The Princess’ Man – Episode 01
Kim Seung Yoo (Park Shi Hoo) memacu kudanya dengan tergesa gesa. Ia dikejar oleh beberapa penunggang kuda. sepertinya perang sedang berlangsung yang banyak memakan korban.
Th 1453, Pemberontakan Gyeyu.
Peristiwa bersejarah dimana Penasehat/Perdana Menteri Kim Jong Seo dan Pangeran Agung An Pyung dijebak sebagai penghianat dan dieksekusi karena melawan pemberontakan Pangeran Agung Suyang.
Kepala Hanseong Shin Myun menemui Pangeran Suyang dan memberitahukan bahwa Kim Seung Yoo sudah dibebaskan.
Suyang : Aku percaya kalau ia tidak sadar kalau kau melakukan ini dengan sengaja?
Shin Myun : Saya yakin, ia tidak menyadarinya. Yang Mulia.
Suyang : Yakin dengan persahabatan kalian, dia pasti lari mencari bantuan dari ayahnya. Dan seperti daging di kegelapan, dia akan membawa kita pada Kim Jong Seo.
Untuk sejenak, wajah Kepala Hanseong Shin Myun tampak resah. (Mungkin karena merasa bersalah sudah menghianati teman dekatnya.)
Kim Seung Yoo sampai di rumahnya. Ia bergegas turun dari kuda dan mencari ayahnya. Ayah!
Jendral Kim juga luka parah, tapi berkata ia tidak apa-apa dan ingin pergi ke Kementrian militer (Byeongjo = Bertanggung jawab untuk pengerahan pasukan, logistik, senjata dan pertahanan Joseon). Ia minta Seung Yoo membantunya.
Seung Yoo membantu ayahnya berdiri, tapi anak buah Shin Mun sudah tiba dan langsung menyerang pelayan dan semua orang di kediaman Jendral Kim.
Seung Yoo bertarung melawan mereka, ia petarung hebat tapi kalah jumlah. Seung Yoo kalah.
Jendral Kim sendiri menghadapi para penyerang dan luka sangat parah. Keduanya terjatuh.
Jendral Kim mengulurkan tangan ke anaknya, Seung Yoo!
Seung Yoo : Ayah!
Tapi Jendral Kim sudah tua, ia tidak tahan lagi dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Seung Yoo terpukul, lalu kita melihat flashback dari Jendral Kim, Pangeran Suyang, Shin Mun, Putri Kyung Hye dan saat-saat bahagia bersama Se Ryung.
1 Year ago
Se Ryung menyelinap ke istal kuda, ia ingin sekali naik kuda. Se Ryung membelai kudanya, begitu tenang dan lembut. Sekali saja..hanya sekali ini saja, ya?
Se Ryung : Satu, dua, tiga..
Ia berusaha keras naik ke punggung kuda dan berhasil. Aku berhasil! Tapi tidak lama, Se Ryung terjatuh dari kudanya.
Para pelayan ribut, Nona Muda! Nona ..aigoo..anda terluka lagi?
Se Ryung kesal, aku hampir saja berhasil..
Pelayan Se Ryung mencemaskan luka Nona mereka, bagaimana kalau Yang Mulia (Ibu Se Ryung/ Lady Yoon) mengetahuinya. Se Ryung berkata kalau kuda itu baru kali ini mengijinkannya naik.
Lady Yoon (Kelak, Ratu Jeonghui) tiba. Semua pelayan berdiri menghormat. Lady Yoon menegur putrinya, kau kemana saja? Apa kau mengendap-endap lagi di istal kuda.
Pangeran Suyang muncul, ia tampak geli. Jalan saja tidak benar karena mata kakinya sakit. Apa dia bisa naik kuda?
Pangeran Suyang berkata sudah waktunya Se Ryung dan saudaranya masuk istana, jadi ia minta Se Ryung menjaga sikap sesuai dengan aturan istana.
(Anak-anak keluarga Istana ada waktunya untuk masuk ke istana dan menerima pelajaran. Meskipun keluarga mereka tinggal di luar istana. Ingat anak-anak yang menemani P. Yi Geum belajar saat di Dong Yi? Mereka adalah anak saudara atau sepupu Raja Sukjong)
Se Ryung : Ya, Ayah.
Suyang : Bangsawan tidak boleh mempermalukan diri mereka dengan hal-hal seperti ini, jadi kau harus berkomitmen dalam pelajaranmu.
Kediaman Kim.
Kim Jong Seo (Penasehat Dewan Kanan/Wakil PM) mendapatkan proposal pernikahan dari Pangeran Suyang.
Kim Jong Seo dan putra tertuanya, Seung Kyu merasa bingung, dia tidak mengajukan pertunangan antara Seung Yoo dan putrinya kan? Apa Seung Yoo menginap diluar lagi?
Kim Seung Yoo yang dibicarakan masih tidur pulas di gibang. Seorang gisaeng membangunkan-nya, Naeuri (Tuan Muda)….matahari sudah tinggi. Bangunlah, sekarang waktunya masuk istana.
Seung Yoo bergegas bangun dan pergi ke istana, ia tidak menyadari kalau si gisaeng meninggalkan bekas lipstik di pipinya! Gisaeng itu geli, mereka berteman tapi mengapa begitu berbeda? (maksudnya antara Kim Seung Yoo dan Jung Jong)
Se Ryung dan Se Jeong jalan ke istana. Se Ryung mendengar dari adiknya kalau Ayah sudah menjodohkan Se Ryung.
Se Ryung kaget : Perjodohan? yang benar saja.
Se Jeong : Tapi aku mendengar Ibu dan Ayah membicarakan itu.
Mereka mengirim utusan ke kediaman Penasehat Kim Jong Seo.
Se Ryung : Dan aku akan dijodohkan?
Adiknya membenarkan, lalu berkata ia tahu Se Ryung tidak ingin menikah, Se Jeong minta Se Ryung mengatakan itu pada Ayah dan Ibu, agar membiarkan ia saja yang menikah.
Se Jeong : Putra bungsu dari penasehat kanan kita yang agung. Kim Seung Yoo..bukankah namanya memiliki kesan agung?
Se Ryung : Sekalian saja ke Aula Jami (Aula Kerajaan Istana Gyeongbok)
Se Ryung berkata kalau mereka harus menemui Putri untuk memberi salam. Se Jeong tidak mau dan minta Se Ryung saja yang melakukannya.
Se Jeong kesal, ia sama sekali tidak punya rasa hormat pada putri yang terlalu mengagungkan kecantikannya sendiri.
Putri Kyung Hye (So Ran, Lie To Me) sedang belajar.
Guru menjelaskan tentang ajaran Confucius, Jaesang Bulgyo, Goyi Bulwi = Menjadi tinggi namun tetap rendah hati, menjadi bermartabat tapi tetap adil. Menjadi agung tapi tetap sederhana, menjadi agung dan tetap adil untuk mendapatkan rasa hormat.
Goyi Bulwi, Soyi Jangsugwi …
Putri Kyung Hye bosan. Guru..
Guru : Ya, Yang Mulia
P. Kyung Hye : Sepertinya aku tidak menemukan kalimat yang baru saja kau kutip.
Guru bingung, bagaimana bisa. Putri Kyung Hye yakin.
Guru : Hamba anda ini sudah mempelajari buku ribuan kali…
P. Kyung Hye marah : Apa kau menuduhku melakukan pemalsuan?
Guru : Hamba tidak akan pernah berani..
P. Kyung Hye menggoda gurunya untuk mendekat, ayo kesini dan periksalah sendiri.
Guru terpaksa membuka tirai dan tertegun dengan wajah Putri yang memang cantik. Guru mendekat dan mencari kalimat yang dimaksud.
Putri Kyung Hye memegang tangan gurunya dan mendekat. Dayang membuka pintu, apa yang terjadi?
Guru itu ketakutan dan melarikan diri.
Pusat pengajaran Kerajaan gempar, para profesor pusing, Oh ini mengerikan! Yang Mulia Putri menggunakan kecantikannya untuk menantang gurunya?
Mereka bingung, setiap guru baru yang dikirim pada Putri selalu menghadapi nasib yang sama. Reputasi Universitas Sungkyunkwan kita dipermalukan.
Seorang Profesor mengeluh, Im Chang Gyo, Lee Eungsu, Gil Byeongwon semuanya mengundurkan diri karena Putri. Dan tidak hanya itu, sekarang bahkan Guru Yeom? Apa aku tidak memperingatkanmu untuk jangan pernah mengangkat tirai?
Guru Yeom mengemasi buku2nya. Kenapa kau seperti ini? Tuan Putri sedang menunggumu di kediaman-nya, selesaikan pelajarannya.
Guru Yeom : Saya hanya bisa berkata kalau saya sudah mempermalukan diri sendiri.
Mereka membujuk Kepala Profesor untuk mengirim guru baru untuk Putri. Profesor itu kesal, kemana orang itu..Apa yang membuatnya terlambat.
Kim Seung Yoo datang terlambat. Ia minta maaf dan nyengir.
Th 1453, Pemberontakan Gyeyu.
Peristiwa bersejarah dimana Penasehat/Perdana Menteri Kim Jong Seo dan Pangeran Agung An Pyung dijebak sebagai penghianat dan dieksekusi karena melawan pemberontakan Pangeran Agung Suyang.
Kepala Hanseong Shin Myun menghadap Pangeran Suyang dan berkata kalau Kim Seung Yoo sudah dibebaskan.
Suyang : Aku percaya kalau ia tidak sadar kalau kau melakukan ini dengan sengaja?
Shin Myun : Saya yakin, ia tidak menyadarinya. Yang Mulia.
Suyang : Yakin dengan persahabatan kalian, dia pasti lari mencari bantuan dari ayahnya. Dan seperti daging di kegelapan, dia akan membawa kita pada Kim Jong Seo.
Untuk sejenak, wajah Kepala Hanseong Shin Myun tampak resah. (Mungkin karena merasa bersalah sudah menghianati teman dekatnya.)
Kim Seung Yoo sampai di rumahnya. Ia bergegas turun dari kuda dan mencari ayahnya. Ayah!
Jendral Kim juga luka parah, tapi berkata ia tidak apa-apa dan ingin pergi ke Kementrian militer (Byeongjo = Bertanggung jawab untuk pengerahan pasukan, logistik, senjata dan pertahanan Joseon). Ia minta Seung Yoo membantunya.
Seung Yoo membantu ayahnya berdiri, tapi anak buah Shin Mun sudah tiba dan langsung menyerang pelayan dan semua orang di kediaman Jendral Kim.
Seung Yoo bertarung melawan mereka, ia petarung hebat tapi kalah jumlah. Seung Yoo kalah.
Jendral Kim sendiri menghadapi para penyerang dan luka sangat parah. Keduanya terjatuh.
Jendral Kim mengulurkan tangan ke anaknya, Seung Yoo!
Seung Yoo : Ayah!
Tapi Jendral Kim sudah tua, ia tidak tahan lagi dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Seung Yoo terpukul, lalu kita melihat flashback dari Jendral Kim, Pangeran Suyang, Shin Mun, Putri Kyung Hye dan saat-saat bahagia bersama Se Ryung.
1 Year ago
Se Ryung menyelinap ke istal kuda, ia ingin sekali naik kuda. Se Ryung membelai kudanya, begitu tenang dan lembut. Sekali saja..hanya sekali ini saja, ya?
Se Ryung : Satu, dua, tiga..
Ia berusaha keras naik ke punggung kuda dan berhasil. Aku berhasil! Tapi tidak lama, Se Ryung terjatuh dari kudanya.
Para pelayan ribut, Nona Muda! Nona ..aigoo..anda terluka lagi?
Se Ryung kesal, aku hampir saja berhasil..
Pelayan Se Ryung mencemaskan luka Nona mereka, bagaimana kalau Yang Mulia (Ibu Se Ryung/ Lady Yoon) mengetahuinya. Se Ryung berkata kalau kuda itu baru kali ini mengijinkannya naik.
Lady Yoon (Kelak, Ratu Jeonghui) tiba. Semua pelayan berdiri menghormat. Lady Yoon menegur putrinya, kau kemana saja? Apa kau mengendap-endap lagi di istal kuda.
Pangeran Suyang muncul, ia tampak geli. Jalan saja tidak benar karena mata kakinya sakit. Apa dia bisa naik kuda?
Pangeran Suyang berkata sudah waktunya Se Ryung dan saudaranya masuk istana, jadi ia minta Se Ryung menjaga sikap sesuai dengan aturan istana.
(Anak-anak keluarga Istana ada waktunya untuk masuk ke istana dan menerima pelajaran. Meskipun keluarga mereka tinggal di luar istana. Ingat anak-anak yang menemani P. Yi Geum belajar saat di Dong Yi? Mereka adalah anak saudara atau sepupu Raja Sukjong)
Se Ryung : Ya, Ayah.
Suyang : Bangsawan tidak boleh mempermalukan diri mereka dengan hal-hal seperti ini, jadi kau harus berkomitmen dalam pelajaranmu.
Kediaman Kim.
Kim Jong Seo (Penasehat Dewan Kanan/Wakil PM) mendapatkan proposal pernikahan dari Pangeran Suyang.
Kim Jong Seo dan putra tertuanya, Seung Kyu merasa bingung, dia tidak mengajukan pertunangan antara Seung Yoo dan putrinya kan? Apa Seung Yoo menginap diluar lagi?
Kim Seung Yoo yang dibicarakan masih tidur pulas di gibang. Seorang gisaeng membangunkan-nya, Naeuri (Tuan Muda)….matahari sudah tinggi. Bangunlah, sekarang waktunya masuk istana.
Seung Yoo bergegas bangun dan pergi ke istana, ia tidak menyadari kalau si gisaeng meninggalkan bekas lipstik di pipinya! Gisaeng itu geli, mereka berteman tapi mengapa begitu berbeda? (maksudnya antara Kim Seung Yoo dan Jung Jong)
Se Ryung dan Se Jeong jalan ke istana. Se Ryung mendengar dari adiknya kalau Ayah sudah menjodohkan Se Ryung.
Se Ryung kaget : Perjodohan? yang benar saja.
Se Jeong : Tapi aku mendengar Ibu dan Ayah membicarakan itu.
Mereka mengirim utusan ke kediaman Penasehat Kim Jong Seo.
Se Ryung : Dan aku akan dijodohkan?
Adiknya membenarkan, lalu berkata ia tahu Se Ryung tidak ingin menikah, Se Jeong minta Se Ryung mengatakan itu pada Ayah dan Ibu, agar membiarkan ia saja yang menikah.
Se Jeong : Putra bungsu dari penasehat kanan kita yang agung. Kim Seung Yoo..bukankah namanya memiliki kesan agung?
Se Ryung : Sekalian saja ke Aula Jami (Aula Kerajaan Istana Gyeongbok)
Se Ryung berkata kalau mereka harus menemui Putri untuk memberi salam. Se Jeong tidak mau dan minta Se Ryung saja yang melakukannya.
Se Jeong kesal, ia sama sekali tidak punya rasa hormat pada putri yang terlalu mengagungkan kecantikannya sendiri.
Putri Kyung Hye (So Ran, Lie To Me) sedang belajar.
Guru menjelaskan tentang ajaran Confucius, Jaesang Bulgyo, Goyi Bulwi = Menjadi tinggi namun tetap rendah hati, menjadi bermartabat tapi tetap adil. Menjadi agung tapi tetap sederhana, menjadi agung dan tetap adil untuk mendapatkan rasa hormat.
Goyi Bulwi, Soyi Jangsugwi …
Putri Kyung Hye bosan. Guru..
Guru : Ya, Yang Mulia
P. Kyung Hye : Sepertinya aku tidak menemukan kalimat yang baru saja kau kutip.
Guru bingung, bagaimana bisa. Putri Kyung Hye yakin.
Guru : Hamba anda ini sudah mempelajari buku ribuan kali…
P. Kyung Hye marah : Apa kau menuduhku melakukan pemalsuan?
Guru : Hamba tidak akan pernah berani..
P. Kyung Hye menggoda gurunya untuk mendekat, ayo kesini dan periksalah sendiri.
Guru terpaksa membuka tirai dan tertegun dengan wajah Putri yang memang cantik. Guru mendekat dan mencari kalimat yang dimaksud.
Putri Kyung Hye memegang tangan gurunya dan mendekat. Dayang membuka pintu, apa yang terjadi?
Guru itu ketakutan dan melarikan diri.
Pusat pengajaran Kerajaan gempar, para profesor pusing, Oh ini mengerikan! Yang Mulia Putri menggunakan kecantikannya untuk menantang gurunya?
Mereka bingung, setiap guru baru yang dikirim pada Putri selalu menghadapi nasib yang sama. Reputasi Universitas Sungkyunkwan kita dipermalukan.
Seorang Profesor mengeluh, Im Chang Gyo, Lee Eungsu, Gil Byeongwon semuanya mengundurkan diri karena Putri. Dan tidak hanya itu, sekarang bahkan Guru Yeom? Apa aku tidak memperingatkanmu untuk jangan pernah mengangkat tirai?
Guru Yeom mengemasi buku2nya. Kenapa kau seperti ini? Tuan Putri sedang menunggumu di kediaman-nya, selesaikan pelajarannya.
Guru Yeom : Saya hanya bisa berkata kalau saya sudah mempermalukan diri sendiri.
Mereka membujuk Kepala Profesor untuk mengirim guru baru untuk Putri. Profesor itu kesal, kemana orang itu..Apa yang membuatnya terlambat.
Kim Seung Yoo datang terlambat. Ia minta maaf dan nyengir.
Profesor Kepala mengajak Kim Seung Yoo keluar dan tanya kemana saja Seung Yoo, kenapa baru datang.
Seung Yoo : Saya terlalu banyak belajar Dok Seo Sam Do di perpustakaan, saya takut saya mungkin..
(Dok Seo Sam Do = Belajar dengan menggunakan tiga hal, dengan mata, mulut dan pikiran)
Profesor marah, ia sudah melihat tanda bibir merah di pipi Seung Yoo : Apa? Terlalu banyak belajar? Apa kau yakin tidak terlalu banyak menghabiskan malam dalam pelukan gisaeng?
Lihat wajahmu itu!
Seung Yoo heran, wajah saya? Lalu meraba pipinya dan kaget melihat bekas lipstik di telapak tangannya, apa ini?
Profesor semakin kesal, kau tanya aku?!
Seung Yoo merasa malu, anda mencari saya? Profesor minta Seung Yoo segera ke kediaman Putri.
Seung Yoo heran, bukannya Guru Yeom yang mengajar Putri? Profesor Ketua berkata kalau guru Yeom mengundurkan diri.
Putri Kyung Hye menyirami bunga sambil ngomel. Dayangnya berkata Putri berlebihan. Kyung Hye melotot pada dayangnya.
Se Ryung menghadap Putri. Se Ryung tampak gembira: Mama!
P. Kyung Hye mengajak Se Ryung melihat-lihat koleksinya. Ada banyak perhiasan berharga, binyeo (tusuk konde) dalam berbagai model, sepatu sutra, hanbok, peralatan make-up dll.
P. Kyung Hye heran, mengapa seorang Nona bangsawan ingin mengendarai kuda? Kau ini cukup aneh, melukai dirimu sendiri dan melakukan hal-hal tidak berguna.
Se Ryung membalas kata2 Putri : Mengapa Anda mengoleksi sepatu dari sutra padahal anda tidak pernah memakainya?
P. Kyung Hye : Karena aku menginginkannya.
Se Ryung : Sama dengan saya. Karena saya menginginkannya. Dan mencoba menghentikannya, membuat saya semakin ingin naik kuda.
P. Kyung Hye : Terakhir kudengar, kau bahkan bisa meraih pelananya?
Se Ryung bangga, ia memang berhasil meraihnya meskipun cuma sebentar.
Dayang Putri mengingatkan sudah waktunya belajar, Lady Se Ryung juga harus belajar.
Putri marah2, belajar! belajar. Aku sudah kenyang dengan semuanya. Aku tidak mau pergi.
Se Ryung kaget, bagaimana kalau Baginda mengetahuinya.
Putri Kyung Hye : Abba Mama tidak berdaya menghadapiku.
Keduanya ketawa geli.
Se Ryung memikirkan pertunangannya dengan putra Penasehat Kim. P. Kyung Hye tanya apa yang dipikirkan Se Ryung.
Se Ryung : Jika saya dikurung dalam rumah setelah menikah, mungkin saya mengerti penderitaan Yang Mulia.
P. Kyung Hye : Apa artinya itu?
Se Ryung : Bukankah terperangkap dalam istana ini rasanya sungguh menyesakkan?
P. Kyung Hye tidak merasa demikian, karena tidak ada yang tidak bisa ia temukan dalam istana ini.
Coba lihat tamanku, kau tahu berapa banyak bunga langka yang memenuhinya?
Se Ryung : Dibandingkan dengan bunga yang sengaja ditanam dengan istimewa, saya lebih menyukai bunga yang tumbuh bebas di luar.
Dayang datang, ia berkata kalau sudah tahu siapa guru pengganti untuk Putri. Dia adalah guru Kim Seung Yoo. Putra bungsu penasihat Kim.
Se Ryung : Putra bungsu penasehat Kim? Kim Seung Yoo!
Kim Seung Yoo bersiap mengajar Putri dan ingat pesan Profesor, jangan pernah mengangkat tirai apapun yang terjadi. Ingat itu.
Seung Yoo tersenyum geli. Ia jalan sambil kipas-kipas. Seung Yoo tidak sadar kalau di lehernya masih ada bekas lipstik hahaha
Seung Yoo minta dayang mengumumkan kedatangannya.
Dayang : Yang Mulia, Guru Kerajaan disini.
Seung Yoo menghormat, suatu kehormatan untuk memberikan pengajaran pada anda.
Anda kecewa dengan saya? Kenapa anda tidak mengeluarkan suara anda yang indah itu? Tolong buka buku tentang Bakti.
Seung Yoo tidak tahu kalau yang ia temui adalah Se Ryung.
Sementara Putri Kyung Hye ada dalam tandu dan pura-pura sebagai Se Ryung dari kediaman Pangeran Suyang. Tandu mereka meninggalkan istana.
Dijalan, P. Kyung Hye ingat saat Se Ryung membujuknya untuk tukar tempat.
Se Ryung : Yang mulia, apa anda tidak ingin melihat diluar pagar istana?
P. Kyung Hye : Bagaimana dengan pelajaran-nya?
Se Ryung bersedia menggantikan Putri. Putri marah, beraninya kau!
Se Ryung mengaku : Sebenarnya guru Kim Seung Yoo adalah calon suami saya. Saya ingin melihatnya sendiri.
Putri jalan keluar bersama dayangnya. Dayang mengeluh, seharusnya Yang Mulia menghentikan Lady Se Ryung. Tapi kenapa anda justru kerjasama dengannya?
P. Kyung Hye minta dayangnya tidak menyebut Yang Mulia lagi. Kalau tidak aku akan menghukummu tanpa ampun.
Se Ryung berusaha melihat wajah Seung Yoo dari balik tirai, tapi tidak bisa.
Seung Yoo : Apa itu Tiga Kepatuhan?
Mereka berkata kalau wanita harus mematuhi ayahnya saat muda, pasangannya setelah hidup dalam pernikahan dan anak laki mereka sampai kematian memisahkan mereka.
Dengan kata lain, mereka menunjukkan bagaimana wanita hanya bisa hidup dalam bayang-bayang pria.
Se Ryung : Bayangan?
Se Ryung sibuk memeriksa memar di pergelangan kakinya. Seung Yoo merasa “Putri” mencoba menggodanya. Seung Yoo marah, tolong hentikan itu.
Seung Yoo menantang “Putri”, mungkin berikutnya adalah tirai? Biarlah kita mengagumi kecantikan yang sudah membuat seluruh akademi kerajaan kacau. Tapi tidak ada skandal yang akan membuat saya terbuai.
Jika seorang putri menggunakan kecantikannya seperti hiasan murah, bukannya itu tidak berbeda daripada gisaeng rendahan?
Saya tidak bisa lagi membiarkan usaha seperti ini untuk menantang guru-guru anda. Kita akhiri saja pelajaran hari ini. Tolong angkat tirainya.
Seung Yoo benar2 mengangkat tirai yang memisahkan keduanya, Yang Mulia, apa..
Se Ryung terkejut, ia merasa marah. Lalu menunjukkan memar di mata kakinya. Memar, kau bisa melihatnya.
Seung Yoo tertegun.
Se Ryung : Tidak melukai tubuh yang sudah diberikan oleh orang tua kita adalah dasar dari bakti, jadi aku hanya bisa memohon maaf karena membuatmu melihat pemandangan seperti ini.
(Ajaran dalam kitam Hyodo klasik)
Tapi, Guru. Apa aku mendengar sesuatu yang lebih pribadi? Katakan padaku, apa yang kau pikirkan? Melihatku mengangkat baju dalamku sehingga kau bisa mengintipnya? Atau mungkin kecupan lembut di lehermu itu?
Se Ryung menyindir Seung Yoo, yang tampaknya terpelajar dan sopan. Tapi memiliki tanda dari gisaeng di tubuhnya. Berani menuduhnya berbuat macam-macam, bukankah ini munafik.
Se Ryung : Tapi ini adalah dinding istana yang agung yang kau masuki. Melihat kebiasaan yang biasa dilakukan di gibang benar-benar sungguh hina.
Wanita mungkin akan jalan dibawah bayang-bayang pria, tapi wanita seperti apa yang akan percaya dan bergantung pada pria ceroboh dan palsu seperti itu?
Kim Seung Yoo kalah telak, ia jalan keluar. Tapi tersenyum lebar mengingat kata-kata “Putri”
Raja Munjong mendengar kalau Pangeran Suyang mengirim pesan ke Penasehat Kim, ia ingin tahu apa isinya. Tapi anak buah Raja tidak mengetahuinya.
Raja sedang sakit dan tabib istana sedang merawatnya. Lalu kasim berkata kalau P. Suyang ingin menghadap. Raja segera meminta tabib istana untuk sembunyi.
Raja tidak ingin adiknya tahu kalau dia sakit parah.
Pangeran Suyang menghadap kakaknya. Keduanya membicarakan putri-putri mereka. Kita sudah dianugerahi anak perempuan yang hebat.
P. Suyang membenarkan. Raja berkata kalau P. Kyung Hye tumbuh besar tanpa ibunya (Ratu Hyeondeok meninggal th 1441. Putri lahir th 1436, jadi sejak usia 5 th sudah tidak punya ibu.), Raja berharap P. Suyang bisa membantu Putri.
P.Suyang : Bukankah pria ceroboh ini (maksudnya dirinya sendiri) harus belajar memahami putrinya sendiri lebih dulu?
Raja Munjong : Aku menyayangi Se Ryung bagai putriku sendiri. Kuharap kau melakukan hal yang sama pada Putri dan membantunya.
P. Suyang : Ya, Yang Mulia.
Raja Munjong : Apa kau bisa melakukan hal yang sama untuk Putra Mahkota (PM Yi Hong-wi, kelak Raja Danjong- Raja ke-6 Joseon)?
P. Suyang : Sudah seharusnya saya melakukannya.
Raja berkata ia merasa lega. P. Suyang pamit dan akan ke balairung (Pyeon Jeon), Saya akan menunggu Yang Mulia bersama anggota dewan disana.
Setelah P. Suyang pergi. Raja Munjong terlihat sakit. Kasim Kepala panik dan memanggil Tabib istana lagi, tapi Raja minta Kasim merendahkan suara karena P. Suyang baru saja pergi.
Tabib istana itu ternyata juga anak buah Pangeran Suyang. Ia lapor kalau Raja Munjong menanyakan isi pesan P. Suyang untuk Penasehat Kim. Tabib juga lapor kondisi kesehatan Raja.
Raja tiba di balairung istana. Agenda dewan adalah untuk mempercepat perjodohan Putri Kyung Hye. Raja ingin tahu pendapat para bangsawan.
Pangeran Anpyeong (Adik ke-3 Raja Munjong) berkata kalau pernikahan Putri bukan saja penting untuk negara, tapi juga langkah penting yang harus diambil Putri sebagai keturunan Raja. Setelah mereka memilih Menantu Kerajaan untuk Putri, mereka juga harus memilih calon Putri Mahkota (untuk PM Yi Hong – kelak Raja Danjong).
Ini akan memperkuat posisi Putra Mahkota.
Menteri Onnyeong mengusulkan agar Menantu Kerajaan dipilih oleh Komite Keluarga Kerajaan yang dipimpin Pangeran Suyang.
Pihak lain tidak setuju, jika harus memilih Menantu Kerajaan maka itu adalah tugas Kementrian Ritual (Yejo), bukan Komite Kerajaan. Yang Mulia, mohon anda mempercayakan pemilihan pada kementrian ritual.
Pihak P. Suyang tidak setuju dan berkata sejak Mendiang Raja (Sejong Dae Wang/ Raja Besar Sejong), Komite Kerajaan telah dipercaya untuk memutuskan masalah Keluarga Raja, apa maksud anda ritual perjodohan bukan masalah keluarga?
Kim Jong Seo berkata kalau jelas itu adalah masalah negara!
P. Suyang memutuskan untuk mengikuti saran Penasehat Kim. Bagaimana bisa masalah politik kecil menghalangi acara yang besar seperti ini. Kita seharusnya dengan senang hati menyerahkan masalah ini pada Kementrian Ritual.
Setelah pertemuan itu, pihak lawan politik P. Suyang heran, bagaimana P. Suyang bisa menyerah dengan begitu mudah? Mereka dengan senang hati menyerahkan masalah ini ke kementrian Ritual? Apa sebenarnya rencana mereka?
P. Suyang mendekati Penasehat Kim, saya menunggu jawaban pesan itu, Tuan.
Raja Munjong mengamati mereka semua dengan cemas. Kasim lapor kalau putra bungsu Kim Jong Seo ditunjuk sebagai Guru Putri Kyung Hye yang baru.
Jung Jong lari ketakutan, ia dikejar-kejar preman. Mungkin lintah darat.
Putri Kyung Hye menikmati perjalanan-nya keluar istana, terpesona dengan jalanan ibukota yang sibuk dan dipenuhi rakyat. Saat itu tandu Puteri berhenti dan ia ingin melihat tempat lain.
Dayang Putri pergi memanggil tukang tandu. Tiba-tiba seorang pria menerobos masuk ke dalam tandu Puteri.
Putri Kyung Hye kaget : Sia..siapa kau?
Pria itu, Jung Jong (kelak menjadi suami Putri Kyung Hye), justru terpana melihat kecantikan Puteri.
Putri marah, aku tanya padamu! Jung Jong panik, hush..ia menutup mulut putri dengan tangannya.
Putri murka! ia menampar Jung Jong. Beraninya kau! singkirkan tangan kotormu!
Jung Jong terpana melihat kecantikan Putri Kyung Hye. Putri tampak syok.
Jung Jong sedang melarikan diri dari kejaran lintah darat. Mereka berhasil menangkap Jung Jong yang masih terpesona dengan Kyung Hye.
Anak buah lintah darat itu menemukannya : Ini dia Tuan! disini!
Jung Jong dibawa pergi, tapi Jung Jong justru terus saja memandangi P. Kyung Hye dengan tampang bloon.
Dayang Putri lari, Yang Mu..maksud saya Nona. Apa anda tidak apa-apa?
Kyung Hye gemetaran, Mak Son..sudah cukup. semua ini menakutkanku. Kita segera kembali!
Kyung Hye tidak ingin melihat Jung Jong yang dipukuli oleh anak buah lintah darat itu.
Kyung Hye : Kau tidak boleh mengatakan pada siapapun mengenai ini.
Mak Son : Ya.
Sementara itu Se Ryung masih kesal dengan pengajaran Seung Yoo tentang wanita yang hanya bisa hidup dalam bayang-bayang pria.
Dayang Putri masuk, Lady Se Ryung. Ini gawat. Yang Mulia Putra Mahkota menuju kesini.
Se Ryung kaget : Apa?
PM Hong Wi sampai di kediaman kakaknya. Dayang mengumumkan kedatangan-nya, Yang Mulia, PM ingin menghadap.
Se Ryung kelabakan, tapi untung Putri Kyung Hye tiba tepat waktu. Yang Mulia..
PM Hong Wi : Noonim, ini Hong Wi. Kakak?
PM Hong Wi masuk dan memberi salam pada Putri juga Se Ryung. PM berkata kalau dia mendengar soal perjodohan kakaknya. Putra Mahkota merasa cemas, Ibu sudah lama meninggal dan jika kakak juga meninggalkan istana, apa yang akan terjadi denganku?
P. Kyung Hye : Aku hanya melakukan tugasku saat waktunya tiba. Bukankah aku sudah mengatakan padamu untuk tidak pernah menunjukkan kelemahan di depan orang lain?
Yang Mulia…suatu hari nanti kau akan mengambil alih negara kita. Kesulitan apapun yang kau hadapi, kau harus tetap tenang.
PM Hong Wi : Saya pasti sudah membiarkan kelemahan mempengaruhi pikiran saya untuk sekejap. Saya akan pergi sekarang.
Kasihan..Putra Mahkota masih remaja dan ia hanya bergantung pada kakaknya. Sementara Ibu sudah meninggal dan Raja sakit-sakitan.
Setelah Putra Mahkota pergi, Se Ryung tanya apa Putri menikmati perjalanan-nya keluar istana? Putri Kyung Hye tidak mengaku kalau merasa senang, ia hanya berkata biasa saja. Semua kebisingan itu meracuni telingaku.
Kyung Hye : Belum lagi betapa sulitnya bernafas dengan semua debu itu.
Se Ryung : Benarkah?
P. Kyung Hye : Katakan padaku, bagaimana dengan calon pendampingmu itu?
Se Ryung berkata kalau pria itu jenis yang suka pergi ke Gibang dan mendapatkan tanda (lipstik) di lehernya. Seorang Han Ryang (Sarjana tidak berguna yang biasanya tidak menggunakan ilmunya dengan efektif. Yeah..)
Putri heran, bagaimana orang seperti itu bisa menjadi guru kerajaan? Dan bagaimana Se Ryung bisa melihat tanda semacam itu? Apa kau mengangkat tirainya?
Dayang Putri membela Se Ryung, tapi itu bukan salah Lady Se Ryung, guru yang mengangkatnya sendiri.
Putri merasa itu lebih baik, karena sekarang Guru Kim menganggap Se Ryung sebagai dirinya, ini menguntungkannya. Putri tidak harus menghadiri pelajaran dan bisa menyirami bunga di tamannya.
Putri : Jadi aku akan membiarkanmu dan calon pendampingmu untuk bisa akrab.
Se Ryung : Yang Mulia!
Shin Myun berlatih bersama anak buahnya. Shin Myun berhasil mengalahkannya dengan merampas dua pedang dari lawannya.
Kim Seung Yoo menonton latihan itu dan tersenyum. Apa anak buahmu tahu kalau atasan mereka menghabiskan malam dengan minum2?
Shin Myun : Lihat siapa yang bicara. Satu-satunya hal yang bisa kau ajarkan pada orang adalah seni minum kan?
Jika kau mau berhenti minum, kau harus menjauhi Jong (Jung Jong).
Mereka bertaruh kalau Jung Jong pasti ada di Gibang, apa dia bisa menolak rasa manis menyenangkan dari anggur? Mereka jalan ke kota dan melihat Jung Jong dibawa paksa oleh para lintah darat.
Seung Yoo : Bukankah itu dia?
Shin Myun langsung membentak mereka, beraninya kalian memperlakukan seorang Yangban seperti ini?
Mereka berkata kalau bangsawan ini menolak membayar hutangnya pada mereka. Jadi mereka akan mengawal Jung Jong ke tempat mereka untuk diskusi. Benar kan, Tuan Muda?
Jung Jong : Aku tidak pernah berkata aku tidak akan membayar hutangku.
Shin Myun minta mereka melepaskan Jung Jong, aku akan menyelesaikannya nanti.
Mereka ingin tahu bagaimana caranya. Shin Myun menunjukkan badge-nya, apa ini tidak cukup menjawab pertanyaanmu?
Lintah darat itu mencibir, Petugas Kehakiman dari Ibukota (Hanseong = Kantornya Jang Mu Yeol di Dong Yi), aku mengerti. Dia berkata pada Jung Jong, kalau Jung Jong beruntung memiliki teman yang cukup berpengaruh. Mereka pergi.
Putra Mahkota berlatih memanah disaksikan Raja Munjong dan Kim Jong Seo. Putra Mahkota tidak berhasil mengenai sasaran.
Raja resah, Menghadapi kelemahan seseorang memerlukan keberanian besar. Jangan biarkan itu mempengaruhi tujuan. Apa kau tidak juga semakin menguasainya?
Raja : Suyang dilahirkan untuk menduduki takhta.
Kim Jong Seo terkejut : Yang Mulia…itu terlalu berprasangka.
Raja merasa waktunya tidak lama lagi, tanpa dukungan ayahnya, bagaimana anak itu bisa menahan pamannya yang ambisius..
Kim Jong Seo : Yang Mulia..
Raja berkata ia akan bersedia menemui ajalnya dengan sukarela jika ia bisa memastikan keamanan Putra Mahkota.
Kim Jong Seo merasa sedih, jangan membuat pelayan Anda mendengar ucapan seperti itu.
Raja merasa bisa mengandalkan Kim Jong Seo selamanya, tapi sayangnya ia tidak bisa lagi melakukannya.
Kim Jong seo kaget : Apa yang membuat Anda berpikir seperti itu? Bolahkah saya mengetahui alasannya, Yang Mulia?
Munjong : Apa yang kau rencanakan bersama Suyang?
P. Suyang juga bertemu dengan sekutunya. Mereka merasa Raja tidak akan diam saja setelah mendengar kalau P. Suyang mengirim pesan ke kediaman Penasehat Kim.
Sampai sekarang Kim Jong Seo belum juga mengirimkan jawaban atas tawaran pertunangan dari P. Suyang. Sementara Kim Jong Seo dan Raja sangat dekat hubungannya. Ini berarti Kim Jong Seo tidak akan masuk ke dalam kelompok Suyang.
Suyang bertekad untuk mengikat keluarga dengan Kim Jong Seo.
Kim Seung Yoo, Shin Myun, dan Jung Jong minum bersama dibawah cahaya bulan. Seung Yoo dan Shin Myun mencemaskan Jung Jong yang tidak bisa membayar hutangnya.
Apa kau tidak tahu betapa berbahayanya lintah darat pasar itu. Mereka menginginkan lebih banyak darimu tidak peduli betapa parahnya sakit ibumu.
Seung Yoo dan Shin Myun menawarkan bantuan, berapa jumlahnya? Tapi jangan berpikir kalau kami tidak akan meminta bunga.
Jung Jong masih terpesona dengan gadis yang ia lihat di tandu tadi, aku melihat seorang gadis dengan kecantikan yang tidak tertandingi hari ini.
Mungkin hanya bisa ditandingi oleh kecantikan bunga delapan propinsi, Putri Kyung Hye.
Seung Yoo : Bunga tercantik? tidak sejauh itu…dia terlihat biasa saja bagiku..
Semua kaget, jangan bilang kau sudah melihat Putri Kyung Hye? Ayo katakan sesuatu.
Seung yoo mengaku kalau ia dipercaya menjadi guru Sang Putri. Teman-nya tidak percaya, kenapa kau baru mengatakan ini pada kami sekarang? Apa dia benar2 sangat cantik?
Seung Yoo : Putri atau bukan, dia hanyalah seorang wanita.
Ketiganya pulang dengan mabuk. Shin Myun menggendong Jung Jong di punggungnya.
Seung Yoo sampai rumah, ia mabuk. Ayah, saya pulang. Ada tamu ya?
Kim Jong Seo : Kau minum lagi?
Seung Yoo berkata hanya minum sedikit dengan teman. Ayahnya menyuruh Seung Yoo tidur
Ternyata Kim Jong Seo sedang menerima P. Suyang. Suyang berkata kalau Seung Yoo sepertinya anak muda yang cukup berani.
P. Suyang : Sayangnya aku tidak bisa mengatakan hal yang baik tentang putriku.
Kim Jong seo tanya apa hanya itu niat perjodohan ini. P. Suyang berkata kalau Penasehat dan dirinya yang bisa mencegah terjadinya tragedi.
Kim Jong Seo : Tragedi?
P. Suyang : Jika aku berkata setelah Yang Mulia mangkat..
Kim Jong Seo marah, jaga perkataan anda!
P. Suyang berkata kalau ia bersumpah akan melindungi takhta dan juga Putra Mahkota. Apa Tuan akan mempercayaiku?
Kim Jong Seo : Bahkan sampah yang berkeliaran di jalan tidak akan percaya itu. Kau adalah orang yang akan menyarankan kalau satu-satunya cara melindungi keturunan-nya adalah membantai calon yang tepat untuk menduduki takhta, Suyang.
P. Suyang tahu, kalau ini berarti salah satu dari mereka akan mati demi bertahan. Ini bukan hanya kita Tuan. Apa anda siap menyaksikan anak-anak kita harus menanggung ini semua? Tapi jika kita bergabung, hidup mereka tidak perlu dikorbankan dengan sia-sia.
Putri Kyung Hye mulai senang dengan pertukaran mereka. Ia berkata tidak ada pilihan lain selain melakukannya.
Putri berkata jika memang Se Ryung tidak tahan lagi, ia bisa mengatakan-nya pada Kim Seung Yoo yang sebenarnya. Putri sendiri yang membantu Se Ryung mengenakan hanboknya.
P. Kyung Hye juga memasangkan hiasan/norigae di hanbok Se Ryung.
Waktunya belajar. Seung Yoo ingin mengatakan beberapa aturan sebelum belajar. Seung Yoo berkata ia akan mengingat kata-kata Putri, tapi Putri juga harus tetap serius saat belajar.
Seung Yoo tidak ingin menerima gangguan apapun. Putri juga harus mengartikan setiap kalimat, lalu catat semua hal penting yang saya ajarkan. Anda juga harus menyerahkan catatan itu pada pertemuan berikutnya serta menghafal isi hasil belajar kita pada hari itu.
Seung Yoo akan melakukan ujian lisan jika Putri gagal. Kenapa anda tidak menjawab?
Se Ryung : Aku akan melakukannya.
Seung Yoo : Terima kasih Yang Mulia.
Se Ryung : Jika kau menyalahgunakan posisimu sebagai guru untuk membalas apa yang terjadi kemarin, sebagai seorang murid aku tidak akan membantah. Mengenai sikap guru sebelumnya, aku akan memberikan maaf dengan lapang dada.
Keduanya sepakat melanjutkan pelajaran.
Raja Munjong tiba-tiba mengunjungi Institut Kerajaan (Jong Hak). Para Profesor kaget, Yang Mulia.
Raja berkata ia dengar putri sudah berganti guru lagi. Profesor Kepala minta maaf, Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan hamba.
Raja ingin menemui Putri.
Sementara itu Seung yoo mulai mengetes “Putri”
Seung Yoo : Bibeop buleon, Bido bulhaeng
Se Ryung : Bicara dengan kata yang tepat dan tidak mengambil jalan yang salah.
Seung Yoo : Gumu Taekeon, Shinmu Taekhaeng
Se Ryung : Bicara dengan kata-kata yang sopan/tidak semaunya. Berlaku seperti yang sudah dicontohkan (yang baik).
Seung Yoo terlihat kagum, Jaeosabu Isamo Ihaedong.
Se Ryung : Jika kau mencintai ibumu seperti halnya ayahmu, mereka akan sama-sama dicintai.
Seung Yoo : Jaeosabu Isagun Igyeongdong
Se Ryung : Mencintai Penguasamu seperti yang kau lakukan pada ayahmu dengan sikap penghormatan yang sama.
Seung Yoo : Anda menyebutkan artinya dengan lancar. Cukup mengagumkan.
Baginda tiba. Seung Yoo berdiri menghormat. Profesor mengenalkan Kim Seung Yoo sebagai guru baru Putri.
Raja berkata ia ingin melihat bagaimana putri belajar, ia berterima kasih pada Seung Yoo.
Seung Yoo : Ini sama sekali bukan beban, Yang Mulia.
Raja tanya apa dia bisa duduk untuk mengikuti proses belajar. Seung yoo mengiyakan. Tapi Se Ryung panik, bagaimana kalau Pamannya tahu.
Seung Yoo mulai mengajar lagi, Go Mochwigiae, Igun Chwigigyeong, Gyeomji Jabuya. Yang Mulia tolong jelaskan artinya.
Se ryung tidak ingin Raja tahu, jadi ia tidak menjawabnya, hanya bergumam saja.
Raja Munjong berkata kalau Putri sepertinya masih butuh bimbingan, Aku harap Guru Kim bisa menjadi pembimbingnya.
Seung Yoo tampak malu, Maafkan hamba Yang Mulia.
Raja sepertinya tidak terlalu mempermasalahkan ini, sudahlah.
Raja tampak senang dengan Kim Seung Yoo dan ia menolak menemui Putrinya. Raja tidak ingin mengganggu proses belajar putrinya.
Raja : Kudengar kau tampan dan pintar. Ajarkan pengetahuan berhargamu itu kepada Putra Mahkota juga bukan hanya untuk Putri.
Seung Yoo : Kemurahan Paduka tidak terukur.
Raja pergi.
Se Ryung bernafas lega, ia lolos kali ini. Tapi Seung Yoo marah, Yang Mulia, Anda memiliki bakat mengagumkan untuk mempermalukan guru Anda.
Se Ryung lapor ke Putri Kyung Hye, Baginda mengunjungi Jong Hak. Putri kaget, bagaimana bisa?
Se Ryung berkata untung saja pertukaran mereka tidak diketahui Baginda. Tapi bagaimana kalau Raja datang lagi..
P. Kyung Hye menenangkan sepupunya, Abba Mama tidak akan datang lagi, setelah pelajaran Klasik, guru akan diganti. Bertahanlah sebentar lagi. Atau kau ingin mengungkap kebenaran-nya sekarang?
Se Ryung : Tidak. Saya tidak akan membuat Yang Mulia dalam kesulitan karena saya.
Anak buah Suyang menghadap dan berkata kalau Baginda memanggil Pangeran Suyang ke istana.
Se Ryung mencoba sekali lagi untuk naik kuda dan akhirnya ia berhasil.
Se Ryung perlahan-lahan menjalankan kudanya, ia gembira sekali.
Sementara Kim Seung Yoo masih kesal karena dipermalukan “Putri”. Lalu Seung Yoo melihat Se Ryung. Ia mengikuti Se Ryung.
Seung Yoo bingung, Yang Mulia…apa ini?
Lalu ia melihat kalau kuda Se Ryung kehilangan kendali dan Se Ryung menangis ketakutan di punggung kuda.
Seung Yoo lari mencari kuda dan ia bergegas menyusul Se Ryung.
Raja Munjong mengadakan pertemuan, ia mengumpulkan semua menteri dan membuat pengumuman. Raja sudah memilih sendiri calon Menantu Kerajaan untuk Putrinya.
Para menteri ingin tahu siapa calonnya.
Raja Munjong : Aku telah memilih Putra Penasehat Kim Jong Seo sebagai Menantu Kerajaan.
Pangeran Suyang dan Penasehat Kim Jong Seo sama-sama kaget, mereka juga tidak tahu menahu masalah ini.
Seung Yoo mengejar Se Ryung dan berhasil melompat ke kuda Se Ryung, tapi Seung Yoo tidak bisa menghentikan kuda itu.
Kuda itu terus saja berlari mendekati tebing. Seung Yoo tidak punya pilihan, kecuali memeluk Se Ryung erat-erat dan melompat dari kuda!
Kim Seung Yoo (Park Shi Hoo) memacu kudanya dengan tergesa gesa. Ia dikejar oleh beberapa penunggang kuda. sepertinya perang sedang berlangsung yang banyak memakan korban.
Th 1453, Pemberontakan Gyeyu.
Peristiwa bersejarah dimana Penasehat/Perdana Menteri Kim Jong Seo dan Pangeran Agung An Pyung dijebak sebagai penghianat dan dieksekusi karena melawan pemberontakan Pangeran Agung Suyang.
Kepala Hanseong Shin Myun menemui Pangeran Suyang dan memberitahukan bahwa Kim Seung Yoo sudah dibebaskan.
Suyang : Aku percaya kalau ia tidak sadar kalau kau melakukan ini dengan sengaja?
Shin Myun : Saya yakin, ia tidak menyadarinya. Yang Mulia.
Suyang : Yakin dengan persahabatan kalian, dia pasti lari mencari bantuan dari ayahnya. Dan seperti daging di kegelapan, dia akan membawa kita pada Kim Jong Seo.
Untuk sejenak, wajah Kepala Hanseong Shin Myun tampak resah. (Mungkin karena merasa bersalah sudah menghianati teman dekatnya.)
Kim Seung Yoo sampai di rumahnya. Ia bergegas turun dari kuda dan mencari ayahnya. Ayah!
Jendral Kim juga luka parah, tapi berkata ia tidak apa-apa dan ingin pergi ke Kementrian militer (Byeongjo = Bertanggung jawab untuk pengerahan pasukan, logistik, senjata dan pertahanan Joseon). Ia minta Seung Yoo membantunya.
Seung Yoo membantu ayahnya berdiri, tapi anak buah Shin Mun sudah tiba dan langsung menyerang pelayan dan semua orang di kediaman Jendral Kim.
Seung Yoo bertarung melawan mereka, ia petarung hebat tapi kalah jumlah. Seung Yoo kalah.
Jendral Kim sendiri menghadapi para penyerang dan luka sangat parah. Keduanya terjatuh.
Jendral Kim mengulurkan tangan ke anaknya, Seung Yoo!
Seung Yoo : Ayah!
Tapi Jendral Kim sudah tua, ia tidak tahan lagi dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Seung Yoo terpukul, lalu kita melihat flashback dari Jendral Kim, Pangeran Suyang, Shin Mun, Putri Kyung Hye dan saat-saat bahagia bersama Se Ryung.
1 Year ago
Se Ryung menyelinap ke istal kuda, ia ingin sekali naik kuda. Se Ryung membelai kudanya, begitu tenang dan lembut. Sekali saja..hanya sekali ini saja, ya?
Se Ryung : Satu, dua, tiga..
Ia berusaha keras naik ke punggung kuda dan berhasil. Aku berhasil! Tapi tidak lama, Se Ryung terjatuh dari kudanya.
Para pelayan ribut, Nona Muda! Nona ..aigoo..anda terluka lagi?
Se Ryung kesal, aku hampir saja berhasil..
Pelayan Se Ryung mencemaskan luka Nona mereka, bagaimana kalau Yang Mulia (Ibu Se Ryung/ Lady Yoon) mengetahuinya. Se Ryung berkata kalau kuda itu baru kali ini mengijinkannya naik.
Lady Yoon (Kelak, Ratu Jeonghui) tiba. Semua pelayan berdiri menghormat. Lady Yoon menegur putrinya, kau kemana saja? Apa kau mengendap-endap lagi di istal kuda.
Pangeran Suyang muncul, ia tampak geli. Jalan saja tidak benar karena mata kakinya sakit. Apa dia bisa naik kuda?
Pangeran Suyang berkata sudah waktunya Se Ryung dan saudaranya masuk istana, jadi ia minta Se Ryung menjaga sikap sesuai dengan aturan istana.
(Anak-anak keluarga Istana ada waktunya untuk masuk ke istana dan menerima pelajaran. Meskipun keluarga mereka tinggal di luar istana. Ingat anak-anak yang menemani P. Yi Geum belajar saat di Dong Yi? Mereka adalah anak saudara atau sepupu Raja Sukjong)
Se Ryung : Ya, Ayah.
Suyang : Bangsawan tidak boleh mempermalukan diri mereka dengan hal-hal seperti ini, jadi kau harus berkomitmen dalam pelajaranmu.
Kediaman Kim.
Kim Jong Seo (Penasehat Dewan Kanan/Wakil PM) mendapatkan proposal pernikahan dari Pangeran Suyang.
Kim Jong Seo dan putra tertuanya, Seung Kyu merasa bingung, dia tidak mengajukan pertunangan antara Seung Yoo dan putrinya kan? Apa Seung Yoo menginap diluar lagi?
Kim Seung Yoo yang dibicarakan masih tidur pulas di gibang. Seorang gisaeng membangunkan-nya, Naeuri (Tuan Muda)….matahari sudah tinggi. Bangunlah, sekarang waktunya masuk istana.
Seung Yoo bergegas bangun dan pergi ke istana, ia tidak menyadari kalau si gisaeng meninggalkan bekas lipstik di pipinya! Gisaeng itu geli, mereka berteman tapi mengapa begitu berbeda? (maksudnya antara Kim Seung Yoo dan Jung Jong)
Se Ryung dan Se Jeong jalan ke istana. Se Ryung mendengar dari adiknya kalau Ayah sudah menjodohkan Se Ryung.
Se Ryung kaget : Perjodohan? yang benar saja.
Se Jeong : Tapi aku mendengar Ibu dan Ayah membicarakan itu.
Mereka mengirim utusan ke kediaman Penasehat Kim Jong Seo.
Se Ryung : Dan aku akan dijodohkan?
Adiknya membenarkan, lalu berkata ia tahu Se Ryung tidak ingin menikah, Se Jeong minta Se Ryung mengatakan itu pada Ayah dan Ibu, agar membiarkan ia saja yang menikah.
Se Jeong : Putra bungsu dari penasehat kanan kita yang agung. Kim Seung Yoo..bukankah namanya memiliki kesan agung?
Se Ryung : Sekalian saja ke Aula Jami (Aula Kerajaan Istana Gyeongbok)
Se Ryung berkata kalau mereka harus menemui Putri untuk memberi salam. Se Jeong tidak mau dan minta Se Ryung saja yang melakukannya.
Se Jeong kesal, ia sama sekali tidak punya rasa hormat pada putri yang terlalu mengagungkan kecantikannya sendiri.
Putri Kyung Hye (So Ran, Lie To Me) sedang belajar.
Guru menjelaskan tentang ajaran Confucius, Jaesang Bulgyo, Goyi Bulwi = Menjadi tinggi namun tetap rendah hati, menjadi bermartabat tapi tetap adil. Menjadi agung tapi tetap sederhana, menjadi agung dan tetap adil untuk mendapatkan rasa hormat.
Goyi Bulwi, Soyi Jangsugwi …
Putri Kyung Hye bosan. Guru..
Guru : Ya, Yang Mulia
P. Kyung Hye : Sepertinya aku tidak menemukan kalimat yang baru saja kau kutip.
Guru bingung, bagaimana bisa. Putri Kyung Hye yakin.
Guru : Hamba anda ini sudah mempelajari buku ribuan kali…
P. Kyung Hye marah : Apa kau menuduhku melakukan pemalsuan?
Guru : Hamba tidak akan pernah berani..
P. Kyung Hye menggoda gurunya untuk mendekat, ayo kesini dan periksalah sendiri.
Guru terpaksa membuka tirai dan tertegun dengan wajah Putri yang memang cantik. Guru mendekat dan mencari kalimat yang dimaksud.
Putri Kyung Hye memegang tangan gurunya dan mendekat. Dayang membuka pintu, apa yang terjadi?
Guru itu ketakutan dan melarikan diri.
Pusat pengajaran Kerajaan gempar, para profesor pusing, Oh ini mengerikan! Yang Mulia Putri menggunakan kecantikannya untuk menantang gurunya?
Mereka bingung, setiap guru baru yang dikirim pada Putri selalu menghadapi nasib yang sama. Reputasi Universitas Sungkyunkwan kita dipermalukan.
Seorang Profesor mengeluh, Im Chang Gyo, Lee Eungsu, Gil Byeongwon semuanya mengundurkan diri karena Putri. Dan tidak hanya itu, sekarang bahkan Guru Yeom? Apa aku tidak memperingatkanmu untuk jangan pernah mengangkat tirai?
Guru Yeom mengemasi buku2nya. Kenapa kau seperti ini? Tuan Putri sedang menunggumu di kediaman-nya, selesaikan pelajarannya.
Guru Yeom : Saya hanya bisa berkata kalau saya sudah mempermalukan diri sendiri.
Mereka membujuk Kepala Profesor untuk mengirim guru baru untuk Putri. Profesor itu kesal, kemana orang itu..Apa yang membuatnya terlambat.
Kim Seung Yoo datang terlambat. Ia minta maaf dan nyengir.
Profesor Kepala mengajak Kim Seung Yoo keluar dan tanya kemana saja Seung Yoo, kenapa baru datang.
Seung Yoo : Saya terlalu banyak belajar Dok Seo Sam Do di perpustakaan, saya takut saya mungkin..
(Dok Seo Sam Do = Belajar dengan menggunakan tiga hal, dengan mata, mulut dan pikiran)Profesor marah, ia sudah melihat tanda bibir merah di pipi Seung Yoo : Apa? Terlalu banyak belajar? Apa kau yakin tidak terlalu banyak menghabiskan malam dalam pelukan gisaeng?
Lihat wajahmu itu! Seung Yoo heran, wajah saya? Lalu meraba pipinya dan kaget melihat bekas lipstik di telapak tangannya, apa ini?
Profesor semakin kesal, kau tanya aku?!Seung Yoo merasa malu, anda mencari saya? Profesor minta Seung Yoo segera ke kediaman Putri.
Seung Yoo heran, bukannya Guru Yeom yang mengajar Putri? Profesor Ketua berkata kalau guru Yeom mengundurkan diri. Putri Kyung Hye menyirami bunga sambil ngomel. Dayangnya berkata Putri berlebihan. Kyung Hye melotot pada dayangnya.Se Ryung menghadap Putri. Se Ryung tampak gembira: Mama! P. Kyung Hye mengajak Se Ryung melihat-lihat koleksinya. Ada banyak perhiasan berharga, binyeo (tusuk konde) dalam berbagai model, sepatu sutra, hanbok, peralatan make-up dll. P. Kyung Hye heran, mengapa seorang Nona bangsawan ingin mengendarai kuda? Kau ini cukup aneh, melukai dirimu sendiri dan melakukan hal-hal tidak berguna.
Se Ryung membalas kata2 Putri : Mengapa Anda mengoleksi sepatu dari sutra padahal anda tidak pernah memakainya?P. Kyung Hye : Karena aku menginginkannya.
Se Ryung : Sama dengan saya. Karena saya menginginkannya. Dan mencoba menghentikannya, membuat saya semakin ingin naik kuda.
P. Kyung Hye : Terakhir kudengar, kau bahkan bisa meraih pelananya? Se Ryung bangga, ia memang berhasil meraihnya meskipun cuma sebentar.
Dayang Putri mengingatkan sudah waktunya belajar, Lady Se Ryung juga harus belajar.
Putri marah2, belajar! belajar. Aku sudah kenyang dengan semuanya. Aku tidak mau pergi.
Se Ryung kaget, bagaimana kalau Baginda mengetahuinya.
Putri Kyung Hye : Abba Mama tidak berdaya menghadapiku.
Keduanya ketawa geli.
Se Ryung memikirkan pertunangannya dengan putra Penasehat Kim. P. Kyung Hye tanya apa yang dipikirkan Se Ryung.
Se Ryung : Jika saya dikurung dalam rumah setelah menikah, mungkin saya mengerti penderitaan Yang Mulia.
P. Kyung Hye : Apa artinya itu?
Se Ryung : Bukankah terperangkap dalam istana ini rasanya sungguh menyesakkan?
P. Kyung Hye tidak merasa demikian, karena tidak ada yang tidak bisa ia temukan dalam istana ini.
Coba lihat tamanku, kau tahu berapa banyak bunga langka yang memenuhinya?
Se Ryung : Dibandingkan dengan bunga yang sengaja ditanam dengan istimewa, saya lebih menyukai bunga yang tumbuh bebas di luar.
Dayang datang, ia berkata kalau sudah tahu siapa guru pengganti untuk Putri. Dia adalah guru Kim Seung Yoo. Putra bungsu penasihat Kim.
Se Ryung : Putra bungsu penasehat Kim? Kim Seung Yoo!
Kim Seung Yoo bersiap mengajar Putri dan ingat pesan Profesor, jangan pernah mengangkat tirai apapun yang terjadi. Ingat itu.
Seung Yoo tersenyum geli. Ia jalan sambil kipas-kipas. Seung Yoo tidak sadar kalau di lehernya masih ada bekas lipstik hahaha
Seung Yoo minta dayang mengumumkan kedatangannya.
Dayang : Yang Mulia, Guru Kerajaan disini.
Seung Yoo menghormat, suatu kehormatan untuk memberikan pengajaran pada anda.
Anda kecewa dengan saya? Kenapa anda tidak mengeluarkan suara anda yang indah itu? Tolong buka buku tentang Bakti.
Seung Yoo tidak tahu kalau yang ia temui adalah Se Ryung.
Sementara Putri Kyung Hye ada dalam tandu dan pura-pura sebagai Se Ryung dari kediaman Pangeran Suyang. Tandu mereka meninggalkan istana.
Dijalan, P. Kyung Hye ingat saat Se Ryung membujuknya untuk tukar tempat.
Se Ryung : Yang mulia, apa anda tidak ingin melihat diluar pagar istana?
P. Kyung Hye : Bagaimana dengan pelajaran-nya?
Se Ryung bersedia menggantikan Putri. Putri marah, beraninya kau!
Se Ryung mengaku : Sebenarnya guru Kim Seung Yoo adalah calon suami saya. Saya ingin melihatnya sendiri.
Putri jalan keluar bersama dayangnya. Dayang mengeluh, seharusnya Yang Mulia menghentikan Lady Se Ryung. Tapi kenapa anda justru kerjasama dengannya?
P. Kyung Hye minta dayangnya tidak menyebut Yang Mulia lagi. Kalau tidak aku akan menghukummu tanpa ampun.
Se Ryung berusaha melihat wajah Seung Yoo dari balik tirai, tapi tidak bisa.
Seung Yoo : Apa itu Tiga Kepatuhan?
Mereka berkata kalau wanita harus mematuhi ayahnya saat muda, pasangannya setelah hidup dalam pernikahan dan anak laki mereka sampai kematian memisahkan mereka.
Dengan kata lain, mereka menunjukkan bagaimana wanita hanya bisa hidup dalam bayang-bayang pria.
Se Ryung : Bayangan?
Se Ryung sibuk memeriksa memar di pergelangan kakinya. Seung Yoo merasa “Putri” mencoba menggodanya. Seung Yoo marah, tolong hentikan itu.
Seung Yoo menantang “Putri”, mungkin berikutnya adalah tirai? Biarlah kita mengagumi kecantikan yang sudah membuat seluruh akademi kerajaan kacau. Tapi tidak ada skandal yang akan membuat saya terbuai.
Jika seorang putri menggunakan kecantikannya seperti hiasan murah, bukannya itu tidak berbeda daripada gisaeng rendahan?
Saya tidak bisa lagi membiarkan usaha seperti ini untuk menantang guru-guru anda. Kita akhiri saja pelajaran hari ini. Tolong angkat tirainya.
Seung Yoo benar2 mengangkat tirai yang memisahkan keduanya, Yang Mulia, apa..
Se Ryung terkejut, ia merasa marah. Lalu menunjukkan memar di mata kakinya. Memar, kau bisa melihatnya.
Seung Yoo tertegun.
Se Ryung : Tidak melukai tubuh yang sudah diberikan oleh orang tua kita adalah dasar dari bakti, jadi aku hanya bisa memohon maaf karena membuatmu melihat pemandangan seperti ini.
(Ajaran dalam kitam Hyodo klasik)
Tapi, Guru. Apa aku mendengar sesuatu yang lebih pribadi? Katakan padaku, apa yang kau pikirkan? Melihatku mengangkat baju dalamku sehingga kau bisa mengintipnya? Atau mungkin kecupan lembut di lehermu itu?
Se Ryung menyindir Seung Yoo, yang tampaknya terpelajar dan sopan. Tapi memiliki tanda dari gisaeng di tubuhnya. Berani menuduhnya berbuat macam-macam, bukankah ini munafik.
Se Ryung : Tapi ini adalah dinding istana yang agung yang kau masuki. Melihat kebiasaan yang biasa dilakukan di gibang benar-benar sungguh hina.
Wanita mungkin akan jalan dibawah bayang-bayang pria, tapi wanita seperti apa yang akan percaya dan bergantung pada pria ceroboh dan palsu seperti itu?
Kim Seung Yoo kalah telak, ia jalan keluar. Tapi tersenyum lebar mengingat kata-kata “Putri”
Raja Munjong mendengar kalau Pangeran Suyang mengirim pesan ke Penasehat Kim, ia ingin tahu apa isinya. Tapi anak buah Raja tidak mengetahuinya.
Raja sedang sakit dan tabib istana sedang merawatnya. Lalu kasim berkata kalau P. Suyang ingin menghadap. Raja segera meminta tabib istana untuk sembunyi.
Raja tidak ingin adiknya tahu kalau dia sakit parah.
Pangeran Suyang menghadap kakaknya. Keduanya membicarakan putri-putri mereka. Kita sudah dianugerahi anak perempuan yang hebat.
P. Suyang membenarkan. Raja berkata kalau P. Kyung Hye tumbuh besar tanpa ibunya (Ratu Hyeondeok meninggal th 1441. Putri lahir th 1436, jadi sejak usia 5 th sudah tidak punya ibu.), Raja berharap P. Suyang bisa membantu Putri.
P.Suyang : Bukankah pria ceroboh ini (maksudnya dirinya sendiri) harus belajar memahami putrinya sendiri lebih dulu?
Raja Munjong : Aku menyayangi Se Ryung bagai putriku sendiri. Kuharap kau melakukan hal yang sama pada Putri dan membantunya.
P. Suyang : Ya, Yang Mulia.
Raja Munjong : Apa kau bisa melakukan hal yang sama untuk Putra Mahkota (PM Yi Hong-wi, kelak Raja Danjong- Raja ke-6 Joseon)?
P. Suyang : Sudah seharusnya saya melakukannya.
Raja berkata ia merasa lega. P. Suyang pamit dan akan ke balairung (Pyeon Jeon), Saya akan menunggu Yang Mulia bersama anggota dewan disana.
Setelah P. Suyang pergi. Raja Munjong terlihat sakit. Kasim Kepala panik dan memanggil Tabib istana lagi, tapi Raja minta Kasim merendahkan suara karena P. Suyang baru saja pergi.
Tabib istana itu ternyata juga anak buah Pangeran Suyang. Ia lapor kalau Raja Munjong menanyakan isi pesan P. Suyang untuk Penasehat Kim. Tabib juga lapor kondisi kesehatan Raja.
Raja tiba di balairung istana. Agenda dewan adalah untuk mempercepat perjodohan Putri Kyung Hye. Raja ingin tahu pendapat para bangsawan.
Pangeran Anpyeong (Adik ke-3 Raja Munjong) berkata kalau pernikahan Putri bukan saja penting untuk negara, tapi juga langkah penting yang harus diambil Putri sebagai keturunan Raja. Setelah mereka memilih Menantu Kerajaan untuk Putri, mereka juga harus memilih calon Putri Mahkota (untuk PM Yi Hong – kelak Raja Danjong).
Ini akan memperkuat posisi Putra Mahkota.
Menteri Onnyeong mengusulkan agar Menantu Kerajaan dipilih oleh Komite Keluarga Kerajaan yang dipimpin Pangeran Suyang.
Pihak lain tidak setuju, jika harus memilih Menantu Kerajaan maka itu adalah tugas Kementrian Ritual (Yejo), bukan Komite Kerajaan. Yang Mulia, mohon anda mempercayakan pemilihan pada kementrian ritual.
Pihak P. Suyang tidak setuju dan berkata sejak Mendiang Raja (Sejong Dae Wang/ Raja Besar Sejong), Komite Kerajaan telah dipercaya untuk memutuskan masalah Keluarga Raja, apa maksud anda ritual perjodohan bukan masalah keluarga?
Kim Jong Seo berkata kalau jelas itu adalah masalah negara!
P. Suyang memutuskan untuk mengikuti saran Penasehat Kim. Bagaimana bisa masalah politik kecil menghalangi acara yang besar seperti ini. Kita seharusnya dengan senang hati menyerahkan masalah ini pada Kementrian Ritual.
Setelah pertemuan itu, pihak lawan politik P. Suyang heran, bagaimana P. Suyang bisa menyerah dengan begitu mudah? Mereka dengan senang hati menyerahkan masalah ini ke kementrian Ritual? Apa sebenarnya rencana mereka?
P. Suyang mendekati Penasehat Kim, saya menunggu jawaban pesan itu, Tuan.
Raja Munjong mengamati mereka semua dengan cemas. Kasim lapor kalau putra bungsu Kim Jong Seo ditunjuk sebagai Guru Putri Kyung Hye yang baru.
Jung Jong lari ketakutan, ia dikejar-kejar preman. Mungkin lintah darat.
Putri Kyung Hye menikmati perjalanan-nya keluar istana, terpesona dengan jalanan ibukota yang sibuk dan dipenuhi rakyat. Saat itu tandu Puteri berhenti dan ia ingin melihat tempat lain.
Dayang Putri pergi memanggil tukang tandu. Tiba-tiba seorang pria menerobos masuk ke dalam tandu Puteri.
Putri Kyung Hye kaget : Sia..siapa kau?
Pria itu, Jung Jong (kelak menjadi suami Putri Kyung Hye), justru terpana melihat kecantikan Puteri.
Putri marah, aku tanya padamu! Jung Jong panik, hush..ia menutup mulut putri dengan tangannya.
Putri murka! ia menampar Jung Jong. Beraninya kau! singkirkan tangan kotormu!
Jung Jong terpana melihat kecantikan Putri Kyung Hye. Putri tampak syok.
Jung Jong sedang melarikan diri dari kejaran lintah darat. Mereka berhasil menangkap Jung Jong yang masih terpesona dengan Kyung Hye.
Anak buah lintah darat itu menemukannya : Ini dia Tuan! disini!
Jung Jong dibawa pergi, tapi Jung Jong justru terus saja memandangi P. Kyung Hye dengan tampang bloon.
Dayang Putri lari, Yang Mu..maksud saya Nona. Apa anda tidak apa-apa?
Kyung Hye gemetaran, Mak Son..sudah cukup. semua ini menakutkanku. Kita segera kembali!
Kyung Hye tidak ingin melihat Jung Jong yang dipukuli oleh anak buah lintah darat itu.
Kyung Hye : Kau tidak boleh mengatakan pada siapapun mengenai ini.
Mak Son : Ya.
Sementara itu Se Ryung masih kesal dengan pengajaran Seung Yoo tentang wanita yang hanya bisa hidup dalam bayang-bayang pria.
Dayang Putri masuk, Lady Se Ryung. Ini gawat. Yang Mulia Putra Mahkota menuju kesini.
Se Ryung kaget : Apa?
PM Hong Wi sampai di kediaman kakaknya. Dayang mengumumkan kedatangan-nya, Yang Mulia, PM ingin menghadap.
Se Ryung kelabakan, tapi untung Putri Kyung Hye tiba tepat waktu. Yang Mulia..
PM Hong Wi : Noonim, ini Hong Wi. Kakak?
PM Hong Wi masuk dan memberi salam pada Putri juga Se Ryung. PM berkata kalau dia mendengar soal perjodohan kakaknya. Putra Mahkota merasa cemas, Ibu sudah lama meninggal dan jika kakak juga meninggalkan istana, apa yang akan terjadi denganku?
P. Kyung Hye : Aku hanya melakukan tugasku saat waktunya tiba. Bukankah aku sudah mengatakan padamu untuk tidak pernah menunjukkan kelemahan di depan orang lain?
Yang Mulia…suatu hari nanti kau akan mengambil alih negara kita. Kesulitan apapun yang kau hadapi, kau harus tetap tenang.
PM Hong Wi : Saya pasti sudah membiarkan kelemahan mempengaruhi pikiran saya untuk sekejap. Saya akan pergi sekarang.
Kasihan..Putra Mahkota masih remaja dan ia hanya bergantung pada kakaknya. Sementara Ibu sudah meninggal dan Raja sakit-sakitan.
Setelah Putra Mahkota pergi, Se Ryung tanya apa Putri menikmati perjalanan-nya keluar istana? Putri Kyung Hye tidak mengaku kalau merasa senang, ia hanya berkata biasa saja. Semua kebisingan itu meracuni telingaku.
Kyung Hye : Belum lagi betapa sulitnya bernafas dengan semua debu itu.
Se Ryung : Benarkah?
P. Kyung Hye : Katakan padaku, bagaimana dengan calon pendampingmu itu?
Se Ryung berkata kalau pria itu jenis yang suka pergi ke Gibang dan mendapatkan tanda (lipstik) di lehernya. Seorang Han Ryang (Sarjana tidak berguna yang biasanya tidak menggunakan ilmunya dengan efektif. Yeah..)
Putri heran, bagaimana orang seperti itu bisa menjadi guru kerajaan? Dan bagaimana Se Ryung bisa melihat tanda semacam itu? Apa kau mengangkat tirainya?
Dayang Putri membela Se Ryung, tapi itu bukan salah Lady Se Ryung, guru yang mengangkatnya sendiri.
Putri merasa itu lebih baik, karena sekarang Guru Kim menganggap Se Ryung sebagai dirinya, ini menguntungkannya. Putri tidak harus menghadiri pelajaran dan bisa menyirami bunga di tamannya.
Putri : Jadi aku akan membiarkanmu dan calon pendampingmu untuk bisa akrab.
Se Ryung : Yang Mulia!
Shin Myun berlatih bersama anak buahnya. Shin Myun berhasil mengalahkannya dengan merampas dua pedang dari lawannya.
Kim Seung Yoo menonton latihan itu dan tersenyum. Apa anak buahmu tahu kalau atasan mereka menghabiskan malam dengan minum2?
Shin Myun : Lihat siapa yang bicara. Satu-satunya hal yang bisa kau ajarkan pada orang adalah seni minum kan?
Jika kau mau berhenti minum, kau harus menjauhi Jong (Jung Jong).
Mereka bertaruh kalau Jung Jong pasti ada di Gibang, apa dia bisa menolak rasa manis menyenangkan dari anggur? Mereka jalan ke kota dan melihat Jung Jong dibawa paksa oleh para lintah darat.
Seung Yoo : Bukankah itu dia?
Shin Myun langsung membentak mereka, beraninya kalian memperlakukan seorang Yangban seperti ini?
Mereka berkata kalau bangsawan ini menolak membayar hutangnya pada mereka. Jadi mereka akan mengawal Jung Jong ke tempat mereka untuk diskusi. Benar kan, Tuan Muda?
Jung Jong : Aku tidak pernah berkata aku tidak akan membayar hutangku.
Shin Myun minta mereka melepaskan Jung Jong, aku akan menyelesaikannya nanti.
Mereka ingin tahu bagaimana caranya. Shin Myun menunjukkan badge-nya, apa ini tidak cukup menjawab pertanyaanmu?
Lintah darat itu mencibir, Petugas Kehakiman dari Ibukota (Hanseong = Kantornya Jang Mu Yeol di Dong Yi), aku mengerti. Dia berkata pada Jung Jong, kalau Jung Jong beruntung memiliki teman yang cukup berpengaruh. Mereka pergi.
Putra Mahkota berlatih memanah disaksikan Raja Munjong dan Kim Jong Seo. Putra Mahkota tidak berhasil mengenai sasaran.
Raja resah, Menghadapi kelemahan seseorang memerlukan keberanian besar. Jangan biarkan itu mempengaruhi tujuan. Apa kau tidak juga semakin menguasainya?
Raja : Suyang dilahirkan untuk menduduki takhta.
Kim Jong Seo terkejut : Yang Mulia…itu terlalu berprasangka.
Raja merasa waktunya tidak lama lagi, tanpa dukungan ayahnya, bagaimana anak itu bisa menahan pamannya yang ambisius..
Kim Jong Seo : Yang Mulia..
Raja berkata ia akan bersedia menemui ajalnya dengan sukarela jika ia bisa memastikan keamanan Putra Mahkota.
Kim Jong Seo merasa sedih, jangan membuat pelayan Anda mendengar ucapan seperti itu.
Raja merasa bisa mengandalkan Kim Jong Seo selamanya, tapi sayangnya ia tidak bisa lagi melakukannya.
Kim Jong seo kaget : Apa yang membuat Anda berpikir seperti itu? Bolahkah saya mengetahui alasannya, Yang Mulia?
Munjong : Apa yang kau rencanakan bersama Suyang?
P. Suyang juga bertemu dengan sekutunya. Mereka merasa Raja tidak akan diam saja setelah mendengar kalau P. Suyang mengirim pesan ke kediaman Penasehat Kim.
Sampai sekarang Kim Jong Seo belum juga mengirimkan jawaban atas tawaran pertunangan dari P. Suyang. Sementara Kim Jong Seo dan Raja sangat dekat hubungannya. Ini berarti Kim Jong Seo tidak akan masuk ke dalam kelompok Suyang.
Suyang bertekad untuk mengikat keluarga dengan Kim Jong Seo.
Kim Seung Yoo, Shin Myun, dan Jung Jong minum bersama dibawah cahaya bulan. Seung Yoo dan Shin Myun mencemaskan Jung Jong yang tidak bisa membayar hutangnya.
Apa kau tidak tahu betapa berbahayanya lintah darat pasar itu. Mereka menginginkan lebih banyak darimu tidak peduli betapa parahnya sakit ibumu.
Seung Yoo dan Shin Myun menawarkan bantuan, berapa jumlahnya? Tapi jangan berpikir kalau kami tidak akan meminta bunga.
Jung Jong masih terpesona dengan gadis yang ia lihat di tandu tadi, aku melihat seorang gadis dengan kecantikan yang tidak tertandingi hari ini.
Mungkin hanya bisa ditandingi oleh kecantikan bunga delapan propinsi, Putri Kyung Hye.
Seung Yoo : Bunga tercantik? tidak sejauh itu…dia terlihat biasa saja bagiku..
Semua kaget, jangan bilang kau sudah melihat Putri Kyung Hye? Ayo katakan sesuatu.
Seung yoo mengaku kalau ia dipercaya menjadi guru Sang Putri. Teman-nya tidak percaya, kenapa kau baru mengatakan ini pada kami sekarang? Apa dia benar2 sangat cantik?
Seung Yoo : Putri atau bukan, dia hanyalah seorang wanita.
Ketiganya pulang dengan mabuk. Shin Myun menggendong Jung Jong di punggungnya.
Seung Yoo sampai rumah, ia mabuk. Ayah, saya pulang. Ada tamu ya?
Kim Jong Seo : Kau minum lagi?
Seung Yoo berkata hanya minum sedikit dengan teman. Ayahnya menyuruh Seung Yoo tidur
Ternyata Kim Jong Seo sedang menerima P. Suyang. Suyang berkata kalau Seung Yoo sepertinya anak muda yang cukup berani.
P. Suyang : Sayangnya aku tidak bisa mengatakan hal yang baik tentang putriku.
Kim Jong seo tanya apa hanya itu niat perjodohan ini. P. Suyang berkata kalau Penasehat dan dirinya yang bisa mencegah terjadinya tragedi.
Kim Jong Seo : Tragedi?
P. Suyang : Jika aku berkata setelah Yang Mulia mangkat..
Kim Jong Seo marah, jaga perkataan anda!
P. Suyang berkata kalau ia bersumpah akan melindungi takhta dan juga Putra Mahkota. Apa Tuan akan mempercayaiku?
Kim Jong Seo : Bahkan sampah yang berkeliaran di jalan tidak akan percaya itu. Kau adalah orang yang akan menyarankan kalau satu-satunya cara melindungi keturunan-nya adalah membantai calon yang tepat untuk menduduki takhta, Suyang.
P. Suyang tahu, kalau ini berarti salah satu dari mereka akan mati demi bertahan. Ini bukan hanya kita Tuan. Apa anda siap menyaksikan anak-anak kita harus menanggung ini semua? Tapi jika kita bergabung, hidup mereka tidak perlu dikorbankan dengan sia-sia.
Putri Kyung Hye mulai senang dengan pertukaran mereka. Ia berkata tidak ada pilihan lain selain melakukannya.
Putri berkata jika memang Se Ryung tidak tahan lagi, ia bisa mengatakan-nya pada Kim Seung Yoo yang sebenarnya. Putri sendiri yang membantu Se Ryung mengenakan hanboknya.
P. Kyung Hye juga memasangkan hiasan/norigae di hanbok Se Ryung.
Waktunya belajar. Seung Yoo ingin mengatakan beberapa aturan sebelum belajar. Seung Yoo berkata ia akan mengingat kata-kata Putri, tapi Putri juga harus tetap serius saat belajar.
Seung Yoo tidak ingin menerima gangguan apapun. Putri juga harus mengartikan setiap kalimat, lalu catat semua hal penting yang saya ajarkan. Anda juga harus menyerahkan catatan itu pada pertemuan berikutnya serta menghafal isi hasil belajar kita pada hari itu.
Seung Yoo akan melakukan ujian lisan jika Putri gagal. Kenapa anda tidak menjawab?
Se Ryung : Aku akan melakukannya.
Seung Yoo : Terima kasih Yang Mulia.
Se Ryung : Jika kau menyalahgunakan posisimu sebagai guru untuk membalas apa yang terjadi kemarin, sebagai seorang murid aku tidak akan membantah. Mengenai sikap guru sebelumnya, aku akan memberikan maaf dengan lapang dada.
Keduanya sepakat melanjutkan pelajaran.
Raja Munjong tiba-tiba mengunjungi Institut Kerajaan (Jong Hak). Para Profesor kaget, Yang Mulia.
Raja berkata ia dengar putri sudah berganti guru lagi. Profesor Kepala minta maaf, Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan hamba.
Raja ingin menemui Putri.
Sementara itu Seung yoo mulai mengetes “Putri”
Seung Yoo : Bibeop buleon, Bido bulhaeng
Se Ryung : Bicara dengan kata yang tepat dan tidak mengambil jalan yang salah.
Seung Yoo : Gumu Taekeon, Shinmu Taekhaeng
Se Ryung : Bicara dengan kata-kata yang sopan/tidak semaunya. Berlaku seperti yang sudah dicontohkan (yang baik).
Seung Yoo terlihat kagum, Jaeosabu Isamo Ihaedong.
Se Ryung : Jika kau mencintai ibumu seperti halnya ayahmu, mereka akan sama-sama dicintai.
Seung Yoo : Jaeosabu Isagun Igyeongdong
Se Ryung : Mencintai Penguasamu seperti yang kau lakukan pada ayahmu dengan sikap penghormatan yang sama.
Seung Yoo : Anda menyebutkan artinya dengan lancar. Cukup mengagumkan.
Baginda tiba. Seung Yoo berdiri menghormat. Profesor mengenalkan Kim Seung Yoo sebagai guru baru Putri.
Raja berkata ia ingin melihat bagaimana putri belajar, ia berterima kasih pada Seung Yoo.
Seung Yoo : Ini sama sekali bukan beban, Yang Mulia.
Raja tanya apa dia bisa duduk untuk mengikuti proses belajar. Seung yoo mengiyakan. Tapi Se Ryung panik, bagaimana kalau Pamannya tahu.
Seung Yoo mulai mengajar lagi, Go Mochwigiae, Igun Chwigigyeong, Gyeomji Jabuya. Yang Mulia tolong jelaskan artinya.
Se ryung tidak ingin Raja tahu, jadi ia tidak menjawabnya, hanya bergumam saja.
Raja Munjong berkata kalau Putri sepertinya masih butuh bimbingan, Aku harap Guru Kim bisa menjadi pembimbingnya.
Seung Yoo tampak malu, Maafkan hamba Yang Mulia.
Raja sepertinya tidak terlalu mempermasalahkan ini, sudahlah.
Raja tampak senang dengan Kim Seung Yoo dan ia menolak menemui Putrinya. Raja tidak ingin mengganggu proses belajar putrinya.
Raja : Kudengar kau tampan dan pintar. Ajarkan pengetahuan berhargamu itu kepada Putra Mahkota juga bukan hanya untuk Putri.
Seung Yoo : Kemurahan Paduka tidak terukur.
Raja pergi.
Se Ryung bernafas lega, ia lolos kali ini. Tapi Seung Yoo marah, Yang Mulia, Anda memiliki bakat mengagumkan untuk mempermalukan guru Anda.
Se Ryung lapor ke Putri Kyung Hye, Baginda mengunjungi Jong Hak. Putri kaget, bagaimana bisa?
Se Ryung berkata untung saja pertukaran mereka tidak diketahui Baginda. Tapi bagaimana kalau Raja datang lagi..
P. Kyung Hye menenangkan sepupunya, Abba Mama tidak akan datang lagi, setelah pelajaran Klasik, guru akan diganti. Bertahanlah sebentar lagi. Atau kau ingin mengungkap kebenaran-nya sekarang?
Se Ryung : Tidak. Saya tidak akan membuat Yang Mulia dalam kesulitan karena saya.
Anak buah Suyang menghadap dan berkata kalau Baginda memanggil Pangeran Suyang ke istana.
Se Ryung mencoba sekali lagi untuk naik kuda dan akhirnya ia berhasil.
Se Ryung perlahan-lahan menjalankan kudanya, ia gembira sekali.
Sementara Kim Seung Yoo masih kesal karena dipermalukan “Putri”. Lalu Seung Yoo melihat Se Ryung. Ia mengikuti Se Ryung.
Seung Yoo bingung, Yang Mulia…apa ini?
Lalu ia melihat kalau kuda Se Ryung kehilangan kendali dan Se Ryung menangis ketakutan di punggung kuda.
Seung Yoo lari mencari kuda dan ia bergegas menyusul Se Ryung.
Raja Munjong mengadakan pertemuan, ia mengumpulkan semua menteri dan membuat pengumuman. Raja sudah memilih sendiri calon Menantu Kerajaan untuk Putrinya.
Para menteri ingin tahu siapa calonnya.
Raja Munjong : Aku telah memilih Putra Penasehat Kim Jong Seo sebagai Menantu Kerajaan.
Pangeran Suyang dan Penasehat Kim Jong Seo sama-sama kaget, mereka juga tidak tahu menahu masalah ini.
Seung Yoo mengejar Se Ryung dan berhasil melompat ke kuda Se Ryung, tapi Seung Yoo tidak bisa menghentikan kuda itu.
Kuda itu terus saja berlari mendekati tebing. Seung Yoo tidak punya pilihan, kecuali memeluk Se Ryung erat-erat dan melompat dari kuda!
Dibuka dengan Kim Seung Yoo
(Park Shi Hoo) yang berdarah-darah berusaha lari dengan kuda. Ia dikejar
oleh beberapa penunggang kuda. Ada pertikaian dimana-mana dan banyak
korban meninggal. Seung Yoo : Saya terlalu banyak belajar Dok Seo Sam Do di perpustakaan, saya takut saya mungkin..
(Dok Seo Sam Do = Belajar dengan menggunakan tiga hal, dengan mata, mulut dan pikiran)Profesor marah, ia sudah melihat tanda bibir merah di pipi Seung Yoo : Apa? Terlalu banyak belajar? Apa kau yakin tidak terlalu banyak menghabiskan malam dalam pelukan gisaeng?
Lihat wajahmu itu! Seung Yoo heran, wajah saya? Lalu meraba pipinya dan kaget melihat bekas lipstik di telapak tangannya, apa ini?
Profesor semakin kesal, kau tanya aku?!Seung Yoo merasa malu, anda mencari saya? Profesor minta Seung Yoo segera ke kediaman Putri.
Seung Yoo heran, bukannya Guru Yeom yang mengajar Putri? Profesor Ketua berkata kalau guru Yeom mengundurkan diri. Putri Kyung Hye menyirami bunga sambil ngomel. Dayangnya berkata Putri berlebihan. Kyung Hye melotot pada dayangnya.Se Ryung menghadap Putri. Se Ryung tampak gembira: Mama! P. Kyung Hye mengajak Se Ryung melihat-lihat koleksinya. Ada banyak perhiasan berharga, binyeo (tusuk konde) dalam berbagai model, sepatu sutra, hanbok, peralatan make-up dll. P. Kyung Hye heran, mengapa seorang Nona bangsawan ingin mengendarai kuda? Kau ini cukup aneh, melukai dirimu sendiri dan melakukan hal-hal tidak berguna.
Se Ryung membalas kata2 Putri : Mengapa Anda mengoleksi sepatu dari sutra padahal anda tidak pernah memakainya?P. Kyung Hye : Karena aku menginginkannya.
Se Ryung : Sama dengan saya. Karena saya menginginkannya. Dan mencoba menghentikannya, membuat saya semakin ingin naik kuda.
P. Kyung Hye : Terakhir kudengar, kau bahkan bisa meraih pelananya? Se Ryung bangga, ia memang berhasil meraihnya meskipun cuma sebentar.
Dayang Putri mengingatkan sudah waktunya belajar, Lady Se Ryung juga harus belajar.
Putri marah2, belajar! belajar. Aku sudah kenyang dengan semuanya. Aku tidak mau pergi.
Se Ryung kaget, bagaimana kalau Baginda mengetahuinya.
Putri Kyung Hye : Abba Mama tidak berdaya menghadapiku.
Keduanya ketawa geli.
Se Ryung memikirkan pertunangannya dengan putra Penasehat Kim. P. Kyung Hye tanya apa yang dipikirkan Se Ryung.
Se Ryung : Jika saya dikurung dalam rumah setelah menikah, mungkin saya mengerti penderitaan Yang Mulia.
P. Kyung Hye : Apa artinya itu?
Se Ryung : Bukankah terperangkap dalam istana ini rasanya sungguh menyesakkan?
P. Kyung Hye tidak merasa demikian, karena tidak ada yang tidak bisa ia temukan dalam istana ini.
Coba lihat tamanku, kau tahu berapa banyak bunga langka yang memenuhinya?
Se Ryung : Dibandingkan dengan bunga yang sengaja ditanam dengan istimewa, saya lebih menyukai bunga yang tumbuh bebas di luar.
Dayang datang, ia berkata kalau sudah tahu siapa guru pengganti untuk Putri. Dia adalah guru Kim Seung Yoo. Putra bungsu penasihat Kim.
Se Ryung : Putra bungsu penasehat Kim? Kim Seung Yoo!
Kim Seung Yoo bersiap mengajar Putri dan ingat pesan Profesor, jangan pernah mengangkat tirai apapun yang terjadi. Ingat itu.
Seung Yoo tersenyum geli. Ia jalan sambil kipas-kipas. Seung Yoo tidak sadar kalau di lehernya masih ada bekas lipstik hahaha
Seung Yoo minta dayang mengumumkan kedatangannya.
Dayang : Yang Mulia, Guru Kerajaan disini.
Seung Yoo menghormat, suatu kehormatan untuk memberikan pengajaran pada anda.
Anda kecewa dengan saya? Kenapa anda tidak mengeluarkan suara anda yang indah itu? Tolong buka buku tentang Bakti.
Seung Yoo tidak tahu kalau yang ia temui adalah Se Ryung.
Sementara Putri Kyung Hye ada dalam tandu dan pura-pura sebagai Se Ryung dari kediaman Pangeran Suyang. Tandu mereka meninggalkan istana.
Dijalan, P. Kyung Hye ingat saat Se Ryung membujuknya untuk tukar tempat.
Se Ryung : Yang mulia, apa anda tidak ingin melihat diluar pagar istana?
P. Kyung Hye : Bagaimana dengan pelajaran-nya?
Se Ryung bersedia menggantikan Putri. Putri marah, beraninya kau!
Se Ryung mengaku : Sebenarnya guru Kim Seung Yoo adalah calon suami saya. Saya ingin melihatnya sendiri.
Putri jalan keluar bersama dayangnya. Dayang mengeluh, seharusnya Yang Mulia menghentikan Lady Se Ryung. Tapi kenapa anda justru kerjasama dengannya?
P. Kyung Hye minta dayangnya tidak menyebut Yang Mulia lagi. Kalau tidak aku akan menghukummu tanpa ampun.
Se Ryung berusaha melihat wajah Seung Yoo dari balik tirai, tapi tidak bisa.
Seung Yoo : Apa itu Tiga Kepatuhan?
Mereka berkata kalau wanita harus mematuhi ayahnya saat muda, pasangannya setelah hidup dalam pernikahan dan anak laki mereka sampai kematian memisahkan mereka.
Dengan kata lain, mereka menunjukkan bagaimana wanita hanya bisa hidup dalam bayang-bayang pria.
Se Ryung : Bayangan?
Se Ryung sibuk memeriksa memar di pergelangan kakinya. Seung Yoo merasa “Putri” mencoba menggodanya. Seung Yoo marah, tolong hentikan itu.
Seung Yoo menantang “Putri”, mungkin berikutnya adalah tirai? Biarlah kita mengagumi kecantikan yang sudah membuat seluruh akademi kerajaan kacau. Tapi tidak ada skandal yang akan membuat saya terbuai.
Jika seorang putri menggunakan kecantikannya seperti hiasan murah, bukannya itu tidak berbeda daripada gisaeng rendahan?
Saya tidak bisa lagi membiarkan usaha seperti ini untuk menantang guru-guru anda. Kita akhiri saja pelajaran hari ini. Tolong angkat tirainya.
Seung Yoo benar2 mengangkat tirai yang memisahkan keduanya, Yang Mulia, apa..
Se Ryung terkejut, ia merasa marah. Lalu menunjukkan memar di mata kakinya. Memar, kau bisa melihatnya.
Seung Yoo tertegun.
Se Ryung : Tidak melukai tubuh yang sudah diberikan oleh orang tua kita adalah dasar dari bakti, jadi aku hanya bisa memohon maaf karena membuatmu melihat pemandangan seperti ini.
(Ajaran dalam kitam Hyodo klasik)
Tapi, Guru. Apa aku mendengar sesuatu yang lebih pribadi? Katakan padaku, apa yang kau pikirkan? Melihatku mengangkat baju dalamku sehingga kau bisa mengintipnya? Atau mungkin kecupan lembut di lehermu itu?
Se Ryung menyindir Seung Yoo, yang tampaknya terpelajar dan sopan. Tapi memiliki tanda dari gisaeng di tubuhnya. Berani menuduhnya berbuat macam-macam, bukankah ini munafik.
Se Ryung : Tapi ini adalah dinding istana yang agung yang kau masuki. Melihat kebiasaan yang biasa dilakukan di gibang benar-benar sungguh hina.
Wanita mungkin akan jalan dibawah bayang-bayang pria, tapi wanita seperti apa yang akan percaya dan bergantung pada pria ceroboh dan palsu seperti itu?
Kim Seung Yoo kalah telak, ia jalan keluar. Tapi tersenyum lebar mengingat kata-kata “Putri”
Raja Munjong mendengar kalau Pangeran Suyang mengirim pesan ke Penasehat Kim, ia ingin tahu apa isinya. Tapi anak buah Raja tidak mengetahuinya.
Raja sedang sakit dan tabib istana sedang merawatnya. Lalu kasim berkata kalau P. Suyang ingin menghadap. Raja segera meminta tabib istana untuk sembunyi.
Raja tidak ingin adiknya tahu kalau dia sakit parah.
Pangeran Suyang menghadap kakaknya. Keduanya membicarakan putri-putri mereka. Kita sudah dianugerahi anak perempuan yang hebat.
P. Suyang membenarkan. Raja berkata kalau P. Kyung Hye tumbuh besar tanpa ibunya (Ratu Hyeondeok meninggal th 1441. Putri lahir th 1436, jadi sejak usia 5 th sudah tidak punya ibu.), Raja berharap P. Suyang bisa membantu Putri.
P.Suyang : Bukankah pria ceroboh ini (maksudnya dirinya sendiri) harus belajar memahami putrinya sendiri lebih dulu?
Raja Munjong : Aku menyayangi Se Ryung bagai putriku sendiri. Kuharap kau melakukan hal yang sama pada Putri dan membantunya.
P. Suyang : Ya, Yang Mulia.
Raja Munjong : Apa kau bisa melakukan hal yang sama untuk Putra Mahkota (PM Yi Hong-wi, kelak Raja Danjong- Raja ke-6 Joseon)?
P. Suyang : Sudah seharusnya saya melakukannya.
Raja berkata ia merasa lega. P. Suyang pamit dan akan ke balairung (Pyeon Jeon), Saya akan menunggu Yang Mulia bersama anggota dewan disana.
Setelah P. Suyang pergi. Raja Munjong terlihat sakit. Kasim Kepala panik dan memanggil Tabib istana lagi, tapi Raja minta Kasim merendahkan suara karena P. Suyang baru saja pergi.
Tabib istana itu ternyata juga anak buah Pangeran Suyang. Ia lapor kalau Raja Munjong menanyakan isi pesan P. Suyang untuk Penasehat Kim. Tabib juga lapor kondisi kesehatan Raja.
Raja tiba di balairung istana. Agenda dewan adalah untuk mempercepat perjodohan Putri Kyung Hye. Raja ingin tahu pendapat para bangsawan.
Pangeran Anpyeong (Adik ke-3 Raja Munjong) berkata kalau pernikahan Putri bukan saja penting untuk negara, tapi juga langkah penting yang harus diambil Putri sebagai keturunan Raja. Setelah mereka memilih Menantu Kerajaan untuk Putri, mereka juga harus memilih calon Putri Mahkota (untuk PM Yi Hong – kelak Raja Danjong).
Ini akan memperkuat posisi Putra Mahkota.
Menteri Onnyeong mengusulkan agar Menantu Kerajaan dipilih oleh Komite Keluarga Kerajaan yang dipimpin Pangeran Suyang.
Pihak lain tidak setuju, jika harus memilih Menantu Kerajaan maka itu adalah tugas Kementrian Ritual (Yejo), bukan Komite Kerajaan. Yang Mulia, mohon anda mempercayakan pemilihan pada kementrian ritual.
Pihak P. Suyang tidak setuju dan berkata sejak Mendiang Raja (Sejong Dae Wang/ Raja Besar Sejong), Komite Kerajaan telah dipercaya untuk memutuskan masalah Keluarga Raja, apa maksud anda ritual perjodohan bukan masalah keluarga?
Kim Jong Seo berkata kalau jelas itu adalah masalah negara!
P. Suyang memutuskan untuk mengikuti saran Penasehat Kim. Bagaimana bisa masalah politik kecil menghalangi acara yang besar seperti ini. Kita seharusnya dengan senang hati menyerahkan masalah ini pada Kementrian Ritual.
Setelah pertemuan itu, pihak lawan politik P. Suyang heran, bagaimana P. Suyang bisa menyerah dengan begitu mudah? Mereka dengan senang hati menyerahkan masalah ini ke kementrian Ritual? Apa sebenarnya rencana mereka?
P. Suyang mendekati Penasehat Kim, saya menunggu jawaban pesan itu, Tuan.
Raja Munjong mengamati mereka semua dengan cemas. Kasim lapor kalau putra bungsu Kim Jong Seo ditunjuk sebagai Guru Putri Kyung Hye yang baru.
Jung Jong lari ketakutan, ia dikejar-kejar preman. Mungkin lintah darat.
Putri Kyung Hye menikmati perjalanan-nya keluar istana, terpesona dengan jalanan ibukota yang sibuk dan dipenuhi rakyat. Saat itu tandu Puteri berhenti dan ia ingin melihat tempat lain.
Dayang Putri pergi memanggil tukang tandu. Tiba-tiba seorang pria menerobos masuk ke dalam tandu Puteri.
Putri Kyung Hye kaget : Sia..siapa kau?
Pria itu, Jung Jong (kelak menjadi suami Putri Kyung Hye), justru terpana melihat kecantikan Puteri.
Putri marah, aku tanya padamu! Jung Jong panik, hush..ia menutup mulut putri dengan tangannya.
Putri murka! ia menampar Jung Jong. Beraninya kau! singkirkan tangan kotormu!
Jung Jong terpana melihat kecantikan Putri Kyung Hye. Putri tampak syok.
Jung Jong sedang melarikan diri dari kejaran lintah darat. Mereka berhasil menangkap Jung Jong yang masih terpesona dengan Kyung Hye.
Anak buah lintah darat itu menemukannya : Ini dia Tuan! disini!
Jung Jong dibawa pergi, tapi Jung Jong justru terus saja memandangi P. Kyung Hye dengan tampang bloon.
Dayang Putri lari, Yang Mu..maksud saya Nona. Apa anda tidak apa-apa?
Kyung Hye gemetaran, Mak Son..sudah cukup. semua ini menakutkanku. Kita segera kembali!
Kyung Hye tidak ingin melihat Jung Jong yang dipukuli oleh anak buah lintah darat itu.
Kyung Hye : Kau tidak boleh mengatakan pada siapapun mengenai ini.
Mak Son : Ya.
Sementara itu Se Ryung masih kesal dengan pengajaran Seung Yoo tentang wanita yang hanya bisa hidup dalam bayang-bayang pria.
Dayang Putri masuk, Lady Se Ryung. Ini gawat. Yang Mulia Putra Mahkota menuju kesini.
Se Ryung kaget : Apa?
PM Hong Wi sampai di kediaman kakaknya. Dayang mengumumkan kedatangan-nya, Yang Mulia, PM ingin menghadap.
Se Ryung kelabakan, tapi untung Putri Kyung Hye tiba tepat waktu. Yang Mulia..
PM Hong Wi : Noonim, ini Hong Wi. Kakak?
PM Hong Wi masuk dan memberi salam pada Putri juga Se Ryung. PM berkata kalau dia mendengar soal perjodohan kakaknya. Putra Mahkota merasa cemas, Ibu sudah lama meninggal dan jika kakak juga meninggalkan istana, apa yang akan terjadi denganku?
P. Kyung Hye : Aku hanya melakukan tugasku saat waktunya tiba. Bukankah aku sudah mengatakan padamu untuk tidak pernah menunjukkan kelemahan di depan orang lain?
Yang Mulia…suatu hari nanti kau akan mengambil alih negara kita. Kesulitan apapun yang kau hadapi, kau harus tetap tenang.
PM Hong Wi : Saya pasti sudah membiarkan kelemahan mempengaruhi pikiran saya untuk sekejap. Saya akan pergi sekarang.
Kasihan..Putra Mahkota masih remaja dan ia hanya bergantung pada kakaknya. Sementara Ibu sudah meninggal dan Raja sakit-sakitan.
Setelah Putra Mahkota pergi, Se Ryung tanya apa Putri menikmati perjalanan-nya keluar istana? Putri Kyung Hye tidak mengaku kalau merasa senang, ia hanya berkata biasa saja. Semua kebisingan itu meracuni telingaku.
Kyung Hye : Belum lagi betapa sulitnya bernafas dengan semua debu itu.
Se Ryung : Benarkah?
P. Kyung Hye : Katakan padaku, bagaimana dengan calon pendampingmu itu?
Se Ryung berkata kalau pria itu jenis yang suka pergi ke Gibang dan mendapatkan tanda (lipstik) di lehernya. Seorang Han Ryang (Sarjana tidak berguna yang biasanya tidak menggunakan ilmunya dengan efektif. Yeah..)
Putri heran, bagaimana orang seperti itu bisa menjadi guru kerajaan? Dan bagaimana Se Ryung bisa melihat tanda semacam itu? Apa kau mengangkat tirainya?
Dayang Putri membela Se Ryung, tapi itu bukan salah Lady Se Ryung, guru yang mengangkatnya sendiri.
Putri merasa itu lebih baik, karena sekarang Guru Kim menganggap Se Ryung sebagai dirinya, ini menguntungkannya. Putri tidak harus menghadiri pelajaran dan bisa menyirami bunga di tamannya.
Putri : Jadi aku akan membiarkanmu dan calon pendampingmu untuk bisa akrab.
Se Ryung : Yang Mulia!
Shin Myun berlatih bersama anak buahnya. Shin Myun berhasil mengalahkannya dengan merampas dua pedang dari lawannya.
Kim Seung Yoo menonton latihan itu dan tersenyum. Apa anak buahmu tahu kalau atasan mereka menghabiskan malam dengan minum2?
Shin Myun : Lihat siapa yang bicara. Satu-satunya hal yang bisa kau ajarkan pada orang adalah seni minum kan?
Jika kau mau berhenti minum, kau harus menjauhi Jong (Jung Jong).
Mereka bertaruh kalau Jung Jong pasti ada di Gibang, apa dia bisa menolak rasa manis menyenangkan dari anggur? Mereka jalan ke kota dan melihat Jung Jong dibawa paksa oleh para lintah darat.
Seung Yoo : Bukankah itu dia?
Shin Myun langsung membentak mereka, beraninya kalian memperlakukan seorang Yangban seperti ini?
Mereka berkata kalau bangsawan ini menolak membayar hutangnya pada mereka. Jadi mereka akan mengawal Jung Jong ke tempat mereka untuk diskusi. Benar kan, Tuan Muda?
Jung Jong : Aku tidak pernah berkata aku tidak akan membayar hutangku.
Shin Myun minta mereka melepaskan Jung Jong, aku akan menyelesaikannya nanti.
Mereka ingin tahu bagaimana caranya. Shin Myun menunjukkan badge-nya, apa ini tidak cukup menjawab pertanyaanmu?
Lintah darat itu mencibir, Petugas Kehakiman dari Ibukota (Hanseong = Kantornya Jang Mu Yeol di Dong Yi), aku mengerti. Dia berkata pada Jung Jong, kalau Jung Jong beruntung memiliki teman yang cukup berpengaruh. Mereka pergi.
Putra Mahkota berlatih memanah disaksikan Raja Munjong dan Kim Jong Seo. Putra Mahkota tidak berhasil mengenai sasaran.
Raja resah, Menghadapi kelemahan seseorang memerlukan keberanian besar. Jangan biarkan itu mempengaruhi tujuan. Apa kau tidak juga semakin menguasainya?
Raja : Suyang dilahirkan untuk menduduki takhta.
Kim Jong Seo terkejut : Yang Mulia…itu terlalu berprasangka.
Raja merasa waktunya tidak lama lagi, tanpa dukungan ayahnya, bagaimana anak itu bisa menahan pamannya yang ambisius..
Kim Jong Seo : Yang Mulia..
Raja berkata ia akan bersedia menemui ajalnya dengan sukarela jika ia bisa memastikan keamanan Putra Mahkota.
Kim Jong Seo merasa sedih, jangan membuat pelayan Anda mendengar ucapan seperti itu.
Raja merasa bisa mengandalkan Kim Jong Seo selamanya, tapi sayangnya ia tidak bisa lagi melakukannya.
Kim Jong seo kaget : Apa yang membuat Anda berpikir seperti itu? Bolahkah saya mengetahui alasannya, Yang Mulia?
Munjong : Apa yang kau rencanakan bersama Suyang?
P. Suyang juga bertemu dengan sekutunya. Mereka merasa Raja tidak akan diam saja setelah mendengar kalau P. Suyang mengirim pesan ke kediaman Penasehat Kim.
Sampai sekarang Kim Jong Seo belum juga mengirimkan jawaban atas tawaran pertunangan dari P. Suyang. Sementara Kim Jong Seo dan Raja sangat dekat hubungannya. Ini berarti Kim Jong Seo tidak akan masuk ke dalam kelompok Suyang.
Suyang bertekad untuk mengikat keluarga dengan Kim Jong Seo.
Kim Seung Yoo, Shin Myun, dan Jung Jong minum bersama dibawah cahaya bulan. Seung Yoo dan Shin Myun mencemaskan Jung Jong yang tidak bisa membayar hutangnya.
Apa kau tidak tahu betapa berbahayanya lintah darat pasar itu. Mereka menginginkan lebih banyak darimu tidak peduli betapa parahnya sakit ibumu.
Seung Yoo dan Shin Myun menawarkan bantuan, berapa jumlahnya? Tapi jangan berpikir kalau kami tidak akan meminta bunga.
Jung Jong masih terpesona dengan gadis yang ia lihat di tandu tadi, aku melihat seorang gadis dengan kecantikan yang tidak tertandingi hari ini.
Mungkin hanya bisa ditandingi oleh kecantikan bunga delapan propinsi, Putri Kyung Hye.
Seung Yoo : Bunga tercantik? tidak sejauh itu…dia terlihat biasa saja bagiku..
Semua kaget, jangan bilang kau sudah melihat Putri Kyung Hye? Ayo katakan sesuatu.
Seung yoo mengaku kalau ia dipercaya menjadi guru Sang Putri. Teman-nya tidak percaya, kenapa kau baru mengatakan ini pada kami sekarang? Apa dia benar2 sangat cantik?
Seung Yoo : Putri atau bukan, dia hanyalah seorang wanita.
Ketiganya pulang dengan mabuk. Shin Myun menggendong Jung Jong di punggungnya.
Seung Yoo sampai rumah, ia mabuk. Ayah, saya pulang. Ada tamu ya?
Kim Jong Seo : Kau minum lagi?
Seung Yoo berkata hanya minum sedikit dengan teman. Ayahnya menyuruh Seung Yoo tidur
Ternyata Kim Jong Seo sedang menerima P. Suyang. Suyang berkata kalau Seung Yoo sepertinya anak muda yang cukup berani.
P. Suyang : Sayangnya aku tidak bisa mengatakan hal yang baik tentang putriku.
Kim Jong seo tanya apa hanya itu niat perjodohan ini. P. Suyang berkata kalau Penasehat dan dirinya yang bisa mencegah terjadinya tragedi.
Kim Jong Seo : Tragedi?
P. Suyang : Jika aku berkata setelah Yang Mulia mangkat..
Kim Jong Seo marah, jaga perkataan anda!
P. Suyang berkata kalau ia bersumpah akan melindungi takhta dan juga Putra Mahkota. Apa Tuan akan mempercayaiku?
Kim Jong Seo : Bahkan sampah yang berkeliaran di jalan tidak akan percaya itu. Kau adalah orang yang akan menyarankan kalau satu-satunya cara melindungi keturunan-nya adalah membantai calon yang tepat untuk menduduki takhta, Suyang.
P. Suyang tahu, kalau ini berarti salah satu dari mereka akan mati demi bertahan. Ini bukan hanya kita Tuan. Apa anda siap menyaksikan anak-anak kita harus menanggung ini semua? Tapi jika kita bergabung, hidup mereka tidak perlu dikorbankan dengan sia-sia.
Putri Kyung Hye mulai senang dengan pertukaran mereka. Ia berkata tidak ada pilihan lain selain melakukannya.
Putri berkata jika memang Se Ryung tidak tahan lagi, ia bisa mengatakan-nya pada Kim Seung Yoo yang sebenarnya. Putri sendiri yang membantu Se Ryung mengenakan hanboknya.
P. Kyung Hye juga memasangkan hiasan/norigae di hanbok Se Ryung.
Waktunya belajar. Seung Yoo ingin mengatakan beberapa aturan sebelum belajar. Seung Yoo berkata ia akan mengingat kata-kata Putri, tapi Putri juga harus tetap serius saat belajar.
Seung Yoo tidak ingin menerima gangguan apapun. Putri juga harus mengartikan setiap kalimat, lalu catat semua hal penting yang saya ajarkan. Anda juga harus menyerahkan catatan itu pada pertemuan berikutnya serta menghafal isi hasil belajar kita pada hari itu.
Seung Yoo akan melakukan ujian lisan jika Putri gagal. Kenapa anda tidak menjawab?
Se Ryung : Aku akan melakukannya.
Seung Yoo : Terima kasih Yang Mulia.
Se Ryung : Jika kau menyalahgunakan posisimu sebagai guru untuk membalas apa yang terjadi kemarin, sebagai seorang murid aku tidak akan membantah. Mengenai sikap guru sebelumnya, aku akan memberikan maaf dengan lapang dada.
Keduanya sepakat melanjutkan pelajaran.
Raja Munjong tiba-tiba mengunjungi Institut Kerajaan (Jong Hak). Para Profesor kaget, Yang Mulia.
Raja berkata ia dengar putri sudah berganti guru lagi. Profesor Kepala minta maaf, Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan hamba.
Raja ingin menemui Putri.
Sementara itu Seung yoo mulai mengetes “Putri”
Seung Yoo : Bibeop buleon, Bido bulhaeng
Se Ryung : Bicara dengan kata yang tepat dan tidak mengambil jalan yang salah.
Seung Yoo : Gumu Taekeon, Shinmu Taekhaeng
Se Ryung : Bicara dengan kata-kata yang sopan/tidak semaunya. Berlaku seperti yang sudah dicontohkan (yang baik).
Seung Yoo terlihat kagum, Jaeosabu Isamo Ihaedong.
Se Ryung : Jika kau mencintai ibumu seperti halnya ayahmu, mereka akan sama-sama dicintai.
Seung Yoo : Jaeosabu Isagun Igyeongdong
Se Ryung : Mencintai Penguasamu seperti yang kau lakukan pada ayahmu dengan sikap penghormatan yang sama.
Seung Yoo : Anda menyebutkan artinya dengan lancar. Cukup mengagumkan.
Baginda tiba. Seung Yoo berdiri menghormat. Profesor mengenalkan Kim Seung Yoo sebagai guru baru Putri.
Raja berkata ia ingin melihat bagaimana putri belajar, ia berterima kasih pada Seung Yoo.
Seung Yoo : Ini sama sekali bukan beban, Yang Mulia.
Raja tanya apa dia bisa duduk untuk mengikuti proses belajar. Seung yoo mengiyakan. Tapi Se Ryung panik, bagaimana kalau Pamannya tahu.
Seung Yoo mulai mengajar lagi, Go Mochwigiae, Igun Chwigigyeong, Gyeomji Jabuya. Yang Mulia tolong jelaskan artinya.
Se ryung tidak ingin Raja tahu, jadi ia tidak menjawabnya, hanya bergumam saja.
Raja Munjong berkata kalau Putri sepertinya masih butuh bimbingan, Aku harap Guru Kim bisa menjadi pembimbingnya.
Seung Yoo tampak malu, Maafkan hamba Yang Mulia.
Raja sepertinya tidak terlalu mempermasalahkan ini, sudahlah.
Raja tampak senang dengan Kim Seung Yoo dan ia menolak menemui Putrinya. Raja tidak ingin mengganggu proses belajar putrinya.
Raja : Kudengar kau tampan dan pintar. Ajarkan pengetahuan berhargamu itu kepada Putra Mahkota juga bukan hanya untuk Putri.
Seung Yoo : Kemurahan Paduka tidak terukur.
Raja pergi.
Se Ryung bernafas lega, ia lolos kali ini. Tapi Seung Yoo marah, Yang Mulia, Anda memiliki bakat mengagumkan untuk mempermalukan guru Anda.
Se Ryung lapor ke Putri Kyung Hye, Baginda mengunjungi Jong Hak. Putri kaget, bagaimana bisa?
Se Ryung berkata untung saja pertukaran mereka tidak diketahui Baginda. Tapi bagaimana kalau Raja datang lagi..
P. Kyung Hye menenangkan sepupunya, Abba Mama tidak akan datang lagi, setelah pelajaran Klasik, guru akan diganti. Bertahanlah sebentar lagi. Atau kau ingin mengungkap kebenaran-nya sekarang?
Se Ryung : Tidak. Saya tidak akan membuat Yang Mulia dalam kesulitan karena saya.
Anak buah Suyang menghadap dan berkata kalau Baginda memanggil Pangeran Suyang ke istana.
Se Ryung mencoba sekali lagi untuk naik kuda dan akhirnya ia berhasil.
Se Ryung perlahan-lahan menjalankan kudanya, ia gembira sekali.
Sementara Kim Seung Yoo masih kesal karena dipermalukan “Putri”. Lalu Seung Yoo melihat Se Ryung. Ia mengikuti Se Ryung.
Seung Yoo bingung, Yang Mulia…apa ini?
Lalu ia melihat kalau kuda Se Ryung kehilangan kendali dan Se Ryung menangis ketakutan di punggung kuda.
Seung Yoo lari mencari kuda dan ia bergegas menyusul Se Ryung.
Raja Munjong mengadakan pertemuan, ia mengumpulkan semua menteri dan membuat pengumuman. Raja sudah memilih sendiri calon Menantu Kerajaan untuk Putrinya.
Para menteri ingin tahu siapa calonnya.
Raja Munjong : Aku telah memilih Putra Penasehat Kim Jong Seo sebagai Menantu Kerajaan.
Pangeran Suyang dan Penasehat Kim Jong Seo sama-sama kaget, mereka juga tidak tahu menahu masalah ini.
Seung Yoo mengejar Se Ryung dan berhasil melompat ke kuda Se Ryung, tapi Seung Yoo tidak bisa menghentikan kuda itu.
Kuda itu terus saja berlari mendekati tebing. Seung Yoo tidak punya pilihan, kecuali memeluk Se Ryung erat-erat dan melompat dari kuda!
Th 1453, Pemberontakan Gyeyu.
Peristiwa bersejarah dimana Penasehat/Perdana Menteri Kim Jong Seo dan Pangeran Agung An Pyung dijebak sebagai penghianat dan dieksekusi karena melawan pemberontakan Pangeran Agung Suyang.
Kepala Hanseong Shin Myun menghadap Pangeran Suyang dan berkata kalau Kim Seung Yoo sudah dibebaskan.
Suyang : Aku percaya kalau ia tidak sadar kalau kau melakukan ini dengan sengaja?
Shin Myun : Saya yakin, ia tidak menyadarinya. Yang Mulia.
Suyang : Yakin dengan persahabatan kalian, dia pasti lari mencari bantuan dari ayahnya. Dan seperti daging di kegelapan, dia akan membawa kita pada Kim Jong Seo.
Untuk sejenak, wajah Kepala Hanseong Shin Myun tampak resah. (Mungkin karena merasa bersalah sudah menghianati teman dekatnya.)
Kim Seung Yoo sampai di rumahnya. Ia bergegas turun dari kuda dan mencari ayahnya. Ayah!
Jendral Kim juga luka parah, tapi berkata ia tidak apa-apa dan ingin pergi ke Kementrian militer (Byeongjo = Bertanggung jawab untuk pengerahan pasukan, logistik, senjata dan pertahanan Joseon). Ia minta Seung Yoo membantunya.
Seung Yoo membantu ayahnya berdiri, tapi anak buah Shin Mun sudah tiba dan langsung menyerang pelayan dan semua orang di kediaman Jendral Kim.
Seung Yoo bertarung melawan mereka, ia petarung hebat tapi kalah jumlah. Seung Yoo kalah.
Jendral Kim sendiri menghadapi para penyerang dan luka sangat parah. Keduanya terjatuh.
Jendral Kim mengulurkan tangan ke anaknya, Seung Yoo!
Seung Yoo : Ayah!
Tapi Jendral Kim sudah tua, ia tidak tahan lagi dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Seung Yoo terpukul, lalu kita melihat flashback dari Jendral Kim, Pangeran Suyang, Shin Mun, Putri Kyung Hye dan saat-saat bahagia bersama Se Ryung.
1 Year ago
Se Ryung menyelinap ke istal kuda, ia ingin sekali naik kuda. Se Ryung membelai kudanya, begitu tenang dan lembut. Sekali saja..hanya sekali ini saja, ya?
Se Ryung : Satu, dua, tiga..
Ia berusaha keras naik ke punggung kuda dan berhasil. Aku berhasil! Tapi tidak lama, Se Ryung terjatuh dari kudanya.
Para pelayan ribut, Nona Muda! Nona ..aigoo..anda terluka lagi?
Se Ryung kesal, aku hampir saja berhasil..
Pelayan Se Ryung mencemaskan luka Nona mereka, bagaimana kalau Yang Mulia (Ibu Se Ryung/ Lady Yoon) mengetahuinya. Se Ryung berkata kalau kuda itu baru kali ini mengijinkannya naik.
Lady Yoon (Kelak, Ratu Jeonghui) tiba. Semua pelayan berdiri menghormat. Lady Yoon menegur putrinya, kau kemana saja? Apa kau mengendap-endap lagi di istal kuda.
Pangeran Suyang muncul, ia tampak geli. Jalan saja tidak benar karena mata kakinya sakit. Apa dia bisa naik kuda?
Pangeran Suyang berkata sudah waktunya Se Ryung dan saudaranya masuk istana, jadi ia minta Se Ryung menjaga sikap sesuai dengan aturan istana.
(Anak-anak keluarga Istana ada waktunya untuk masuk ke istana dan menerima pelajaran. Meskipun keluarga mereka tinggal di luar istana. Ingat anak-anak yang menemani P. Yi Geum belajar saat di Dong Yi? Mereka adalah anak saudara atau sepupu Raja Sukjong)
Se Ryung : Ya, Ayah.
Suyang : Bangsawan tidak boleh mempermalukan diri mereka dengan hal-hal seperti ini, jadi kau harus berkomitmen dalam pelajaranmu.
Kediaman Kim.
Kim Jong Seo (Penasehat Dewan Kanan/Wakil PM) mendapatkan proposal pernikahan dari Pangeran Suyang.
Kim Jong Seo dan putra tertuanya, Seung Kyu merasa bingung, dia tidak mengajukan pertunangan antara Seung Yoo dan putrinya kan? Apa Seung Yoo menginap diluar lagi?
Kim Seung Yoo yang dibicarakan masih tidur pulas di gibang. Seorang gisaeng membangunkan-nya, Naeuri (Tuan Muda)….matahari sudah tinggi. Bangunlah, sekarang waktunya masuk istana.
Seung Yoo bergegas bangun dan pergi ke istana, ia tidak menyadari kalau si gisaeng meninggalkan bekas lipstik di pipinya! Gisaeng itu geli, mereka berteman tapi mengapa begitu berbeda? (maksudnya antara Kim Seung Yoo dan Jung Jong)
Se Ryung dan Se Jeong jalan ke istana. Se Ryung mendengar dari adiknya kalau Ayah sudah menjodohkan Se Ryung.
Se Ryung kaget : Perjodohan? yang benar saja.
Se Jeong : Tapi aku mendengar Ibu dan Ayah membicarakan itu.
Mereka mengirim utusan ke kediaman Penasehat Kim Jong Seo.
Se Ryung : Dan aku akan dijodohkan?
Adiknya membenarkan, lalu berkata ia tahu Se Ryung tidak ingin menikah, Se Jeong minta Se Ryung mengatakan itu pada Ayah dan Ibu, agar membiarkan ia saja yang menikah.
Se Jeong : Putra bungsu dari penasehat kanan kita yang agung. Kim Seung Yoo..bukankah namanya memiliki kesan agung?
Se Ryung : Sekalian saja ke Aula Jami (Aula Kerajaan Istana Gyeongbok)
Se Ryung berkata kalau mereka harus menemui Putri untuk memberi salam. Se Jeong tidak mau dan minta Se Ryung saja yang melakukannya.
Se Jeong kesal, ia sama sekali tidak punya rasa hormat pada putri yang terlalu mengagungkan kecantikannya sendiri.
Putri Kyung Hye (So Ran, Lie To Me) sedang belajar.
Guru menjelaskan tentang ajaran Confucius, Jaesang Bulgyo, Goyi Bulwi = Menjadi tinggi namun tetap rendah hati, menjadi bermartabat tapi tetap adil. Menjadi agung tapi tetap sederhana, menjadi agung dan tetap adil untuk mendapatkan rasa hormat.
Goyi Bulwi, Soyi Jangsugwi …
Putri Kyung Hye bosan. Guru..
Guru : Ya, Yang Mulia
P. Kyung Hye : Sepertinya aku tidak menemukan kalimat yang baru saja kau kutip.
Guru bingung, bagaimana bisa. Putri Kyung Hye yakin.
Guru : Hamba anda ini sudah mempelajari buku ribuan kali…
P. Kyung Hye marah : Apa kau menuduhku melakukan pemalsuan?
Guru : Hamba tidak akan pernah berani..
P. Kyung Hye menggoda gurunya untuk mendekat, ayo kesini dan periksalah sendiri.
Guru terpaksa membuka tirai dan tertegun dengan wajah Putri yang memang cantik. Guru mendekat dan mencari kalimat yang dimaksud.
Putri Kyung Hye memegang tangan gurunya dan mendekat. Dayang membuka pintu, apa yang terjadi?
Guru itu ketakutan dan melarikan diri.
Pusat pengajaran Kerajaan gempar, para profesor pusing, Oh ini mengerikan! Yang Mulia Putri menggunakan kecantikannya untuk menantang gurunya?
Mereka bingung, setiap guru baru yang dikirim pada Putri selalu menghadapi nasib yang sama. Reputasi Universitas Sungkyunkwan kita dipermalukan.
Seorang Profesor mengeluh, Im Chang Gyo, Lee Eungsu, Gil Byeongwon semuanya mengundurkan diri karena Putri. Dan tidak hanya itu, sekarang bahkan Guru Yeom? Apa aku tidak memperingatkanmu untuk jangan pernah mengangkat tirai?
Guru Yeom mengemasi buku2nya. Kenapa kau seperti ini? Tuan Putri sedang menunggumu di kediaman-nya, selesaikan pelajarannya.
Guru Yeom : Saya hanya bisa berkata kalau saya sudah mempermalukan diri sendiri.
Mereka membujuk Kepala Profesor untuk mengirim guru baru untuk Putri. Profesor itu kesal, kemana orang itu..Apa yang membuatnya terlambat.
Kim Seung Yoo datang terlambat. Ia minta maaf dan nyengir.
Profesor Kepala mengajak Kim Seung Yoo keluar dan tanya kemana saja Seung Yoo, kenapa baru datang.
Seung Yoo : Saya terlalu banyak belajar Dok Seo Sam Do di perpustakaan, saya takut saya mungkin..
(Dok Seo Sam Do = Belajar dengan menggunakan tiga hal, dengan mata, mulut dan pikiran)
Profesor marah, ia sudah melihat tanda bibir merah di pipi Seung Yoo : Apa? Terlalu banyak belajar? Apa kau yakin tidak terlalu banyak menghabiskan malam dalam pelukan gisaeng?
Lihat wajahmu itu!
Seung Yoo heran, wajah saya? Lalu meraba pipinya dan kaget melihat bekas lipstik di telapak tangannya, apa ini?
Profesor semakin kesal, kau tanya aku?!
Seung Yoo merasa malu, anda mencari saya? Profesor minta Seung Yoo segera ke kediaman Putri.
Seung Yoo heran, bukannya Guru Yeom yang mengajar Putri? Profesor Ketua berkata kalau guru Yeom mengundurkan diri.
Putri Kyung Hye menyirami bunga sambil ngomel. Dayangnya berkata Putri berlebihan. Kyung Hye melotot pada dayangnya.
Se Ryung menghadap Putri. Se Ryung tampak gembira: Mama!
P. Kyung Hye mengajak Se Ryung melihat-lihat koleksinya. Ada banyak perhiasan berharga, binyeo (tusuk konde) dalam berbagai model, sepatu sutra, hanbok, peralatan make-up dll.
P. Kyung Hye heran, mengapa seorang Nona bangsawan ingin mengendarai kuda? Kau ini cukup aneh, melukai dirimu sendiri dan melakukan hal-hal tidak berguna.
Se Ryung membalas kata2 Putri : Mengapa Anda mengoleksi sepatu dari sutra padahal anda tidak pernah memakainya?
P. Kyung Hye : Karena aku menginginkannya.
Se Ryung : Sama dengan saya. Karena saya menginginkannya. Dan mencoba menghentikannya, membuat saya semakin ingin naik kuda.
P. Kyung Hye : Terakhir kudengar, kau bahkan bisa meraih pelananya?
Se Ryung bangga, ia memang berhasil meraihnya meskipun cuma sebentar.
Dayang Putri mengingatkan sudah waktunya belajar, Lady Se Ryung juga harus belajar.
Putri marah2, belajar! belajar. Aku sudah kenyang dengan semuanya. Aku tidak mau pergi.
Se Ryung kaget, bagaimana kalau Baginda mengetahuinya.
Putri Kyung Hye : Abba Mama tidak berdaya menghadapiku.
Keduanya ketawa geli.
Se Ryung memikirkan pertunangannya dengan putra Penasehat Kim. P. Kyung Hye tanya apa yang dipikirkan Se Ryung.
Se Ryung : Jika saya dikurung dalam rumah setelah menikah, mungkin saya mengerti penderitaan Yang Mulia.
P. Kyung Hye : Apa artinya itu?
Se Ryung : Bukankah terperangkap dalam istana ini rasanya sungguh menyesakkan?
P. Kyung Hye tidak merasa demikian, karena tidak ada yang tidak bisa ia temukan dalam istana ini.
Coba lihat tamanku, kau tahu berapa banyak bunga langka yang memenuhinya?
Se Ryung : Dibandingkan dengan bunga yang sengaja ditanam dengan istimewa, saya lebih menyukai bunga yang tumbuh bebas di luar.
Dayang datang, ia berkata kalau sudah tahu siapa guru pengganti untuk Putri. Dia adalah guru Kim Seung Yoo. Putra bungsu penasihat Kim.
Se Ryung : Putra bungsu penasehat Kim? Kim Seung Yoo!
Kim Seung Yoo bersiap mengajar Putri dan ingat pesan Profesor, jangan pernah mengangkat tirai apapun yang terjadi. Ingat itu.
Seung Yoo tersenyum geli. Ia jalan sambil kipas-kipas. Seung Yoo tidak sadar kalau di lehernya masih ada bekas lipstik hahaha
Seung Yoo minta dayang mengumumkan kedatangannya.
Dayang : Yang Mulia, Guru Kerajaan disini.
Seung Yoo menghormat, suatu kehormatan untuk memberikan pengajaran pada anda.
Anda kecewa dengan saya? Kenapa anda tidak mengeluarkan suara anda yang indah itu? Tolong buka buku tentang Bakti.
Seung Yoo tidak tahu kalau yang ia temui adalah Se Ryung.
Sementara Putri Kyung Hye ada dalam tandu dan pura-pura sebagai Se Ryung dari kediaman Pangeran Suyang. Tandu mereka meninggalkan istana.
Dijalan, P. Kyung Hye ingat saat Se Ryung membujuknya untuk tukar tempat.
Se Ryung : Yang mulia, apa anda tidak ingin melihat diluar pagar istana?
P. Kyung Hye : Bagaimana dengan pelajaran-nya?
Se Ryung bersedia menggantikan Putri. Putri marah, beraninya kau!
Se Ryung mengaku : Sebenarnya guru Kim Seung Yoo adalah calon suami saya. Saya ingin melihatnya sendiri.
Putri jalan keluar bersama dayangnya. Dayang mengeluh, seharusnya Yang Mulia menghentikan Lady Se Ryung. Tapi kenapa anda justru kerjasama dengannya?
P. Kyung Hye minta dayangnya tidak menyebut Yang Mulia lagi. Kalau tidak aku akan menghukummu tanpa ampun.
Se Ryung berusaha melihat wajah Seung Yoo dari balik tirai, tapi tidak bisa.
Seung Yoo : Apa itu Tiga Kepatuhan?
Mereka berkata kalau wanita harus mematuhi ayahnya saat muda, pasangannya setelah hidup dalam pernikahan dan anak laki mereka sampai kematian memisahkan mereka.
Dengan kata lain, mereka menunjukkan bagaimana wanita hanya bisa hidup dalam bayang-bayang pria.
Se Ryung : Bayangan?
Se Ryung sibuk memeriksa memar di pergelangan kakinya. Seung Yoo merasa “Putri” mencoba menggodanya. Seung Yoo marah, tolong hentikan itu.
Seung Yoo menantang “Putri”, mungkin berikutnya adalah tirai? Biarlah kita mengagumi kecantikan yang sudah membuat seluruh akademi kerajaan kacau. Tapi tidak ada skandal yang akan membuat saya terbuai.
Jika seorang putri menggunakan kecantikannya seperti hiasan murah, bukannya itu tidak berbeda daripada gisaeng rendahan?
Saya tidak bisa lagi membiarkan usaha seperti ini untuk menantang guru-guru anda. Kita akhiri saja pelajaran hari ini. Tolong angkat tirainya.
Seung Yoo benar2 mengangkat tirai yang memisahkan keduanya, Yang Mulia, apa..
Se Ryung terkejut, ia merasa marah. Lalu menunjukkan memar di mata kakinya. Memar, kau bisa melihatnya.
Seung Yoo tertegun.
Se Ryung : Tidak melukai tubuh yang sudah diberikan oleh orang tua kita adalah dasar dari bakti, jadi aku hanya bisa memohon maaf karena membuatmu melihat pemandangan seperti ini.
(Ajaran dalam kitam Hyodo klasik)
Tapi, Guru. Apa aku mendengar sesuatu yang lebih pribadi? Katakan padaku, apa yang kau pikirkan? Melihatku mengangkat baju dalamku sehingga kau bisa mengintipnya? Atau mungkin kecupan lembut di lehermu itu?
Se Ryung menyindir Seung Yoo, yang tampaknya terpelajar dan sopan. Tapi memiliki tanda dari gisaeng di tubuhnya. Berani menuduhnya berbuat macam-macam, bukankah ini munafik.
Se Ryung : Tapi ini adalah dinding istana yang agung yang kau masuki. Melihat kebiasaan yang biasa dilakukan di gibang benar-benar sungguh hina.
Wanita mungkin akan jalan dibawah bayang-bayang pria, tapi wanita seperti apa yang akan percaya dan bergantung pada pria ceroboh dan palsu seperti itu?
Kim Seung Yoo kalah telak, ia jalan keluar. Tapi tersenyum lebar mengingat kata-kata “Putri”
Raja Munjong mendengar kalau Pangeran Suyang mengirim pesan ke Penasehat Kim, ia ingin tahu apa isinya. Tapi anak buah Raja tidak mengetahuinya.
Raja sedang sakit dan tabib istana sedang merawatnya. Lalu kasim berkata kalau P. Suyang ingin menghadap. Raja segera meminta tabib istana untuk sembunyi.
Raja tidak ingin adiknya tahu kalau dia sakit parah.
Pangeran Suyang menghadap kakaknya. Keduanya membicarakan putri-putri mereka. Kita sudah dianugerahi anak perempuan yang hebat.
P. Suyang membenarkan. Raja berkata kalau P. Kyung Hye tumbuh besar tanpa ibunya (Ratu Hyeondeok meninggal th 1441. Putri lahir th 1436, jadi sejak usia 5 th sudah tidak punya ibu.), Raja berharap P. Suyang bisa membantu Putri.
P.Suyang : Bukankah pria ceroboh ini (maksudnya dirinya sendiri) harus belajar memahami putrinya sendiri lebih dulu?
Raja Munjong : Aku menyayangi Se Ryung bagai putriku sendiri. Kuharap kau melakukan hal yang sama pada Putri dan membantunya.
P. Suyang : Ya, Yang Mulia.
Raja Munjong : Apa kau bisa melakukan hal yang sama untuk Putra Mahkota (PM Yi Hong-wi, kelak Raja Danjong- Raja ke-6 Joseon)?
P. Suyang : Sudah seharusnya saya melakukannya.
Raja berkata ia merasa lega. P. Suyang pamit dan akan ke balairung (Pyeon Jeon), Saya akan menunggu Yang Mulia bersama anggota dewan disana.
Setelah P. Suyang pergi. Raja Munjong terlihat sakit. Kasim Kepala panik dan memanggil Tabib istana lagi, tapi Raja minta Kasim merendahkan suara karena P. Suyang baru saja pergi.
Tabib istana itu ternyata juga anak buah Pangeran Suyang. Ia lapor kalau Raja Munjong menanyakan isi pesan P. Suyang untuk Penasehat Kim. Tabib juga lapor kondisi kesehatan Raja.
Raja tiba di balairung istana. Agenda dewan adalah untuk mempercepat perjodohan Putri Kyung Hye. Raja ingin tahu pendapat para bangsawan.
Pangeran Anpyeong (Adik ke-3 Raja Munjong) berkata kalau pernikahan Putri bukan saja penting untuk negara, tapi juga langkah penting yang harus diambil Putri sebagai keturunan Raja. Setelah mereka memilih Menantu Kerajaan untuk Putri, mereka juga harus memilih calon Putri Mahkota (untuk PM Yi Hong – kelak Raja Danjong).
Ini akan memperkuat posisi Putra Mahkota.
Menteri Onnyeong mengusulkan agar Menantu Kerajaan dipilih oleh Komite Keluarga Kerajaan yang dipimpin Pangeran Suyang.
Pihak lain tidak setuju, jika harus memilih Menantu Kerajaan maka itu adalah tugas Kementrian Ritual (Yejo), bukan Komite Kerajaan. Yang Mulia, mohon anda mempercayakan pemilihan pada kementrian ritual.
Pihak P. Suyang tidak setuju dan berkata sejak Mendiang Raja (Sejong Dae Wang/ Raja Besar Sejong), Komite Kerajaan telah dipercaya untuk memutuskan masalah Keluarga Raja, apa maksud anda ritual perjodohan bukan masalah keluarga?
Kim Jong Seo berkata kalau jelas itu adalah masalah negara!
P. Suyang memutuskan untuk mengikuti saran Penasehat Kim. Bagaimana bisa masalah politik kecil menghalangi acara yang besar seperti ini. Kita seharusnya dengan senang hati menyerahkan masalah ini pada Kementrian Ritual.
Setelah pertemuan itu, pihak lawan politik P. Suyang heran, bagaimana P. Suyang bisa menyerah dengan begitu mudah? Mereka dengan senang hati menyerahkan masalah ini ke kementrian Ritual? Apa sebenarnya rencana mereka?
P. Suyang mendekati Penasehat Kim, saya menunggu jawaban pesan itu, Tuan.
Raja Munjong mengamati mereka semua dengan cemas. Kasim lapor kalau putra bungsu Kim Jong Seo ditunjuk sebagai Guru Putri Kyung Hye yang baru.
Jung Jong lari ketakutan, ia dikejar-kejar preman. Mungkin lintah darat.
Putri Kyung Hye menikmati perjalanan-nya keluar istana, terpesona dengan jalanan ibukota yang sibuk dan dipenuhi rakyat. Saat itu tandu Puteri berhenti dan ia ingin melihat tempat lain.
Dayang Putri pergi memanggil tukang tandu. Tiba-tiba seorang pria menerobos masuk ke dalam tandu Puteri.
Putri Kyung Hye kaget : Sia..siapa kau?
Pria itu, Jung Jong (kelak menjadi suami Putri Kyung Hye), justru terpana melihat kecantikan Puteri.
Putri marah, aku tanya padamu! Jung Jong panik, hush..ia menutup mulut putri dengan tangannya.
Putri murka! ia menampar Jung Jong. Beraninya kau! singkirkan tangan kotormu!
Jung Jong terpana melihat kecantikan Putri Kyung Hye. Putri tampak syok.
Jung Jong sedang melarikan diri dari kejaran lintah darat. Mereka berhasil menangkap Jung Jong yang masih terpesona dengan Kyung Hye.
Anak buah lintah darat itu menemukannya : Ini dia Tuan! disini!
Jung Jong dibawa pergi, tapi Jung Jong justru terus saja memandangi P. Kyung Hye dengan tampang bloon.
Dayang Putri lari, Yang Mu..maksud saya Nona. Apa anda tidak apa-apa?
Kyung Hye gemetaran, Mak Son..sudah cukup. semua ini menakutkanku. Kita segera kembali!
Kyung Hye tidak ingin melihat Jung Jong yang dipukuli oleh anak buah lintah darat itu.
Kyung Hye : Kau tidak boleh mengatakan pada siapapun mengenai ini.
Mak Son : Ya.
Sementara itu Se Ryung masih kesal dengan pengajaran Seung Yoo tentang wanita yang hanya bisa hidup dalam bayang-bayang pria.
Dayang Putri masuk, Lady Se Ryung. Ini gawat. Yang Mulia Putra Mahkota menuju kesini.
Se Ryung kaget : Apa?
PM Hong Wi sampai di kediaman kakaknya. Dayang mengumumkan kedatangan-nya, Yang Mulia, PM ingin menghadap.
Se Ryung kelabakan, tapi untung Putri Kyung Hye tiba tepat waktu. Yang Mulia..
PM Hong Wi : Noonim, ini Hong Wi. Kakak?
PM Hong Wi masuk dan memberi salam pada Putri juga Se Ryung. PM berkata kalau dia mendengar soal perjodohan kakaknya. Putra Mahkota merasa cemas, Ibu sudah lama meninggal dan jika kakak juga meninggalkan istana, apa yang akan terjadi denganku?
P. Kyung Hye : Aku hanya melakukan tugasku saat waktunya tiba. Bukankah aku sudah mengatakan padamu untuk tidak pernah menunjukkan kelemahan di depan orang lain?
Yang Mulia…suatu hari nanti kau akan mengambil alih negara kita. Kesulitan apapun yang kau hadapi, kau harus tetap tenang.
PM Hong Wi : Saya pasti sudah membiarkan kelemahan mempengaruhi pikiran saya untuk sekejap. Saya akan pergi sekarang.
Kasihan..Putra Mahkota masih remaja dan ia hanya bergantung pada kakaknya. Sementara Ibu sudah meninggal dan Raja sakit-sakitan.
Setelah Putra Mahkota pergi, Se Ryung tanya apa Putri menikmati perjalanan-nya keluar istana? Putri Kyung Hye tidak mengaku kalau merasa senang, ia hanya berkata biasa saja. Semua kebisingan itu meracuni telingaku.
Kyung Hye : Belum lagi betapa sulitnya bernafas dengan semua debu itu.
Se Ryung : Benarkah?
P. Kyung Hye : Katakan padaku, bagaimana dengan calon pendampingmu itu?
Se Ryung berkata kalau pria itu jenis yang suka pergi ke Gibang dan mendapatkan tanda (lipstik) di lehernya. Seorang Han Ryang (Sarjana tidak berguna yang biasanya tidak menggunakan ilmunya dengan efektif. Yeah..)
Putri heran, bagaimana orang seperti itu bisa menjadi guru kerajaan? Dan bagaimana Se Ryung bisa melihat tanda semacam itu? Apa kau mengangkat tirainya?
Dayang Putri membela Se Ryung, tapi itu bukan salah Lady Se Ryung, guru yang mengangkatnya sendiri.
Putri merasa itu lebih baik, karena sekarang Guru Kim menganggap Se Ryung sebagai dirinya, ini menguntungkannya. Putri tidak harus menghadiri pelajaran dan bisa menyirami bunga di tamannya.
Putri : Jadi aku akan membiarkanmu dan calon pendampingmu untuk bisa akrab.
Se Ryung : Yang Mulia!
Shin Myun berlatih bersama anak buahnya. Shin Myun berhasil mengalahkannya dengan merampas dua pedang dari lawannya.
Kim Seung Yoo menonton latihan itu dan tersenyum. Apa anak buahmu tahu kalau atasan mereka menghabiskan malam dengan minum2?
Shin Myun : Lihat siapa yang bicara. Satu-satunya hal yang bisa kau ajarkan pada orang adalah seni minum kan?
Jika kau mau berhenti minum, kau harus menjauhi Jong (Jung Jong).
Mereka bertaruh kalau Jung Jong pasti ada di Gibang, apa dia bisa menolak rasa manis menyenangkan dari anggur? Mereka jalan ke kota dan melihat Jung Jong dibawa paksa oleh para lintah darat.
Seung Yoo : Bukankah itu dia?
Shin Myun langsung membentak mereka, beraninya kalian memperlakukan seorang Yangban seperti ini?
Mereka berkata kalau bangsawan ini menolak membayar hutangnya pada mereka. Jadi mereka akan mengawal Jung Jong ke tempat mereka untuk diskusi. Benar kan, Tuan Muda?
Jung Jong : Aku tidak pernah berkata aku tidak akan membayar hutangku.
Shin Myun minta mereka melepaskan Jung Jong, aku akan menyelesaikannya nanti.
Mereka ingin tahu bagaimana caranya. Shin Myun menunjukkan badge-nya, apa ini tidak cukup menjawab pertanyaanmu?
Lintah darat itu mencibir, Petugas Kehakiman dari Ibukota (Hanseong = Kantornya Jang Mu Yeol di Dong Yi), aku mengerti. Dia berkata pada Jung Jong, kalau Jung Jong beruntung memiliki teman yang cukup berpengaruh. Mereka pergi.
Putra Mahkota berlatih memanah disaksikan Raja Munjong dan Kim Jong Seo. Putra Mahkota tidak berhasil mengenai sasaran.
Raja resah, Menghadapi kelemahan seseorang memerlukan keberanian besar. Jangan biarkan itu mempengaruhi tujuan. Apa kau tidak juga semakin menguasainya?
Raja : Suyang dilahirkan untuk menduduki takhta.
Kim Jong Seo terkejut : Yang Mulia…itu terlalu berprasangka.
Raja merasa waktunya tidak lama lagi, tanpa dukungan ayahnya, bagaimana anak itu bisa menahan pamannya yang ambisius..
Kim Jong Seo : Yang Mulia..
Raja berkata ia akan bersedia menemui ajalnya dengan sukarela jika ia bisa memastikan keamanan Putra Mahkota.
Kim Jong Seo merasa sedih, jangan membuat pelayan Anda mendengar ucapan seperti itu.
Raja merasa bisa mengandalkan Kim Jong Seo selamanya, tapi sayangnya ia tidak bisa lagi melakukannya.
Kim Jong seo kaget : Apa yang membuat Anda berpikir seperti itu? Bolahkah saya mengetahui alasannya, Yang Mulia?
Munjong : Apa yang kau rencanakan bersama Suyang?
P. Suyang juga bertemu dengan sekutunya. Mereka merasa Raja tidak akan diam saja setelah mendengar kalau P. Suyang mengirim pesan ke kediaman Penasehat Kim.
Sampai sekarang Kim Jong Seo belum juga mengirimkan jawaban atas tawaran pertunangan dari P. Suyang. Sementara Kim Jong Seo dan Raja sangat dekat hubungannya. Ini berarti Kim Jong Seo tidak akan masuk ke dalam kelompok Suyang.
Suyang bertekad untuk mengikat keluarga dengan Kim Jong Seo.
Kim Seung Yoo, Shin Myun, dan Jung Jong minum bersama dibawah cahaya bulan. Seung Yoo dan Shin Myun mencemaskan Jung Jong yang tidak bisa membayar hutangnya.
Apa kau tidak tahu betapa berbahayanya lintah darat pasar itu. Mereka menginginkan lebih banyak darimu tidak peduli betapa parahnya sakit ibumu.
Seung Yoo dan Shin Myun menawarkan bantuan, berapa jumlahnya? Tapi jangan berpikir kalau kami tidak akan meminta bunga.
Jung Jong masih terpesona dengan gadis yang ia lihat di tandu tadi, aku melihat seorang gadis dengan kecantikan yang tidak tertandingi hari ini.
Mungkin hanya bisa ditandingi oleh kecantikan bunga delapan propinsi, Putri Kyung Hye.
Seung Yoo : Bunga tercantik? tidak sejauh itu…dia terlihat biasa saja bagiku..
Semua kaget, jangan bilang kau sudah melihat Putri Kyung Hye? Ayo katakan sesuatu.
Seung yoo mengaku kalau ia dipercaya menjadi guru Sang Putri. Teman-nya tidak percaya, kenapa kau baru mengatakan ini pada kami sekarang? Apa dia benar2 sangat cantik?
Seung Yoo : Putri atau bukan, dia hanyalah seorang wanita.
Ketiganya pulang dengan mabuk. Shin Myun menggendong Jung Jong di punggungnya.
Seung Yoo sampai rumah, ia mabuk. Ayah, saya pulang. Ada tamu ya?
Kim Jong Seo : Kau minum lagi?
Seung Yoo berkata hanya minum sedikit dengan teman. Ayahnya menyuruh Seung Yoo tidur
Ternyata Kim Jong Seo sedang menerima P. Suyang. Suyang berkata kalau Seung Yoo sepertinya anak muda yang cukup berani.
P. Suyang : Sayangnya aku tidak bisa mengatakan hal yang baik tentang putriku.
Kim Jong seo tanya apa hanya itu niat perjodohan ini. P. Suyang berkata kalau Penasehat dan dirinya yang bisa mencegah terjadinya tragedi.
Kim Jong Seo : Tragedi?
P. Suyang : Jika aku berkata setelah Yang Mulia mangkat..
Kim Jong Seo marah, jaga perkataan anda!
P. Suyang berkata kalau ia bersumpah akan melindungi takhta dan juga Putra Mahkota. Apa Tuan akan mempercayaiku?
Kim Jong Seo : Bahkan sampah yang berkeliaran di jalan tidak akan percaya itu. Kau adalah orang yang akan menyarankan kalau satu-satunya cara melindungi keturunan-nya adalah membantai calon yang tepat untuk menduduki takhta, Suyang.
P. Suyang tahu, kalau ini berarti salah satu dari mereka akan mati demi bertahan. Ini bukan hanya kita Tuan. Apa anda siap menyaksikan anak-anak kita harus menanggung ini semua? Tapi jika kita bergabung, hidup mereka tidak perlu dikorbankan dengan sia-sia.
Putri Kyung Hye mulai senang dengan pertukaran mereka. Ia berkata tidak ada pilihan lain selain melakukannya.
Putri berkata jika memang Se Ryung tidak tahan lagi, ia bisa mengatakan-nya pada Kim Seung Yoo yang sebenarnya. Putri sendiri yang membantu Se Ryung mengenakan hanboknya.
P. Kyung Hye juga memasangkan hiasan/norigae di hanbok Se Ryung.
Waktunya belajar. Seung Yoo ingin mengatakan beberapa aturan sebelum belajar. Seung Yoo berkata ia akan mengingat kata-kata Putri, tapi Putri juga harus tetap serius saat belajar.
Seung Yoo tidak ingin menerima gangguan apapun. Putri juga harus mengartikan setiap kalimat, lalu catat semua hal penting yang saya ajarkan. Anda juga harus menyerahkan catatan itu pada pertemuan berikutnya serta menghafal isi hasil belajar kita pada hari itu.
Seung Yoo akan melakukan ujian lisan jika Putri gagal. Kenapa anda tidak menjawab?
Se Ryung : Aku akan melakukannya.
Seung Yoo : Terima kasih Yang Mulia.
Se Ryung : Jika kau menyalahgunakan posisimu sebagai guru untuk membalas apa yang terjadi kemarin, sebagai seorang murid aku tidak akan membantah. Mengenai sikap guru sebelumnya, aku akan memberikan maaf dengan lapang dada.
Keduanya sepakat melanjutkan pelajaran.
Raja Munjong tiba-tiba mengunjungi Institut Kerajaan (Jong Hak). Para Profesor kaget, Yang Mulia.
Raja berkata ia dengar putri sudah berganti guru lagi. Profesor Kepala minta maaf, Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan hamba.
Raja ingin menemui Putri.
Sementara itu Seung yoo mulai mengetes “Putri”
Seung Yoo : Bibeop buleon, Bido bulhaeng
Se Ryung : Bicara dengan kata yang tepat dan tidak mengambil jalan yang salah.
Seung Yoo : Gumu Taekeon, Shinmu Taekhaeng
Se Ryung : Bicara dengan kata-kata yang sopan/tidak semaunya. Berlaku seperti yang sudah dicontohkan (yang baik).
Seung Yoo terlihat kagum, Jaeosabu Isamo Ihaedong.
Se Ryung : Jika kau mencintai ibumu seperti halnya ayahmu, mereka akan sama-sama dicintai.
Seung Yoo : Jaeosabu Isagun Igyeongdong
Se Ryung : Mencintai Penguasamu seperti yang kau lakukan pada ayahmu dengan sikap penghormatan yang sama.
Seung Yoo : Anda menyebutkan artinya dengan lancar. Cukup mengagumkan.
Baginda tiba. Seung Yoo berdiri menghormat. Profesor mengenalkan Kim Seung Yoo sebagai guru baru Putri.
Raja berkata ia ingin melihat bagaimana putri belajar, ia berterima kasih pada Seung Yoo.
Seung Yoo : Ini sama sekali bukan beban, Yang Mulia.
Raja tanya apa dia bisa duduk untuk mengikuti proses belajar. Seung yoo mengiyakan. Tapi Se Ryung panik, bagaimana kalau Pamannya tahu.
Seung Yoo mulai mengajar lagi, Go Mochwigiae, Igun Chwigigyeong, Gyeomji Jabuya. Yang Mulia tolong jelaskan artinya.
Se ryung tidak ingin Raja tahu, jadi ia tidak menjawabnya, hanya bergumam saja.
Raja Munjong berkata kalau Putri sepertinya masih butuh bimbingan, Aku harap Guru Kim bisa menjadi pembimbingnya.
Seung Yoo tampak malu, Maafkan hamba Yang Mulia.
Raja sepertinya tidak terlalu mempermasalahkan ini, sudahlah.
Raja tampak senang dengan Kim Seung Yoo dan ia menolak menemui Putrinya. Raja tidak ingin mengganggu proses belajar putrinya.
Raja : Kudengar kau tampan dan pintar. Ajarkan pengetahuan berhargamu itu kepada Putra Mahkota juga bukan hanya untuk Putri.
Seung Yoo : Kemurahan Paduka tidak terukur.
Raja pergi.
Se Ryung bernafas lega, ia lolos kali ini. Tapi Seung Yoo marah, Yang Mulia, Anda memiliki bakat mengagumkan untuk mempermalukan guru Anda.
Se Ryung lapor ke Putri Kyung Hye, Baginda mengunjungi Jong Hak. Putri kaget, bagaimana bisa?
Se Ryung berkata untung saja pertukaran mereka tidak diketahui Baginda. Tapi bagaimana kalau Raja datang lagi..
P. Kyung Hye menenangkan sepupunya, Abba Mama tidak akan datang lagi, setelah pelajaran Klasik, guru akan diganti. Bertahanlah sebentar lagi. Atau kau ingin mengungkap kebenaran-nya sekarang?
Se Ryung : Tidak. Saya tidak akan membuat Yang Mulia dalam kesulitan karena saya.
Anak buah Suyang menghadap dan berkata kalau Baginda memanggil Pangeran Suyang ke istana.
Se Ryung mencoba sekali lagi untuk naik kuda dan akhirnya ia berhasil.
Se Ryung perlahan-lahan menjalankan kudanya, ia gembira sekali.
Sementara Kim Seung Yoo masih kesal karena dipermalukan “Putri”. Lalu Seung Yoo melihat Se Ryung. Ia mengikuti Se Ryung.
Seung Yoo bingung, Yang Mulia…apa ini?
Lalu ia melihat kalau kuda Se Ryung kehilangan kendali dan Se Ryung menangis ketakutan di punggung kuda.
Seung Yoo lari mencari kuda dan ia bergegas menyusul Se Ryung.
Raja Munjong mengadakan pertemuan, ia mengumpulkan semua menteri dan membuat pengumuman. Raja sudah memilih sendiri calon Menantu Kerajaan untuk Putrinya.
Para menteri ingin tahu siapa calonnya.
Raja Munjong : Aku telah memilih Putra Penasehat Kim Jong Seo sebagai Menantu Kerajaan.
Pangeran Suyang dan Penasehat Kim Jong Seo sama-sama kaget, mereka juga tidak tahu menahu masalah ini.
Seung Yoo mengejar Se Ryung dan berhasil melompat ke kuda Se Ryung, tapi Seung Yoo tidak bisa menghentikan kuda itu.
Kuda itu terus saja berlari mendekati tebing. Seung Yoo tidak punya pilihan, kecuali memeluk Se Ryung erat-erat dan melompat dari kuda!
No comments:
Post a Comment