Gil Da-ran (Lee Min-jung) berlari-lari
menerobos kerumunan orang dalam sebuah pesta pernikahan. Ia berusaha
melindungi buket bunga yang dipegangnya. Da-ran bekerja paruh waktu di sebuah
toko bunga dan bertugas mengantar bunga itu pada pengantin wanita.
Akhirnya buket bungan
yang dia pegang sampai tujuan dengan
selamat, walau pun pengantin wanitanya sudah siap untuk memarahi si pengantar
bunga. Tapi setelah dia sampai, ternyata Da- ran adalah teman pengantin wanita semasa
SMA jadi niat untuk memarahi berubah menjadi minta maaf karena cman dia yang tidak di undang
Daran begumam sendiri " apa karna aku belum lulus ujian jadi cma aku yang tidak di undang" karena semua teman yang di undang adalah teman yang sudah lulus ujia
Da-ran makan sambil mengingatkan dirinya
untuk lulus tahun ini. Teman-teman yang diundang ke pesta pernikahan hanya yang
lulus saja. Jika ia tidak lulus juga bisa-bisa ia tidak menikah.
Tapi kemudian
dia mendapat telfon dari bos jasa pengiriman bunga itu. Kalau dia membawa buket
yang salah.
tidak peduli bahwa dia sudah sampai ke pernikahan itu, bos menyuhnya untuk kembali mengambil buket bunga yan sudah di pesan itu. Karena buket bunga yang dia bawa sangat mahal.
tidak peduli bahwa dia sudah sampai ke pernikahan itu, bos menyuhnya untuk kembali mengambil buket bunga yan sudah di pesan itu. Karena buket bunga yang dia bawa sangat mahal.
pengantin wanita siap siap melemparkan bunga, da- ran menerobos masuk kebarisan paling depan. teman teman Da- ran dan orang yangb ada di pesta heran
mengapa Da-ran belum pergi juga. Da-ran beralasan ia teman pengantin juga, jadi
harus mendukung sampai akhir.
“Kang Min-joo (pengantin wanita), kau
benar-benar beruntung. Kau membeli buket bunga seharga 30.000 won tapi mendapat buket
seharga 1 juta won. Aku harus mengambilnya kembali,” kata Da-ran dalam
hatinya. “Dan lagi aku sudah memberikan uang. Aku berhak menangkap buket itu.”hahahahha
Da-ran siap siap untuk menagkap buket bunga itu .
“Lemparkan, ayo lemparkan " bisik da- ran dalam hatinya
Buket dilempar. Da-ran berusaha menangkap
buket itu. Ia mundur dan mundur mengikuti gerak bunga.dan hampir saja ia menangkap buket itu jika tidak
tersenggol oleh seseorang. Pria itu Seo - Yoon Jae (Gong Yoo) mengulurkan tangan untuk
menolong Da-ran yang melayang jatuh.
Da-ran berusaha meraih tangan pria itu. Ia hampir saja berhasil memegang tangan pria itu
namun meleset.. Da-ran terjatuh menuruni anak tangga . Buket bunga jatuh
tepat di sebelahnya.
“Hari itu, walau aku tidak berhasil
menangkap buket bunga itu, tapi aku berhasil menangkap seorang pria untuk diriku. Terbang melewati
36 anak tangga, telah mematahkan tulang ekor dan pergelangan tanganku. Aku juga
tidak mengikuti ujian profesionalku yang diadakan 7 hari kemudian. Aku dirawat
di rumah sakit selama 2 bulan. Pria itu (yang menyenggol Da-ran) merawatku
selama aku di rumah sakit. Ia seorang dokter. Ia melamarku pada hari gipsku
dilepas. Sebulan lagi aku akan menikah dengannya. Jika aku memiliki
keberuntungan dalam bertemu orang, tidak masalah bagi ku jatuh menuruni tangga
untuk itu. Aku sedang mempersiapkan diri untuk ujiansertifikat ku . Mulai musim
semi ini, aku akan menjadi seorang guru di sebuah SMA. Aku ingin menjadi guru
dan istri yang baik. Tolong dukung aku.”
Itulah cerita yang dikirimkan Da-ran ke
sebuah radio. Di atas bis, Da-ran tak henti-hentinya tersenyum mendengar
penyiar membacakan ceritanya. Apalagi ketika ia mendapat rice cooker sebagai
hadiah atas ceritanya itu.
Radio memutar lagu “Will You Marry Me” (Lee Seung-gi) Da- ran mengikuti irama nya dengan senyum2 dan terlihat seorang cwo keren memperhatikannya dengan senyum senyum......(cute man)
Da-ran turun dari bus sambil memikirkan
mengapa cwo itu terus menerus menatapnya. ia tersenyum manis melihat cwo itu
“Tunggu sebentar!!” terdengar seseorang
berteriak.
Da-ran menoleh. cwo di bus tadi berlari
mendekati Da-ran dan menggenggam tangannya yang sedang memegang payung.
da –ran bertanya pada cwo itu
kenapa dia mengikutinya.
“omo...apa yang kulakukan? Da- ran mulai
menjelaskkan kalau dia akan segera menikah dan mengatakan kalau dia terlihat lebih
tua daripada dia. Dan lagi aku sebenarnya lebih tua dari yang terlihat.
Da- ran : tolong jangan seperti ini
Da- ran : tolong jangan seperti ini
Da ran mengibaskan tangan lelaki itu.
Tapi
cwo
itu tidak
melepaskan tangannya dari payung Da-ran.
“bukan
itu maksudku. Ini punya ku. Ini payungku,” kata cwo itu Da- ran pun diam ( malu x yah) cwo itu
berkata Da-ran telah salah mengambil payungnya saat turun dari bis. Karena itu
ia mengikutinya. Ia menarik payung itu dari tangan Da-ran dan berjalan pergi
Da -ran mengikuti cwo itu dan bertanya dimana payungnyya, dengan cuek cwo itu mengatakan payungnya tertinggal di bis
Da ran : “Kau
tidak membawa payungku saat kau turun?”
Cowo : “Mengapa
aku harus membawa payung orang lain?”
Da-ran : "aku membawa payung mu jadi kau juga harus membawakan
payungku".
Cwo : “Kita
seharusnya mengurus payung kita masing-masing,”cwo itu pergi menginggalkannya
“Hei!!!”
Da-ran mencoba menghentikan cwo itu . “Itu semua gara-gara kau menatapku terus. Aku
jadi gugup dan salah mengambil payung.
Da ran : kenapa kau tadi menatap ku?
Da ran : kenapa kau tadi menatap ku?
Cwo : “Memangnya
kenapa?”
Da ran : “Benar,
kan? Kau menatapku dan tersenyum melihat ku, ia kan?”
Cwo : “Benar,” jawab cwo itu lucu. “Karena terlalu lucu. Lucu melihatmu mendengarkan radio.”
Da ran " “ouh..jadi
itu sebabnya kau menatapku?”
cwo " : "bukan hanya aku saja, seluruh penumpang bis juga memperhatikanmu"
“Kalau
begitu, sebenarnya kau juga memperhatikan aku?” kata pemuda itu sambil mengangguk ( hahahahh) Ia kembali berjalan. Da-ran mengikutinya agar tidak kehujanan.
karena cwo itu terus terusan menggoda daran, akhirnya dia berjalan menerobos hujan pake sweaternya, pemuda itu mencoba menghalangilanya da berkata" apakah kau bekerja di sekolah ini?
Da ran : " bukan urusan mu"
Da ran : " bukan urusan mu"
Da-ran
masuk ke ruang guru sambil merapikan rambutnya yang basah. Kepala sekolah
menegurnya. Da-ran berkata ia kehilangan payungnya dalam perjalanan ke sekolah.
betapa kagetnya Da ran ketika dia melihat cwo yang berebut payung dengan nya sedang di perkenalkan kepala sekolah di depan kelasnamanya adalah
Kang
Kyung-joon (Shin won ho), murid pindahan dari Amerika yang baru mulai sekolah hari
ini. Kyung-joon bersekolah di sekolah paling elit di Amerika dan
dia merupakan murid yang pintar dengan nilai-nilai mengagumkan.Da-ran
bengong
melihat pemuda itu tersenyum nakal melihat ke arahnya.
kepala sekolah menyuruh Da Ran untuk memperlihatkan dan melihat isi sekolah kepada Kyung joon..
kepala sekolah menyuruh Da Ran untuk memperlihatkan dan melihat isi sekolah kepada Kyung joon..
Da-ran
berkata sekolah di Amerika dan Korea pada dasarnya sama saja. Kyung-joon tidak
setuju, dan mengatakan sekolah ini benar-benar kecil.
Da Ran : “Walau
kecil tetap saja memiliki fasilitas yang sama.”
“Tidak
juga,” sahut Kyung-joon.
Da-ran
menegur Kyung-joon karena menggunakan banmal dengannya.
Kyung-joon menjawab ia berbicara pada dirinya sendiri. Apakah ia juga
harus berbicara sopan pada dirinya sendiri?
Da ran mengajak Kyung joon ke perpus namun kyung joon tidak mau...
Kyung joon : “Lupakan perpustakaan, kita langsung ke tempat olahraga saja. Di mana
itu?” tanya Kyung-joon, dengan tidak sopan.
“Di
mana? Di mana? Di mana? Itu bukan berbicara pada dirimu sendiri. Itu
jelas-jelas au sedang bertanya "
“Aku masih kaku menggunakan bahasa
Korea sorry,” kata Kyung-joon dengan aksen bhasa ingris.
sebenarnya Da ran tau dia melakukannya dengan sengaja dan mengetahui bahasa korea dengan sempurna.
sebenarnya Da ran tau dia melakukannya dengan sengaja dan mengetahui bahasa korea dengan sempurna.
Da-ran
tak tahan lagi. “Kau baru saja kembali dari Amerika jadi kau mungkin belum tahu
dengan jelas, ada kalimat terkenal di Korea yang harus kau ingat baik-baik.”
Da ran : " aku seorang guru, anda mahasiswa" ok?
Kyung joon : ok gil da ran
Da Ran : guru Gil
kyung Joon : guru Gil?
Da-ran
mendapat telepon dari Yoon-jae, tunangannya dan menjawab telepon itu bagai gadis genit. Kyung-joon memperhatikan
Da-ran menjawab telepon sambil menggambar tanda hati di kaca jendela yang
berembun.
Ternyata
Yoon-jae sibuk hingga ia tak bisa makan malam dengan Da-ran malam ini. Tapi
Da-ran bisa menemuinya di rumah sakit sambil membawakan makan malam. Da-ran
yang awalnya kecewa langsung ceria kembali.
kyun joon menebak “Apakah dia dokter yang kaudapatkan saat tulang ekormu
patah?” tanya Kyung-joon. Ia mendengarnya dari radio. Da-ran meminta Kyung-joon
merahasiakan cerita itu. Ia pikir murid di sekolahnya tidak akan mengetahui
kalau ia mengirimkan cerita ke radio.
“Aku
hanya melakukannya untuk bersenang-senang,” kata Da-ran.
“Juga
karena kau ingin rice cooker,” sahut Kyung-joon. Da-ran terpaksa membenarkan.
sebagai jaminan rahasia Da Ran aman Kyung joon mengatakan agar Da Ran tidak menegurnya kalau dia pake bahada gaul, Da ran mengiakan dan Kyung Joon melompat pergi dari jendela. Da ran hanya bisa mengomel melihat tingkah laku kyung joon yang badung itu
sebagai jaminan rahasia Da Ran aman Kyung joon mengatakan agar Da Ran tidak menegurnya kalau dia pake bahada gaul, Da ran mengiakan dan Kyung Joon melompat pergi dari jendela. Da ran hanya bisa mengomel melihat tingkah laku kyung joon yang badung itu
kyung joon yang barusaja melompat dari jendela
dihalangi
oleh tiga siswa dari sekolah itu yang dipinpin oleh GIL Choong-Shik
(Baek Sung-hyun). Seorang dari mereka berkata ia
dengar Kyung-joon pindahan dari Amerika.
“Seorang
temanku pindah ke sana saat SMP. Apa kau Kang Min-shik?” tanya siswa itu,
seakan-akan Amerika adalah nama sekolah juga. Hahah trio idiot
x yah
““Uh-oh.
You don’t even know about States? Whatever.” Kata kyung joon
Ketiga
siswa itu kagum mendengar
bahasa Inggris Kyung-joon yang mereka anggap sangat baik.
“My
name is Gil Choong-sik. Are you….can…Korea??” tanya siswa itu. maksudnya sih
‘can you speak Korean?’.
Kyung joon diam saja dan ketiga trio idiot itu ketawa karna mengganggap kyung joon tidak mengeti apa yang mereka katakan
.
“Stupid,”
kata Kyung-joon sambil berjalan pergi
“tunggu,
tunggu..” Choong-sik memegangi tangan Kyung-joon. Ia bertanya apa arti perkataan
itu pada kedua temannya.
“Stupid! Bukankah itu
penghinaan?” tanyanya pada Kyung-joon. Ia menyadari Kyung-joon sebenarnya
mengerti perkataannya.
“Hei
kids, leave me alone,” ujar Kyung-joon sambil melepaskan tangannya. Tapi
Choong-sik tak melepasnya.
“Sungguh
mengganggu, pergilah,”Ia menepis tangan
Choong-sik dan berjalan pergi.
Choong-sik
hendak menangkap pundak Kyung-joon tapi meleset hingga ia terjatuh. Ia
cepat-cepat bangkit berdiri untuk menutupi rasa malunya, lalu melancarkan tinju
ke arah Kyung-joon. Tapi seseorang menahan tinjunya.
Da-ran
yang menahannya. Ia menatap Choong-sik. Choong-sik ketakutan. Ia buru-buru melarikan
diri. Da-ran mengejarnya dan memukulinya sambil terus mengomel.
Choong-sik
berteriak-teriak kalau ia bahkan belum sempat memukul Kyung-joon. Da-ran tak
peduli. Ia terus mengejar Choong-sik.
“Apakah
guru-guru di Korea boleh memukuli muridnya sesuka hati mereka?” tanya
Kyung-joon pada kedua teman Choong-sik
“Tidak
boleh.”
“Kalau
begitu ia bisa menuntut guru itu?’ tanya Kyung-joon.
“Guru
itu noona (kakak perempuan) dari Choong-sik.”
“Noona?” gumam Kyung-joon.
Choong-shik
masih takut dan kesal pada kakaknya. Da-ran berkata ia memaafkan Choong-sik
jika nilainya jelek tapi Choong-sik tak boleh berkelahi. Choong-sik mengancam
akan memberitahu ayah mereka kalau Da-ran memukulnya, Da-ran balas mengancam
akan memberitahu ibu mereka.
Kyung-joon
melihat mereka dari jauh. Walau keduanya terus bertengkar tapi terlihat jelas
kalau mereka saling menyayangi. Kyung-joon terlihat murung.
Kyung-joon
pulang ke rumahnya yang mewah .. Kulkasnya penuh dengan makanan yang sudah
membeku. Dia melihatnya lesu sepertinya tidak ada orang di rumahnya.
Malam
itu Da-ran pergi ke rumah sakit membawakan makanan untuk Yoon-jae. Ia sempat
bertemu dengan dokter Lee Se-young (Jang Hee-jin), rekan kerja Yoon-jae. Mereka
mengobrol tentang pernikahan Da-ran dan Yoon-jae yang akan diadakan sebentar
lagi. Da-ran berkata undangannya telah dikirim pada Yoon-jae, apakah Se-young
belum menerimanya. Se-young belum menerimanya. Ia menyarankan agar Da-ran
menanyakan hal itu pada Yoon-jae.
Da-ran
pergi ke ruang kerja Yoon-jae. Ia melihat foto Yoon-jae bersama Se-young dan
teman mereka yang lain di papan buletin. Da-ran mendapat ide. Ia menempelkan
fotonya bersama Yoon-jae di papan itu.
Da-ran
dan Yoon-jae duduk di tempat tidur. Yoon-jae berkata mereka tidak perlu membeli
perlengkapan yang baru karena ia belum lama menggunakannya. Da-ran berkata
mereka tetap harus membeli keperluan mendasar. Tempat tidur, misalnya. Mereka
memerlukan tempat tidur yang lebih besar. Da-ran bercerita ada tempat tidur
yang ia sukai yang pernah ia lihat. Pasti sangat nyaman.
Yoon-jae
menanyakan besarnya tempat tidur itu. Da-ran merentangkan tangannya. “Sebesar
ini?” Yoon-jae ikut merentangkan tangan di belakang tangan Da-ran, yang hanya
alasan untuk meingkarkan tangannya di tubuh Da ran . Yoon-jae berkata jika
sebesar itu pasti cukup. Yoon-jae menyandarkan kepalanya pada Da-ran. Mereka
tersenyum.
Da-ran
merentangkan tangannya kembali mengingat kejadian itu. Ia tersenyum senang.
Kakinya tak sengaja menyenggol sebuah kotak di bawah tempat tidur Yoon-jae. Ia
mengeluarkannya. Kotak berisi undangan pernikahannya, dan belum dibuka sama
sekali. Da-ran bertanya-tanya apakah Yoon-jae tak ingin melihat undangan mereka
seperti apa.dia kecewa melihat hal itu.
Karena
Yoon-jae blum datang , Da-ran memutuskan untuk pergi ke rumah makan ayahnya (ahn seok hwan). Ayahnya menebak
Da-ran baru pergi menemui Yoon-jae. Ia berharap Da-ran menikah setelah lulus
ujian. Da-ran berkata ia tidak yakin bisa lulus. Ayahnya dengan tegas berkata
Da-ran harus lulus. Menjadi istri seorang dokter bukanlah alasan untuk tidak
lulus. Da-ran berkata ia sedang belajar dengan keras.
Mereka
pulang ke rumah. Choong-sik dan ibunya memperlihatkan mesin kardio (
mesin fitness).
Choong-sik berkata kamar Da-ran bisa digunakan sebagai ruang fitness setelah
Da-ran menikah.
Ayah
marah dan berkata Da-ran masih harus belajar di kamarnya. Ia menegur istrinya
yang telah membeli alat itu. Ibu Da-ran menjelaskan kalau alat itu juga bagus
untuk menurunkan berat badan dan menjaga kulit Da-ran.
melihat ayah dan ibunya yang begitu mesra Da ran hanya tersenyum lalu ibunya menceritakan kalau mereka menikah ketika ibunya berusia 19 tahun dan ayahnya 35 tahun, sama seperti aktris yoon hae young 40 tahun dan lee min jung 30 tahun.
melihat ayah dan ibunya yang begitu mesra Da ran hanya tersenyum lalu ibunya menceritakan kalau mereka menikah ketika ibunya berusia 19 tahun dan ayahnya 35 tahun, sama seperti aktris yoon hae young 40 tahun dan lee min jung 30 tahun.
Melihat
wajah Da-ran yang murung, Choong-sik berpikir hal ini ada hubungannya dengan Yoon-jae. Ia
bertanya apakah sekali-kali ia harus mengunjungi calon kakak iparnya ke rumah
sakit. Da-ran mengacungkan tinjunya, awas kalau Choong-sik pergi ke sana tanpa
sepengetahuannya.
Yoon-jae
kembali ke ruangannya. Ia melihat kotak makan malam yang ditinggalkan Da-ran
untuknya, dengan sebuah pesan tertempel di atasnya. Da-ran berkata ia pulang
dulu karena Yoon-jae kelihatannya sibuk. Ia mengingatkan kalau mereka akan
melihat perabotan bersama besok. Yoon-jae hanya mendesah . ( ?????apakah dia tidak bahagia )
Keesokan paginya paman Kyung-joon membawakan motor baru untuk Kyung-joon. Ia berkata ia mencari motor itu dengan susah payah, baru bisa membelinya untuk Kyung-joon. Kyung-joon senang , dengan sinis ia berkata pamannya tidak membelikan motor ini untuknya. Uang yang digunakan untuk membeli motor itu adalah uang warisan ibunya untuknya, jadi pamannya hanya menolong membelikannya.( jadi ibunya sudah meninggal?
Keesokan paginya paman Kyung-joon membawakan motor baru untuk Kyung-joon. Ia berkata ia mencari motor itu dengan susah payah, baru bisa membelinya untuk Kyung-joon. Kyung-joon senang , dengan sinis ia berkata pamannya tidak membelikan motor ini untuknya. Uang yang digunakan untuk membeli motor itu adalah uang warisan ibunya untuknya, jadi pamannya hanya menolong membelikannya.( jadi ibunya sudah meninggal?
paman hyuk so hanya diam saja ( dia tampak mengerikan). Paman menawarkan untuk membelikan tempat
tidur baru untuk Kyung-joon.karena tempat tidur yang di belikan ibunya sudah kekecilan
Kyung-joon
menolak tawarannya, ia tidak bisa tidur jika bukan di tempat tidur itu. Bibinya
berkata mungkin Kyung-joon tidak bisa tidur karena rumahnya terlalu besar. Ia
mengusulkan agar Kyung-joon meminta pamannya menjual rumah itu dan pindah ke
rumah yang lebih kecil.
kyung joon meno;ak dan mengatakn dia tidak akan pindah karena ibunya yang membelikan rumah ini untuknya.
Kyung-joon
pergi ke kamarnya danberbaring di tempat tidurnya.
“Big
enough, aku sudah tumbuh cukup besar,” katanya dalam hati.karna tempat tidurnya sudah terlalu kecil untuknya
Kyung-joon
pergi melihat-lihat tempat tidur baru. Sebuah tempat tidur menarik
perhatiannya. Penjual berkata tempat tidur itu tersisa satu. Kyung-joon berkata
ia akan membeli tempat tidur itu jika ia bisa tidur di atasnya
Da-ran
masuk ke toko yang sama hendak membeli tempat tidur yang selama ini ia incar.
Bisa diduga, ia memilih tempat tidur yang sama dengan Kyung-joon. Karena
Kyung-joon tidur menghadap ke arah lain, Da-ran tidak tahu kalau Kyung-joon
yang sedang mencoba tempat tidur itu.
Da-ran
mengeluh ia memilih tempat tidur itu duluan. Ia duduk di tepi tempat tidur dan
mencoba melihat apakah orang yang mencoba tempat tidur itu benar-benar tidur
Kyung-joon
menoleh. Keduanya terkejut.
Da-ran
menjelaskan ia datang ke situ untuk membeli perabotan baru bersama tunangannya.
Ia bertanya apakah Kyung-joon hendak membeli tempat tidur itu. Kyung-joon
mengaku ia masih memikirkannya.
Da-ran
menjelaskan ia datang ke situ untuk membeli perabotan baru bersama tunangannya.
Ia bertanya apakah Kyung-joon hendak membeli tempat tidur itu. Kyung-joon
mengaku ia masih memikirkannya.
“Masih
banyak tempat tidur yang bagus. Ini tidak ada apa-apanya.”
“Ini
cukup bagus.”
“Aku
telah melihat banyak perabotan akhir-akhir ini, jadi aku tahu. Bahan yang ini tidak
bagus untuk tubuh.”
“Tapi
aku tidak merasa begitu.”
“Juga
kelihatan tidak kokoh. Penopangnya terlihat lemah. Bagaimana jika kau tak
sengaja menendangnya?” Da-ran menendang tiang tempat tidur itu. Lalu
memeganginya, “HAa....a...Lihat bergoyang, kan?”
“Benarkah?”
“Coba
kau lihat bagian atasnya, tidak stabil juga.”
“Memangnya
siapa yang akan sengaja menariknya?”
“Tentu
saja ada kemungkinan seperti itu,” sahut Da-ran. Ia mempraktekkannya.
Da-ran
menarik tiang penopang atas tempat tidur itu dan akhirnya penopang nya itu rusak dan Da-ran harus membeli tempat tidur rusak itu.
Da-ran
mengajak Kyung-joon makan bersama dan bersikap sangat baik. Dengan niat Menjual tempat tidur rusak itu pada
Kyung-joon. Ia akan memberi diskon besaryaitu 50 %
Kyung soo : “Tidak.”
Da-ran
bingung
. Kyung-joon
berkata ia hanya melihat-lihat tempat tidur dan tidak berniat membeli. Da-ran
memohon agar Kyung-joon membelinya. Ia ingin tempat tidur yang baru untuk
pernikahannya.
Kyung-joon
beralasan darimana ia mendapatkan uang untuk membelinya. Da-ran mengira
Kyung-joon hendak membelinya untuk orang tuanya.
“Apa
Guru tidak melihat dataku? Aku seorang yatim piatu. Tidak ada orang tua yang
bisa kubelikan.”
“Aku
minta maaf,” Da-ran jadi tak enak hati. Ia melihat Kyung-joon dengan tatapan
simpati.
yoon jae menel;pon dan membatalkan kembali janji mereka, walau pun Da ran mengatakan tidak apa apa tapi kelihatan jelas di wajahnya kau dia sangat kecewa. kyung joon juga melihatnya dan merasa iba pada Da ran.
,
se young melihat foto da ran dan young jae yang terpampang di papan buletin dengan kesel dia mencabut foto itu dan membuangnya ke tempat sampah .
yoon jae sedang berjalan dengan para rekan nyasesama dokter bedah, se young bertanya pada young jae kenapa undangan pernikahhannya belum juga dibagikan. para dokter itu bertanya apakah undangan nya belum di cetak, tanpa mikir terlebih dahulu yoon jae langsung mengiakannya. se young yang mengetahui bahwa undangan itu sudah di cetak diam saja tanpa menanyakan kenapa young jae bebohong.
paginya da ran buru buru untuk pergi kesekolah karena tidur terlalu malam belajar untuk ujian negara nanti, dia berlari ke sekolah, kyung joon yang sedang mengendarai motor barunya dengan sengaja mencipratkan air ke Da ran dan senyum mengejek, Da ran kesal dan seorang guru disana menegur kyung joon karena melakukan hal itu dan karena tidak memakai seragam. kyung joon berkilah kalau dia belum membelinya. guru itu mengatakan dia memberinya waktu seminggu untuk membelinya. Da ran yang mendengar percakapan mereka memanggil Kyung joon ke ruang seni dan memberikan seragam padanya. Kyung joon mengomel dan berkata bahyan nya sangat lah jelek. tapi dia meresa sangat tersentuh karena Da ran memperhatikannya
Kyung berkata kenapa diamemberikannya baju itu, aku tidak pernah mengatakan kalu aku miskin, aku hanya mengatakan kalu aku anak yatim piatu. dia membuka dompetnya dan melihat ada gambar dua malykat kecil dengan tulisan miracle yang juga ada pada bukunya yoon jae
Da-ran masuk ke kelas. Ia melihat Kyung-joon telah mengenakan seragamnya. Kyung-joon juga mengeluarkan tangannya dari sakunya. Da-ran memulai pelajaran.
Seorang murid mengusulkan agar Da-ran duduk di bangku. Da-ran melihat bangkunya, ada sebuah bantal bulat dengan lubang di tengahnya. Muridnya berteriak bantal itu untuk tulang ekor Da-ran.
Mereka juga menyarankan agar Da-ran tidak menulis karena pergelangan tangannya nanti sakit lagi. Para murid itu menertawakan Da-ran.
Choong-sik akhirnya turun tangan. Ia menyuruh teman-teman sekelasnya diam.
Teman Da-ran sesama guru, Ae-kyung, menghibur Da-ran bahwa murid-murid itu hanya anak-anak jadi mereka bercanda seperti itu. Tidak usah dipedulikan. Da-ran berkata ia merasa sangat malu.
Ae-kyung berkata mengapa harus malu. Pergelangan tangan Da-ran patah tapi berhasil memegang pergelangan kaki seorang dokter dan adalah suatu keberuntungan.
Da-ran berkata bagaimana jika situasinya dibalik. Jika ia seorang dokter, apakah ia akan menikahi pria yang tak sengaja ia patahkan tangannya? Ae-kyung berkata itu adalah kesialan..
Tapi Da-ran masih merasa murung. Apalagi ketika Yoon-jae lagi-lagi membatalkan janjinya. Yoon-jae meminta maaf. Awalnya Da-ran berusaha bersikap seperti biasanya, tapi rentetan peristiwa hari ini membuatnya tak tahan lagi.
“Rumah itu akan kita tinggali bersama, seharusnya kita berdua yang melihatnya. Apakah kau begitu sibuk?” tanya Da-ran dengan suara bergetar menahan tangis.
Kyung-joon melihat Da-ran dari jauh yang sedang duduk menelpon lagi lagi dia membatalkan janjinya. walaupun daran mengatakan tidk apa apa namun diwajahnya dia sangat kecewa. Yoon-jae mendengar Da-ran terisak . Ia bertanya apakah Da-ran benar-benar baik-baik saja.
\aku tidak baik-baik saja,” Da-ran mulai menangis, “Aku sangat lelah Yoon-jae-shi, kau bilang kau merasa bersalah padaku. Kau bilang kau akan bertanggung jawab. Itulah sebabnya kau mau menikahiku, kan? Benarkah seperti itu? Apakah kau mau menikahiku karena kau merasa bersalah dan ingin bertanggungjawab? Jika tidak, apakah kau benar-benar mencintaiku? Jika kau tidak mencintaiku, tidak apa-apa kita tidak menikah.”
Da-ran menutup teleponnya dan menangis
.
Kyung Joon ada disana dan mengatakan bahwa yoon jae aalah tunangan yang tidak jelas lalu mengambil ponsel Daran dari tangannhya yang ingin menelpon Yoon Jae lagi Da ran memintanya namun dia tak mengembalikan ponselnya, Da-ran mengikut dengan Kyung-joon. Mereka naik motor ke luar kota, sebuah tempat yang memiliki pemandangan alam yang sangat indah
Da-ran berkata apa yang kau lakukan dengan menarikku ke tempat ini. Jika ia menelepon Yoon-jae dan berkata kalau ia menarik kembali perkataannya barusan maka ia akan terlihat sebagai wanita yang lemah. Ia berterima kasih pada Kyung-joon yang telah menghentikannya. Kyung-joon mengeluh mengapa ia harus menyusahkan diri sendiri dengan ikut campur masalah Da-ran.
mereka mulai bercanda dengan memperagakan puing puing ( semacam permainan) dan Kyung joon tidak mau mengiikuti Da Ran melakukannya. ( mareka sangat lucu)
Terdengar bunyi ponsel. Ternyata Yoon-jae menelepon Da-ran!
“Maaf aku telah membuatmu lelah. Kau ingin menanyaiku sesuatu, bisakah kau menanyakannya lagi?” tanya Yoon-jae.
Da-ran : “apakah kau mencintaiku?”
“Kau di mana? Mari kita bertemu. Kita bertemu dan aku akan menjawabnya,” kata Yoon-jae.
“Kau akan ke sini?” tanya Da-ran gembira.
Ia berusaha menjelaskan ia berada di mana. Mendengar itu, Kyung-joon yang mengerti situasinya lalu pergi . Ia tersenyum melihat Da-ran yang begitu bahagia.
Yoon-jae mengendarai mobilnya menuju tempat yang disebut Da-ran. Sementara Kyung-joon dalam perjalanan pulang. Jadi keduanya dari arah berlawanan. Keduanya sempat melihat sebuah bintang jatuh di langit.
Sebuah mobil mendahului mobil Yoon-jae sementara ada mobil lain dari arah berlawanan. Kecelakaan tak terelakkan. Kyung-joon dan Yoon-jae mencoba menghindari kecelakaan itu. Keduanya membanting stir. Yoon-jae sempat melihat Kyung-joon walau wajah Kyung-joon tertutup helm.
Keduanya menabrak pembatas jalan dan terjun ke sungai. Kyung-joon mulai tenggelam, sementara Yoon-jae tersadar di saat mobilnya sudah hampir tenggelam.
Yoon-jae berusaha membuka pintu tapi pintu itu sulit dibuka. Mobil tenggelam, Yoon-jae akhirnya berhasil keluar dari mobil. Ia hendak berenang ke permukaan, tapi ia melihat Kyung-joon yang semakin tenggelam. Yoon-jae memutuskan untuk kembali dan menyelamatkan Kyung-joon.
Kyung-jo on sempat membuka matanya dan melihat Yoon-jae berenang ke arahnya. Ia kembali pingsan. Yoon-jae berusaha meraih Kyung-joon.]
Keduanya berhasil diangkat dari sungai dan dilarikan ke rumah sakit. Para dokter berusaha menyelamatkan mereka tapi Yoon-jae tak bisa diselamatkan. Tubuhnya dimasukkan ke kamar mayat.
Da ran hanya bisa menangis tan tak sangup untuk berdiri
terdengar sebuah suara keras Yoon-jae terbangun di kamar mayat. Sepertinya hanya dia yang mendengar suara dentuman itu karena ia memegangi kepalanya. Yoon-jae melihat di cermin. Ia nampak bingung.
Yoon-jae melihat tangannya, tubuhnya wajahnya Yoon-jae terlihat ketakutan dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
.
Yoon-jae berjalan keluar dari kamar mayat dengan mengenakan kain putih. Ia mendengar suara tangisan dan berjalan ke arah Da-ran yang sedang menangis di lantai.
Da-ran melihat ada seseorang yang berjalan ke arahnya. Awalnya ia tak bisa melihat dengan jelas, alangkah terkejutnya ketika ia melihat Yoon-jae berjalan menghampirinya
Da-ran berdiri dan memanggil Yoon-jae. Yoon-jae berhenti begitu mendengar namanya. Da-ran memeluk Yoon-jae dan menangis lega.
Da ran menangis dan megatakan " kau masih hidup"
Yoon-jaesshi kukira sesuatu yang buruk terjadi padamu..”
yoon Jae nampak bingung dan bertanya" kau tadi memanggil aku siapa?
aku Kyung Joon teacher....
Da ran binging dan menganggap Yoon Jae sudah gila
“Aku bukan Yoon-jae-sshi…aku Kang Kyung-joon.”
Kyung-joon berlari kembali ke kamar mayat diikuti Da-ran yang kebingungan. Kyung-joon melihat mayat terbaring di kamar mayat.
jyung joon berusaha menjelaskan bahwa dia adalah Kyung joon yang berusia 18 tahun
“Yoon-jae-sshi, ada apa denganmu?”
ini aku, aku belum mati, mayat yang kau lihat itu adalah mayat seorang kakek. Da-ran menepuk tangan Kyung-joon dengan panik dan kembali menutupi mayat seorang kakek.
“Dia adalah kakek orang lain, apa yang kaulakukan?”
"kyung joon dudk lemas tidak percaya apa yang telah terjadi
Da-ran menatap “Yoon-jae” dengan cemas. Kyung-joon ingat apa yang di ajarkan Da ran pada nya dan mulai memperagakan
“Puing puing.” hahahah lucu ngt tuh mukanya
“Kau mengajariku untuk mengatakan: puing puing,” kata Kyung-joon
“Yoon-jae-sshi, aku memintamu untuk memberitahuku kalau kau mencintaiku,” kata Da-ran sedih.
“Bukan, Teacher Gil, kau mengajariku mengatakan puing puing.” hahahhaha
Kyung-joon melihat wajahnya di cermin dan bertanya-tanya apakah itu wajah tunangan gurunya. Lalu bagaimana dengan tubuhnya? Tepat saat itu, paman Kyung-joon tiba di rumah sakit dan menanyai perawat mengenai Kyung-joon.
Kyung-joon mengikuti mereka. Paman dan bibinya memanggil namanya pada tubuh yang terbaring di tempat tidur rumah sakit dan itu adalah Itu tubuhnya! Perawat berkata “Kyung-joon” koma.
Kyung-joon mendesah . Tanpa sadar ia berjalan mundur. seorang perawat sedang mendorong mayat korban kecelakaan yang berlumuran darah.
Tangan Kyung-joon tak sengaja bersentuhan dengan tangan mayat itu dan darahnya kena ke tangan Kyung-joon. Kyung-joon melihat tangannya yang berlumuran darah.
flash back: Kyung-joon sedang mencari ibunnya dan menemukan ibunya telah berbaring di jalan ia gemetar dan tangan serta wajah nya dipenuhi darah. Ia menangis dan melihat tubuh ibunya tergeletak di jalan berlumuran darah.
Peristiwa itu benar benar membuat Kyung-joon dan membuatnya trauma. Ia membersihkan noda darah di tangannya dengan bajunya sambil menangis.
Da-ran berlutut di sisi tempat tidur Kyung-joon. Kyung-joon membuka matanya. Da-ran mencoba melihat tanda-tanda bahwa pria di hadapannya adalah tunangannya. sepertinya ia mulai menyerah
“Kang Kyung-joon?”
“Ya, Ibu Guru Gil,” jawab Kyung-joon. hahahahahah
Time Slip Dr Jin Episode 4
No comments:
Post a Comment