Monday, March 12, 2012

Flower Boy Ramyun shop Episode 6


Kang Hyuk bercanda dan memperoleh permen dari gadis kecil yang duduk di gang sebelah. Ia kemudian bangun untuk pergi ke toilet dan bertemu Eun Bi yang berdiri diantara gerbong. Eun Bi pun memberitahu Kang Hyuk untuk tidak menjual tokonya dan mengajaknya untuk membuat ramen bersama.
Chi Soo berlari dari satu gerbong ke gerbong yang lain, ia mencari seseorang dan secara tidak sengaja menginjak permen gadis cilik yang bercanda dengan Kang Hyuk.
Ketika ia sendirian lagi, Eun Bi dengan hati-hati mengeluarkan obat pencaharnya dan memeriksa sekelilingnya untuk memastikan kalau ia sendirian. Ia pun membukanya dan siap untuk meminumnya….

Ketika Chi Soo datang dan menghambur dari gerbong dibelakangnya, Eun Bi siap meminum  obatnya. Chi Soo memukul tangannya sehingga obatnya jatuh. Setelah itu ia  memegang wajah Eun Bi dan menggoyangkannya serta bertanya apakah ia gila, apa yang akan dilakukannya. Kelihatanya Chi Soo berpikir kalau Eun Bi mau bunuh diri.

Kang Hyuk masuk dan memanggilnya “Park Chi Soo!” Karena sedang kesal, Chi Soo memukul bibirnya yang membuatnya langsung terjatuh karena satu pukulan. Eun Bi bergegas mendekatinya dan merawat lukanya yang membuat Chi Soo semakin marah.

Ketiganya kemudian turun dari kereta dan berdiri di platform. Eun Bi berteriak pada Chi Soo, bertanya-tanya apa yang telah ia lakukan, apalagi ia hanya mengenakan piyama dan sandal rumah, “Kubilang aku akan keluar dari hidupmu selamanya!” Chi Soo balas berteriak, bertanya kemana ia akan pergi.
Eun Bi, “Aku mau pergi ke tempat ayahku.” Jawaban Eun Bi meyakinkan Chi Soo kalau ia berpikir akan bunuh diri. Chi Soo menjadi histeris.
Chi Soo berteriak, “Apa kau pikir mereka akan menerimamu?”. Maksud Chi Soo, Eun Bi tidak akan diterima di surga. Ia menambahkan kalau ia sudah dipecat, apa ada kemungkinan mereka akan membawanya ke surga, “Apa kaupikir ayahmu akan bahagia jika kau meminum obat itu dan pergi seperti itu. Dasar kau wanita gila!”
Eun Bi balik berteriak apakah ia tidak boleh mengunjungi abu ayahnya hanya karena ia dipecat. Karena membeli obat dan tiket kereta, ia bahkan tidak mampu membeli bunga untuk ayahnya. Apa seorang pecundang seperti dirinya tidak boleh mengunjungi ayahnya, bahkan ia tidak bisa poop ketika ia menginginkannya.
Baik Chi Soo maupun Kang Hyuk kaget, “Poop?” Kang Hyuk memperagakannya dengan memukul perutnya dan membuat tanda silang. Eun Bi terlihat menyedihkan dan mengangguk. ( aduh mata Chi soo berkaca kaca)

Chi Soo melihat obat yang dipegangnya, yang ternyata adalah obat
sembelit , ia pun mengeti  menyadari kesalahpahamannya. Eun Bi ingin tahu kenapa ia ada disini dan menginginkan obatnya. Chi Soo memandang obat itu dengan ngeri dan berteriak sambil melarikan diri dari tempat itu.( hahahahahah)

Eun Bi merawat luka Kang Hyuk, ia berkomentar kalau Kang Hyuk seperti bayi saja. Ia ingin tahu bagaimana Kang Hyuk mengenal Chi Soo. Kang Hyuk mengedipkan matanya, berkata kalau pertemuan mereka seperti satu kedipan. Ia menduga kalau Chi Soo punya urusan disini, tapi Eun Bi tetap tidak percaya

Chi Soo duduk menggigil di sebuah bangku di stasiun, ia tidak punya uang maupun ponsel. Ia melihat seorang gadis cilik (gadis yang sama di kereta) sedang menonton pororo di ponselnya. Ia pun mendekatinya dan berkata kalau ia cantik dan mengedipkan matanya ( hahaha.. dasar oppa genit).
Gadis itu meminjamkannya. Chi Soo menelpon ayahnya, sayangnya ayahnya sedang sibuk berendam di jacuzzi dan tidak mengangkat telponnya. Ia pun kemudian menelpon Hyun Woo, ternyata Hyun Woo sedang sibuk melayani tamu di Cha Coffe. Chi Soo pun meninggalkanpesan supaya ia menjemputnya di stasiun dan berteriak supaya ia cepat melakukannya. Wajah Chi Soo sangat lucu, ia terlihat hampir menangis dan ketakutan.
Gadis cilik itu terlihat kasihan pada Chi Soo. Ia memberikan selimut pororonya dan bertanya apakah ia gelandangan, Chi Soo menjadi kesal dan berkata kalau ia punya rumah di Gangnam. Gadis cilik itu memberi sebuah permen dan ketika ayahnya memanggil, ia memberikan semua permen pororonya ke pada Chi Soo. Chi Soo dengan senang hati menerimanya dan memakannya, ketika ia mendengar ayah gadis itu menyebutnya gelandangan, ia menjadi sebal dan meludahkan permennya.

Saat Chi Soo meringkuk di stasiun, kita kembali ke malam sebelumnya ketika Eun Bi mengucapkan perpisahan pada Chi Soo. Wajah Chi Soo berubah ketika Eun Bi meletakkan tangannya ke dadanya.
Kemudian, ia duduk di kafe bersama Hyun Woo. Ia memegang tanda pengenal Eun Bi dan melamun. Ia bertanya pada Hyun Woo apa artinya jika seseorang mulai bersikap aneh, misalnya dengan tiba-tiba berolahraga
Hyun Woo berpikir kalau yang dimaksud adalah So Yi yang sedang mengurangi berat badan, tapi Chi Soo berkata bukan, bukan seperti itu, “Memukul bola seperti ini…..melompat di udara, rambutnya seperti ekor unicorn, melambai di udara dan tubuhnya berkilau seperti putri duyung.” Ia berkata seperti itu dengan menggerak-gerakkan tangannya di udara, terlihat kalau ia sudah jatuh cinta pada Eun Bi.
Hyun Woo bertanya-tanya olahraga macam apa itu dan Chi Soo bertanya apa artinya jika seseorang menyuruhnya untuk hidup dengan baik. Hyun Woo, “Itu artinya mereka akan pergi ke suatu tempat.”
Chi Soo membeku, “Pergi?”

Ia bergegas pergi ke toko ramen Eun Bi, tapi toko itu tutup. Ada tanda di pintu yang ditulis dengan krayon yang menyebutkan kalau ia menjual tempat ini. Kang Hyuk berjalan dan menyapanya sebagai Hong Chi Soo, Chi Soo pun segera membenarkan namanya, Cha Chi Soo dan bertanya dimana “istrinya” berada. Kenapa semua selalu ditulis dengan krayon ya, apa untuk menyimbolkan kalau hidup itu warna warni seperti krayon?
Kang Hyuk berkata kalau Eun Bi bukan istrinya lagi dan menambahkan kalau ia berada di tempat yang lebih membahagiakan. Chi Soo bergumam pada dirinya kalau Eun Bi pasti diputuskan lagi. Kang Hyuk  memanggilnya dengan nama yang benar, “Cha Chi Soo, apa kau bahagia?” ia mengejek dan menambahkan kenapa ia tidak bertanya tentang golongan darahnya sekalian seperti para gadis yang mengenalnya.

Malamnya, Chi Soo duduk di tempat tidurnya dan masih menggenggam tanda pengenal Eun Bi. Ia mengingat semua kejadian yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Ketika ia teringat Eun Bi meminta maaf dan mengucapkan selamat tinggal, ia segera pergi ke toko ramen dengan panik, ia memikirkan hal yang terburuk.
Tapi toko itu masih tutup. Ia kemudian melihat kalau Eun Bi meletakkan buku-buku yang digunakannya mengajar dipinggir jalan, agar orang yang membutuhkannya mengambilnya. Chi Soo semakin panik, ia segera menelpon Hyun Woo, bertanya apa artinya jika wanita umur 20 an yang telah diputuskan pacarnya, dipecat dan mulai bersikap tidak biasa dan membuang hal-hal yang penting baginya serta pergi ke suatu tempat. Kemana ia akan pergi?
Hyun Woo memikirkannya dan berkata mungkin ia pergi untuk menjernihkan pikirannya atau ini perjalan yerakhir dalam hidupnya. Chi Soo semakin ketakutan dan segera naik ke mobilnya mencari Eun Bi dan secara tidak sengaja ia melihat Eun Bi naik ke sebuah taksi.
Ia mengejarnya sampai di stasiun dan berlari tepat ketika Eun Bi berdiri di depan sebuah apotek sebelum berjalan pergi. Ia pun berlari masuk ke dalam apotek dan bertanya obat macam apa yang dibeli oleh Eun Bi, tapi apotekernya menolak karena itu privacy pelanggannya.

Chi Soo menjadi marah dan berpikir kalau hidup Eun Bi ada diujung tanduk. Ia pun mendesak apoteker untuk memberitahunya obat macam apa yang dibeli Eun Bi. Ia menuduh apoteker itu memberikan obat-obatan yang berbahaya. Apoteker itu membela diri kalau Eun Bi dalam kondisi yang buruk, lelah dan terdesak. Padahal ia hanya sembelit  hahahah….
Flash back selesai. Chi Soo duduk di tempat tidur, masih mengenakan selimut pororo sebagai jubah dan menggenggam obat sembelit  itu dengan marah, “ Yang…Eun ….Bi….Begitu memalukan!” Ayahnya datang dan Chi Soo menolak untuk mengakuinya sebagai ayah karena ia tidak mau menjawab telponnya semalam, “Aku tak punya ayah!Sekarang ini ayahku!” sambil memegang selimut pororo. (ya ampun... macam nak usia 5 tahun,, hehehe)

Di luar, ayah bertanya pada sekretarisnya untuk mencari tahu apa yang dikerjakan Chi Soo semalam, “Dan selidiki pria itu, orang yang disebut Chi Soo sebagai ayahnya dan kesepakatan apa yang dibuat pria itu.” Sekretaris, “Pororo? Ia seekor pinguin.”(ayah Chi soo bodoh yah masa ga tau poporo.. LOL)
Di sekolah, semua teman Chi Soo memutar pesan voicemailnya yang super dramatis. Mereka ingin tahu dimana ia berada dan kenapa, karena ia telah membuat mereka semua memutari seluruh penjuru kota untuk mencarinya.

Ia bersumpah kalau itu bukan masalah besar dan ia hanya ingin kesana saja, kemudian keluar. Hyun Woo menghentikannya di lorong dan bertanya kenapa guru magang ada disana. Chi Soo berkata kalau ia ingin pergi mengunjungi abu ayahnya dan kemudian menatap Hyun Woo dengan shock, “Bagaimana kau tahu kalau itu guru magang?”
Hyun Woo hanya tersenyum penuh pengertian dan berkata kalau Chi Soo pasti sangat khawatir terhadap Eun Bi. Chi Soo hanya tertawa kalau perkataannya sangat konyol. Hyun Woo, “Lalu kenapa kau pergi kesana?”….Chi Soo tidak bisa menjawab dan memukul kepalanya karena frustasi.

Chi Soo kemudian duduk di ruang olahraga dan melihat murid yang lain sedang bermain basket, tapi yang ia lihat adalah Eun Bi yang sedang memukul bola,  berkilau karena keringat dan bermandikan cahaya. Chi Soo menggoyangkan kepalanya, “Tidak. Tidak, itu tidak mungkin…kenapa aku….wanita tipe itu….seperti kekurangan gadis saja.” Ternyata perasaannya pada Eun Bi melukai dirinya.

Eun Bi mengunjungi abu ayahnya, bertanya-tanya bagaimana ia bisa tersenyum ketika bagian dalam (perut) putrinya sedang sakit.
Ia teringat kalau ayahnya juga tersenyum ketika ia memukul smash yang salah di pertandingan SMA. Pelatih bertanya kenapa Eun Bi bisa melakukan hal itu dan ayah menjawab, “Jika itu Eun Bi, maka ia bisa. Karena ia istimewa.”
Eun Bi: “Aku benar-benar berpikir kalau aku seseorang yang istimewa. Kupikir semakin aku tumbuh dewasa, aku akan lebih istimewa. Tapi ternyata tidak. Aku makan lebih banyak dan aku tahu lebih banyak, tapi aku hanya tumbuh jadi orang yang lebih buruk. Apa artinya menjadi semakin tua? Untuk menyadari kalau kau tidak berharga, kalau kau bukan apa-apa? Mengakui sedikit setiap tahunnya kalau aku tidak  seistimewa itu? Apa seperti itu?”
Kang Hyuk: “Bukan. Itu bukan karena kau bertambah dewasa. Tapi karena kau belum bertemu dengan orang yang akan mengatakan kepadamu kalau kau orang yang istimewa.”
Kang Hyuk meletakkan bunga yang dibelinya. Berkata kalau ini artinya untuk tumbuh dewasa dan menarik Eun Bi lebih dekat dengan tangan di pinggangnya.

Ia kemudian menatap foto ayah dan berkata kalau mereka akan hidup dengan baik bersama penuh dengan senyuman. Ia pun meletakkan tangannya yang lain di pinggang Eun Bi dan mencondongkan badannya. Semakin dekat dan dengan panik, Eun Bi mengangkat tinjunya tepat dibawah dagu Kang hyuk.

Mereka berjalan di sepanjang pantai dan Kang Hyuk mengeluh tentang rahangnya, tapi Eun Bi menyahut kalau seharusnya ia tidak bercanda seperti itu. Kang Hyuk berbalik ke arah Eun Bi, “Aku tidak bercanda.” Ia meletakkan tangannya di pundak Eun Bi dan menatapnya lurus, “Kau istimewa, Yang Eun Bi.”
Kemudian terlihat kalau  sekarang ada dua plester luka di bibirnya, satu dari pukulan Chi Soo yang satu dari Eun Bi. Ia memberitahu Eun Bi kalau menjadi putri ayahnya membuat Eun Bi istimewa baginya, “Tapi mulai sekarang, kupikir kau akan istimewa bagiku dengan cara yang berbeda.”
Eun Bi menjadi gugup (kalau gugup Eun Bi selalu menggaruk dagunya)  dan Kang Hyuk berkata kalau ini yang ia ingin katakan sebelumnya dan bertanya-tanya apa yang Eun Bi pikir tentang apa yang ia coba lakukan dan menuduhnya berpikiran kotor.
Kang Hyuk berlari untuk bermain dipantai, tapi dalam 30 detik ia sudah berbaring di pasir. Eun Bi langsung berteriak, melarangnya berbaring disana. Merekapun bermain dan berkejar-kejaran.

Chi Soo mengajak So Yi untuk nonton film. Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia tidak punya perasaan pada Eun Bi.
Ia menonton film drama yang tidak pernah ditontonnya sebelumnya dan terlihat sangat tersentuh. So Yi heran dan akhirnya Chi Soo mengganti film tentang olahraga. Kali ini ia menontonnya dengan seringaian konyol. Ketika melihat kalau pemainnya menguncir  rambutnya, ia pun menyuruh So Yi untuk mengikat rambutnya juga, dengan alasan kalau ia lebih cantik dengan rambut diikat.

Setiap kali So Yi mengikat rambutnya, Chi Soo menggelengkan kepalanya, merasa ada yang salah, ia menyuruhnya mengikat lebih tinggi, tapi tetap tidak sreg juga.
Ia bertanya apakah So Yi punya ikat rambut karet warna kuning.So Yi hanya bisa terpana. Chi Soo pergi dari kencannya dengan perasaan tidak puas, ia pun menelpon teman-temannya. Ia memutuskan untuk party saja, agar semua kekesalannya hilang.
Hyun Woo bertanya apakah ia baik-baik saja , ia pun turun  untuk ikut berdansa dengan teman-temannya yang lain.

Tapi ia kemudian melihat seseorang yang mengikat rambutnya mirip Eun Bi. Ia pun mencarinya di tengah keramaian. Suara napas Eun Bi yang terengah-engah terdengar di telinganya.

Ia terus mencarinya, tiba-tiba ia melihat Eun Bi yang sedang memantul-mantulkan bola. Chi Soo memandangnya dengan terpesona dan mencoba untuk menyentuhnya. Ternyata hanya imaginasinya saja. Ia pun gemetar dan menyadari betapa buruk pengaruh Eun Bi padanya.

Ia meninggalkan club dan Hyun Woo mengejarnya dan bertanya apakah ia baik-baik saja. Chi Soo: “Apakah aku akan berakhir di rumah sakit seperti ini. Aku harus melihat dengan mataku sendiri. Wanita itu.”

Sedangkan Eun Bi dan Kang Hyuk tiba kembali di Seoul. Karena kelelahan, Kang Hyuk berbaring di dekat tiang stasiun, Eun Bi pun berteriak, “Stop.” Ia pun berkata kalau Kang Hyuk tidak boleh berbaring di sembarang tempat. Tapi Kang Hyuk berkata kalau ia harus membuatnya bergerak lagi, karena Eun Bi tadi menyuruhnya diam. Dengan malu Eun Bi pun menyentuh telunjuknya.
Eun Bi menyuruh Kang Hyuk untuk pulang terlebih dulu ke  rumah, karena ia harus mampir ke suatu tempat. Eun  Bi pergi ke apotek dan membeli salep untuk bekas luka dan obat pencahar lagi.

Kang Hyuk tiba di toko ramen dan menemukan Ba Wool yang menunggu di luar. Ia membawa beberapa tas. Ia membuatkan Ba Wool ramen dan mengatakan kata-kata yang biasa  dikatakan oleh para orang tua, kalau melihatnya makan saja sudah membuatnya kenyang.
Kang Hyuk:” Jadi….apakah kamu mau jadi anakku?” Ba Wool menjadi marah dan Kang Hyukpun mengeluarkan sebuah kertas yang bertuliskan krayon, kalau ia membutuhkan pekerja part time.
Ba Wool bertanya apakah ia benar-benar memiliki toko ramen ini. “Dan bagaimana dengan Eun Bi noona? “
Kang Hyuk, “Aku juga memilikinya.” Tapi Ba wool tidak terlihat senang. Kang Hyuk meminta Ba Wool untuk menjaga toko sebentar karena ada bisnis yang harus dikerjakannya dan ternyata ia pergi ke toilet.
Ternyata ia juga kena sembelit. Kang Hyuk tersenyum, “Apa aku tertular olehnya?”

Ketika Ba Wool sedang menjaga toko, Chi Soo datang bersama Hyun Woo. Merekapun segera berkelahi. Chi Soo tidak mengerti kenapa mereka berkelahi lagi, karena ia sudah memberitahu So Yi untuk berkencan dengan Ba Wool juga dan selain itu, ia perlu bertemu dengan guru magang.
Ba Wool menggeram padanya untuk tidak mempermainkan perasaan orang lain. Chi Soo hanya mencemoohnya, “Apa kau mengencani So Yi karena alasan yang sama denganku? Karena ia cantik?” Perkataannya itu membuat Ba Wool marah dan segera menyerang Chi Soo.
Akhirnya mereka berdua membuat tempat itu berantakan dan ketika Chi Soo mendorong beberapa meja ke arah Ba Wool, Ba Wool menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong meja itu lagi, yang membuat Chi Soo menabrak rak buku. Rak buku itu bergoyang-goyang dan jatuh…..

Semua kaget ketika rak buku itu mulai jatuh dan menimpa Chi Soo, untungnya Kang Hyuk segera datang dan menahan rak buku itu. Ia pun bertanya, “Kau baik-baik saja, Park Chi Soo?” Chi Soo ekspresinya seperti ‘berapa kali harus kukatakan kalau aku Cha Chi Soo’

Kang Hyuk menyuruh mereka duduk dan mengumumkan kalau mulai saat ini ketiganya akan menjadi anaknya. Mereka akan menjadi pegawai part time yang baru di toko ramennya. Ba Wool dan Hyun Woo merasa senang karena mereka memang membutuhkan pekerjaan, tapi Chi Soo, ia terlihat tidak percaya.
Di tengah diskusi itu, Eun Bi pulang dan melihat kalau tokonya berantakan. Ia pun segera mendekati Chi Soo. Chi Soo pun bangkit, sangat senang bertemu dengannya dan mengoceh bagaimana susahnya ia mencarinya hari ini. Eun Bi melemparkan tas plastik yang berisi buah di kaki Chi Soo.
Eun Bi: “Jangan datang mendekatiku Cha Chi Soo.” Ia berkata kalau Chi Soo membuatnya ingin muntah. Ia bertanya apakah ia harus bertindak sejauh ini.  Chi Soo tergagap, ia sadar kalau Eun Bi salah paham dan mencoba untuk menjelaskannya.

Ia mngambil panci ramen di lantai dan mengangkatnya ke arah Chi Soo, “Ini. Bukankah kau ini yang ingin kau lakukan? Bukankah ini sebabnya kau mengikutiku sampai di kereta? Ini, pukul aku. Kau bilang kau terkena stress karena aku kan? Ketika aku melihat wajahmu, bagian ini sampai sini tertutup. Kupikir aku bisa sakit dan mati.”
Ia tidak percaya kalau membuatnya dipecat masih tidak cukup baginya, ia sudah menghancurkan perjalanannya mengunjungi ayahnya dan sekarang ia menghancurkan tokonya. Ia menyuruh Chi Soo untuk memukulnya sampai ia puas dan kemudian jangan pernah muncul dihadapannya lagi.
Chi Soo terlihat hancur, marah dan terluka. Ia pun menundukkan wajahnya , menatapnya dengan dengan pandangan marah serta melewatinya menuju pintu keluar.

Ia berhenti dan bertanya, “Apakah wanita itu juga bekerja disini?” Kang Hyuk membenarkan, ada kilatan jahat di mata Chi Soo. Ia pun berjalan ke meja dan mengambil pengumuman iklan, “Baik, aku akan melakukannya.”

Semua orang ternganga. Ba Wool, “Kau?” Eun Bi,”Kenapa?!”
Kang Hyuk mengumumkan kalau penerimaan pegawai di Ramen Eun Bi ditutup dan semua posisi telah terisi. Ia dan Chi Soo berjabat tangan dan semua orang memandangnya dengan ngeri.
Chi Soo,”Jangan memanggilku pegawai part time. Panggil aku pegawai magang.” Ia pun berbalik ke arah Eun Bi….

“Atau….kau bisa memanggilku oppa.” Sambil mengedipkan matanya.

Note:
episode ini membuat penonton ngakak abis....,, 
berbeda sekali karakter Jung Il Woo di drama ini dan drama The Moon that Embraces The Sun..

thanks buat
http://www.dramabeans.com

No comments:

Post a Comment