsis Lie To Me Episode 3



 
Ah Jung tahu ia menggali kuburnya sendiri dengan menyapa Ki Joon dengan panggilan ‘Sayang’ yang di Korea merupakan panggilan untuk suami istri. Apalagi ternyata mereka berada di depan ruang reuni teman-teman Ki Joon, sehingga seluruh teman Ki Joon dapat melihat ‘kakak ipar’ mereka.


Jika tatapan bisa membunuh, Ah Jung mungkin terkapar saat itu juga. Tapi walaupun tak bisa membunuh, tatapan Ki Joon cukup membuat Ah Jung gemetar ketakutan. Ia mundur selangkah demi selangkah dan terbata-bata menjelaskan “Hal ini hanya salah paham ..salah paham..”


Dan yang menyelamatkannya adalah musuh besarnya, So Ran. Sakit perutnya kambuh lagi bahkan sakitnya semakin hebat melihat bagaimana suami Ah Jung yang asli. Dan ‘kesetiakawanan’ membuat Ah Jung harus ‘ikut menyelamatkannya’ dan membawanya ke rumah sakit.


Ia pun meninggalkan Ki Joon yang walaupun sangat marah tapi mencoba menutupi perasaannya di hadapan teman-temannya.


Keesokan harinya, Tante mencari Ki Joon di rumah maupun di kantor, tapi tak menemukannya karena Ki Joon bekerja di kamar hotel. Sekretaris Hoon mengirimkan pesan pada Ki Joon kalau Tantenya ingin bertemu dengan Ki Joon sekarang kalau tidak Ki Joon akan dipecat dari jabatannya.


Bukan ancaman yang baru, tapi juga tak bisa dianggap remeh. Karena jika Tante tahu kalau Ah Jung menipu dan mempermainkan Ki Joon, Hoon menduga Tante pasti akan menyewa pembunuh untuk menghabisi Ah Jung saat itu juga.


Ki Joon memperingatkan Sekretaris Hoon agar tak berimajinasi yang berlebihan. Ia menyuruh Hoon untuk memberitahu tantenya kalau ia akan menemui Tante besok.


Namun sepertinya imajinasi Sekretaris Hoon mempengaruhi Ki Joon, karena Ki Joon menemui Tantenya sedetik setelah Sekretaris Hoon memberitahu Tante kalau Ki Joon akan menemuinya besok.


Ki Joon memberitahu Tante kalau gosip pernikahan itu hanya guyonan dan Ah Jung pun juga merupakan korban. Ia akan meluruskan gosip itu. Tante mempercayai Ki Joon dan berpesan karena citra Ki Joon adalah citra hotel ini, maka Ki Joon harus menjaganya.

  “Gosip itu bukan kau yang menyebarkannya, kan? Karena aku memaksamu untuk pergi ke kencan matseon?”
Hehe.. Tante pasti terlalu banyak menonton drama Korea. Ki Joon pun berpesan kalau citra Tante sebagai presiden adalah citra perusahaan  maka hobi menonton drama Korea, entah itu baik atau buruk, jangan sampai orang lain tahu.


Dan Ki Joon pun meminta Sekretaris Hoon untuk membawanya ke kantor pengacara yang ditemui Sekretaris Hoon. Namun keinginan itu ia urungkan, karena tak sengaja bertemu dengan pengacara yang dimaksud, yaitu Chun Jae Bum.


Jae Bum yang langsung mengenali Ki Joon, menyapa Ki Joon dengan ramah dan mengatakan kalau ia adalah teman dekat Ah Jung. Bahkan mereka tinggal satu atap dulu.


Maksudnya satu asrama.


Jae Bum mengucapkan selamat pada pernikahan mereka. Namun saat mereka berpisah, Ki Joon mengkoreksi kalau ia bukan suami Ah Jung.


Jae Bum yang tak tahu apa kesalahannya mencoba menebak-nebak. Sampailah ia pada satu kesimpulan kalau  Ki Joon tak mengakui kalau ia suami Ah Jung, karena ia adalah suami Nyonya Ah Jung.


LOL. Pintarnya si Jae Bum..

Jika Jae Bum salah sangka, Ki Joon pun juga mengira keterlibatan Jae Bum memang direncanakan Ah Jung dari awal. Mereka memang berniat untuk menjebaknya. Maka Ki Joon pun berniat mengambil tindakan hukum. Sekretaris Hoon menyarankan untuk mengikutsertakan polisi dalam kasus ini.


Yang langsung menangkap Ah Jung di hadapan teman sekerjanya.


Untung itu hanya imajinasi Ah Jung saja yang melihat poster layanan masyarakat di kantor. Namun pandangan Ah Jung yang mendalam pada poster itu membuat temannya bertanya, apa Ah Jung sedang memikirkan sesuatu hal yang aneh-aneh dengan borgol?


Hi hi ..


Tak disangka ‘suaminya’ menelepon Ah Jung ke kantor, membuat semua teman kerjanya ingin tahu siapa sebenarnya suaminya. Tapi Ah Jung malah gemetar ketakutan menghadapi kemungkinan yang akan terjadi nanti.


Ah Jung setengah senang namun juga kecewa melihat Sang Hee yang datang. Ia menyuruh Sang Hee untuk menjelaskan pada teman-temannya. Sang Hee pun mengatakan kalau ia adalah adik Ah Jung.


Sang Hee bertanya apakah Ki Joon pria yang ingin dicampakkan Ah Jung? Berurusan seperti kemarin dengan Ki Joon seperti mematikan api kecil dan membakar api yang lebih besar.Ia menyuruh Ah Jung untuk meminta maaf saja pada Ki Joon, walaupun mungkin setelah itu Ki Joon akan membunuhnya.

“Karena ia adalah eksekutif terkenal di Korea,  ia mungkin tak akan sekejam itu.”

  “Jangan terlalu yakin.”
Heheh.. Ah Jung memarahinya. Apapun yang dilakukan Sang Hee, menghibur ataupun bergurau, jangan membuatnya malah semakin cemas.


Tiba-tiba Jae Bum muncul dan menyapa Ah Jung.  Jae Bum mengatakan kalau So Ran akan belajar ke luar negeri satu bulan lagi. Dan ia telah bertemu dengan suami Ah Jung di kantornya.


Perubahan Ah Jung yang mendadak jaim dan gugup, membuat Sang Hee terheran-heran akan sikap Ah Jung. Apalagi saat Ah Jung tak membantah tapi tak mengiyakan ajakan Jae Bum untuk kencan ganda dengan pasangan mereka.


Untung Ah Jung sempat kabur sebelum janji kencan bersama itu terselesaikan.


Mereka melanjutkan percakapan di taman depan asrama Ah Jung. Keheranan Sang Hee terjawab saat Ah Jung bercerita tentang pria yang ia sukai. Demi pria itu ia rela berpayah-payah mengikuti ujian PNS. Ia berjanji pada diri sendiri kalau ia akan mengatakan perasaannya pada saat ia diterima.


Namun pada hari itu, ia mendapati kenyataan kalau pria itu sudah bersama dengan orang lain. Sang Hee menebak Jae Bumlah pria itu, dan merasa iri, karena

“Kenapa tak ada wanita yang mau susah payah belajar untuk ujian masuk PNS untukku, ya?”
Hmmhhh..


Setelah itu mereka bermain di taman, dan Ah Jung yang akan pulang, tiba-tiba dicegat oleh gelandangan yang meminta uang untuk membeli kopi. Mereka berdua ketakutan dan segera berlari kencang. Saat sudah jauh, mereka tertawa dan Ah Jung menyalahkan Sang Hee yang tidak memberi uang saja daripada mereka harus berlarian seperti ini.


Sang Hee hanya menjawab kalau ia ketakutan dan ia tak punya uang kecil. Mereka pun berpisah di sana. 


Sepertinya pertemuan itu tak hanya menghibur Ah Jung, tapi juga menghibur Sang Hee, karena ia lupa kalau hari ini adalah hari spesial. 


Ia mendatangi sebuah rumah yang tampak sepi dan bertanya, “Apakah kau baik-baik saja, Oh Yoon Ju?”


Gadis itu, Oh Yoon Ju, ternyata sedang berada di Paris merayakan hari ulang tahun bersama teman-temannya sekaligus perpisahan karena ia sebentar lagi pulang ke Korea.


Ah Jung membuka-buka buku wisata luar negeri, dan hal ini tak luput dari perhatian teman kerjanya. Apakah Ah Jung akan keluar negeri? Tidak, Ah Jung hanya ingin melihat-lihat kemungkinan saja.


Kemungkinan untuk melarikan diri maksudnya.


Tapi bagaimana mungkin seorang yang jelas-jelas marah, tak melakukan apapun? Apakah seorang suami mungkin melakukan itu? Tanya Ah Jung pada temannya yang sudah menikah. Dan segera dijawab kalau hal itu mungkin kalau suaminya sedang sibuk.


Ahh… sibuk. Ah Jung menemukan jawaban dari kegelisahannya dan iapun menjadi lega.


Namun kelegaannya tak bertambah lama, karena Pak Menteri ingin mengajak makan siang Ah Jung sebagai ungkapan penyesalannya akibat Ah Jung disalahkan pada event kebudayaan yang terakhir. Dan makan siang itu bertempat di Hotel World.


Ah Jung tak dapat menyembunyikan ketakutannya. Ia menutupi mukanya, saat masuk ke lift, ia melihat Ki Joon menghadangnya saat di lift.


Yang ternyata bukan..


Ia juga melihat Ki Joon menatapnya keji saat menyajikan minuman untuknya. Mmhh.. mungkinkah Ki Joon menyajikan minuman? Ah Jung menutup mata, menduga ini hanya ilusinya saja.


Dan ternyata memang ilusinya saja.


Ketakutan Ah Jung benar-benar keterlaluan. Di luar hotel World pun ia masih melihat Ki Joon? Ah Jung menutup mata lagi, mencoba membuang ilusinya.


Dia masih ada. O oh..


Tapi mengapa Ki Joon hanya menatap Ah Jung dan malah berlalu pergi? Apakah ia tak marah padanya? Ah Jung mengikuti Ki Joon sampai ke dalam hotel. Meminta waktu untuk bicara. 


Ki Joon tak mau, dan menepis tangan Ah Jung. Namun Ah Jung tak mau menyerah, ia meraih tangan Ki Joon lagi membuat Ki Joon kesal dan berteriak,

“Lepaskan tanganku!”
O oh..



Ternyata mereka telah berada di lobi dan menjadi pusat perhatian semua orang. Mmhh.. pertengkaran antara suami istri?



Ki Joon pun membawanya ke tangga darurat. Di sana Ah Jung meminta maaf. Ia  benar-benar tak sengaja melakukannya. Ia mulai menjelaskan kebohongannya yang disebabkan oleh temannya dan kemarin ia hadir di hotel, namun Ki Joon menghentikan kata-kata Ah Jung. Ki Joon tak tertarik pada masalahnya.



Tapi Ah Jung tetap berkata kalau ia akan menjernihkan kebohongan itu pada temannya. Ki Joon berkata kalau Ah Jung tak perlu melakukan itu.




Apakah Ki Joon sudah tak marah lagi dengannya? Ki Joon tak menjawab hanya berlalu pergi. Tapi sampai di luar, Ki Joon berkata kalau ia belum memulainya.




Walaupun Ah Jung merasa Ki Joon tak marah lagi padanya, ia berniat untuk mengakui kebohongannya pada So Ran. Namun bagaimana mungkin ia dapat berkata jujur pada So Ran jika belum mengaku saja So Ran sudah seperti ini?


“Kau berbohong, kan? Kau berbohong dan mengatakan telah hamil agar bisa menikah dengan Ki Joon, kan? Kalau tidak, bagaimana mungkin kau bisa menikahi Ki Joon?”
Real 'witch'.
Perkataan So Ran seakan menyihir Ah Jung dan membuat ia menelan kembali niatnya untuk berkata jujur. Saat melihat wajah So Ran yang kesal karena dirinya berhasil membalikkan hukum alam dengan menikahi Ki Joon, Ah Jung merasakan hatinya berbunga-bunga. Perasaan hati yang belum pernah dirasakan.




Dan iapun ingin merasakannya lebih lama lagi.




Dengan memakan waffle yang ia bawa sebelumnya namun dilemparkan So Ran saat itu juga.


Ah Jung: “Mmmhh.. enak sekali waffle ini. Buh .. bye..” 
LOL. 




Bahkan hujan pun tak dapat menghalangi luapan perasaan senangnya. Seperti inikah rasanya?




Namun nuansa hujan yang sendu sepertinya menghinggapi Suk Bong yang gagal pergi ke sauna dengan Ae Kyung karena tiba-tiba ayah Ah Jung datang dan mengajaknya pergi.




Yah.. cinta datang pada siapa saja, begitu pula patah hati yang tak mengenal usia.




Namun Ae Kyung pun juga gagal menonton film bersama ayah Ah Jung, karena tiba-tiba istri teman sekerja ayah meninggal. Dan ayahpun meninggalkan Ae Kyung di lobi bioskop. Tanpa payung.




Akhirnya Ae Kyung pun pergi ke sauna. Tak bersama Suk Bong tapi bersama Ah Jung. Ae Kyung mengeluhkan waktu yang dimiliki ayah Ah Jung untuk bersantai sangat sedikit, karena ia workaholic. Ah Jung pun bertanya tentang kemungkinan Ae Kyung untuk menikahi ayahnya, yang dijawab oleh Ae Kyung kalau pernikahan untuk mereka-mereka yang muda.


Ah Jung sepertinya merasa bersalah karena keesokan harinya iapun bertanya pada ayah, apakah ayah ingin menikah lagi? Tapi ayah mengatakan kalau mereka sekarang hanyalah teman.




Dan ayahpun bergumam saat Ah Jung pergi, bukankah dulu ia yang tak menyetujui rencana pernikahan ayah dan Ah Jung? Kenapa sekarang berubah?


Suk Bong menunjukkan kekecewaan pada Ae Kyung saat mendengar Ae Kyung pergi ke sauna. Ae Kyung tak mengatakan dengan siapa ia pergi ke sana, namun ia langsung menduga ia pergi ke sauna dengan ayah Ah Jung. Ia pun pergi meninggalkan Ae Kyung yang tertawa geli.




Di kantor, Ah Jung menerima surat pemberitahuan kalau masalah pencemaran nama baik dan kebohongannya akan dibawa Ki Joon ke pengadilan. Ah Jung mendatangi ruang kerja Ki Joon ingin bicara padanya namun ia tak berhasil menemuinya.




Bahkan Sekretaris Hoon pun mengancam akan melaporkan Ah Jung ke pihak keamanan jika ia tak segera keluar dari hotel ini.




Maka Ah Jung pun keluar.




Dan masuk kembali menjadi tamu hotel di kamar suite yang mewah, dan secara membabi buta mengeluh fasilitas kamar mewah ini.



Ada genangan air di kamar mandi, dan Ah Jung mengatakan bagaimana jika ia terpeleset dan mati? Ia menyewa kamar yang  mahal bukan untuk mencari mati. Ia meminta agar para pegawai memanggil bos mereka.


Ki Joon pun muncul, membuat lega para pegawai. Bahkan salah satu pegawai berceletuk kalau mengapa sepasang suami istri harus bertengkar di hotel seperti ini. Namun ia segera diam saat Manager Park menatapnya seakan menyuruhnya untuk diam.




Hanya berdua di dalam kamar, Ah Jung memastikan keinginan Ki Joon yang ingin membawa persoalan ini ke pengadilan. Namun menurut Ki Joon, Ah Jung telah memudahkan dakwaan tersebut karena Ah Jung mengatakan kebohongan itu di depan 20-an saksi  yang mendengar kata-kata Ah Jung.




Ki Joon tak mau mendengar alasan Ah Jung lagi dan iapun beranjak pergi


Nikahi aku.”
Sontak Ki Joon berhenti melangkah. Apa yang Ah Jung katakan?
Ah Jung: “Menikahlah denganku. Bukan menikah seperti itu. Tapi biarkan hal ini seperti sekarang, untuk dua bulan saja… satu bulan saja. Kau dapat menuntutku, dan aku akan menerimanya. Tapi lakukan itu satu bulan lagi.”
Ki Joon heran dan takjub akan permintaan Ah Jung yang tak masuk akal. Mengapa ia harus menuruti permintaan Ah Jung?
  Ah Jung: “Karena aku memohon padamu. Aku mengidap penyakit mematikan, dan hidupku tinggal satu bulan lagi.”  
Ki Joon tak percaya pada alasan Ah Jung, dan meneruskan langkahnya sambil berterima kasih akan kesediaannya menginap dan sampai jumpa lagi di pengadilan.




Sang Hee datang menemui Ah Jung yang mabuk, di dalam kamar suite-nya. Ah Jung bertanya pada Sang Hee, apakah permintaannya sedikit keterlaluan? Sang Hee ingin tahu mengapa Ah Jung memohon Ki Joon untuk menikahinya. 




Karena perasaan senang yang dirasakannya saat melihat So Ran tak dapat berkata/mencela Ah Jung. So Ran sadar ia tak dapat bersaing dengan Ah Jung.


Sang Hee merasa ada aura balas dendam dalam misi Ah Jung.




Benar. Ah Jung memang ingin balas dendam. Karena 3 tahun setelah So Ran mengambil Jae Bum, ia tak dapat melakukan apapun. Ia tak dapat mencintai, ia tak dapat berkencan, bahkan ia tak dapat menikah. Selamanya.




Ah Jung pun menangis. Sang Hee memintanya agar jangan menangis, karena ia dapat menikah sekarang juga jika ia mau.


  “Aku tak ingin menikah. Aku hanya ingin menjadi wanita sudah menikah.”
Dan Ah Jung pun tertidur sambil menangis. Sang Hee menatap Ah Jung, dan berkata kalau keinginannya adalah masalah besar. Karena suami yang diharapkan adalah Ki Joon.


tapi itu tidak maslah  karena keesokan harinya, ada ibu peri yang mengatakan akan menolongnya.


No comments:

Post a Comment